Minggu, 06 Oktober 2013

Cerita Hot Dewasa - Dokter Sandra yang Cantik

Dokter Sandra Yang Cantik. San... hei aku jaga nich malam ini, elu jangan kirim pasien yang aneh-aneh ya, aku mau bobo, begitu pesanku ketika terdengar telepon di ujung sana diangkat.

"Udah makan belum?" suara merdu di seberang sana menyahut.

"Cie... illeee, perhatian nich", aku menyambung dan, "Bodo ach", lalu terdengar tuutt... tuuuttt... tuuut, rupanya telepon di sana sudah ditutup.

Malam ini aku dapat giliran jaga di bangsal bedah sedangkan di UGD alias Unit Gawat Darurat ada dr. Sandra yang jaga. Nah, UGD kalau sudah malam begini jadi pintu gerbang, jadi seluruh pasien akan masuk via UGD, nanti baru dibagi-bagi atau diputuskan oleh dokter jaga akan dikirim ke bagian mana para pasien yang perlu dirawat itu.
CeritaHD- Dokter Sandra yang Cantik
Syukur-syukur sih bisa ditangani langsung di UGD, jadi tidak perlu merepotkan dokter bangsal. dr. Sandra sendiri harus aku akui dia cukup terampil dan pandai juga, masih sangat muda sekitar 28 tahun, cantik menurutku, tidak terlalu tinggi sekitar 165 cm dengan bodi sedang ideal, kulitnya putih dengan rambut sebahu.

Sifatnya cukup pendiam, kalau bicara tenang seakan memberikan kesan sabar tapi yang sering rekan sejawat jumpai yaitu ketus dan judes apalagi kalau lagi moodnya jelek sekali.

Celakanya yang sering ditunjukkan, ya seperti itu. Gara-gara itu barangkali, sampai sekarang dia masih single. Cuma dengar-dengar saja belakangan ini dia lagi punya hubungan khusus dengan dr. Anton tapi aku juga tidak pasti.

Kira-kira jam 2 pagi, kamar jaga aku diketuk dengan cukup keras juga.

"Siapa?" tanyaku masih agak malas untuk bangun, sepet benar nih mata.

"Dok, ditunggu di UGD ada pasien konsul", suara dibalik pintu itu menyahut, oh suster Lena rupanya.

"Ya", sahutku sejurus kemudian.

Sampe di UGD kulihat ada beberapa pria di dalam ruang UGD dan sayup-sayup terdengar suara rintihan halus dari ranjang periksa di ujung sana, sempat kulihat sepintas seorang pria tergeletak di sana tapi belum sempat kulihat lebih jelas ketika dr. Sandra menyongsongku, "Fran, pasien ini jari telunjuk kanannya masuk ke mesin, parah, baru setengah jam sih, tensi oke, menurutku sih amputasi (dipotong, gitu maksudnya), gimana menurut elu?" demikian resume singkat yang diberikan olehnya.

"San, elu makin cantik aja", pujiku sebelum meraih status pasien yang diberikannya padaku dan ketika aku berjalan menuju ke tempat pasien itu, sebuah cubitan keras mampir di pinggangku, sambil dr. Sandra mengiringi langkahku sehingga tidak terlalu lihat apa yang dia lakukan. Sakit juga nih.

Saat kulihat, pasien itu memang parah sekali, boleh dibilang hampir putus dan yang tertinggal cuma sedikit daging dan kulit saja.

"Dok, tolong dok... jangan dipotong", pintanya kepadaku memelas.

Akhirnya aku panggil itu si Om gendut, bosnya barangkali dan seorang rekan kerjanya untuk mendekat dan aku berikan pengertian ke mereka semua.

"Siapa nama Bapak?" begitu aku memulai percakapan sambil melirik ke status untuk memastikan bahwa status yang kupegang memang punya pasien ini.

"Praptono", sahutnya lemah.

"Begini Pak Prap, saya mengerti keadaan Bapak dan saya akan berusaha untuk mempertahankan jari Bapak, namun hal ini tidak mungkin dilakukan karena yang tersisa hanya sedikit daging dan kulit saja sehingga tidak ada lagi pembuluh darah yang mengalir sampai ke ujung jari. Bila saya jahit dan sambungkan, itu hanya untuk sementara mungkin sekitar 2 - 4 hari setelah itu jari ini akan membusuk dan mau tidak mau pada akhirnya harus dibuang juga, jadi dikerjakan 2 kali. Kalau sekarang kita lakukan hanya butuh 1 kali pengerjaan dengan hasil akhir yang lebih baik, saya akan berusaha untuk seminimal mungkin membuang jaringannya dan pada penyembuhannya nanti diharapkan lebih cepat karena lukanya rapih dan tidak compang-camping seperti ini", begitu penjelasan aku pada mereka.

Kira - kira seperempat jam kubutuhkan waktu untuk meyakinkan mereka akan tindakan yang akan kita lakukan. Setelah semuanya oke, aku minta dr. Sandra untuk menyiapkan dokumennya termasuk surat persetujuan tindakan medik dan pengurusan untuk rawat inapnya, sementara aku siapkan peralatannya dibantu oleh suster-suster dinas di UGD.

"San, elu mau jadi operatornya?" tanyaku setelah semuanya siap.

"Ehm... aku jadi asisten elu aja deh", jawabnya setelah terdiam sejenak.

Entah kenapa ruangan UGD ini walaupun ber-AC tetap saja aku merasa panas sehingga butir-butir keringat yang sebesar jagung bercucuran keluar terutama dari dahi dan hidung yang mengalir hingga ke leher saat aku kerja itu. Untung Sandra mengamati hal ini dan sebagai asisten dia cepat tanggap dan berulang kali dia menyeka keringatku.

Huh... aku suka sekali waktu dia menyeka keringatku, soalnya wajahku dan wajahnya begitu dekat sehingga aku juga bisa mencium wangi tubuhnya yang begitu menggoda, lebih-lebih rambutnya yang sebahu dia gelung ke atas sehingga tampak lehernya yang putih berjenjang dan tengkuknya yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Benar-benar menggoda iman dan harapan.

Setengah jam kemudian selesai sudah tugasku, tinggal jahit untuk menutup luka yang kuserahkan pada dr. Sandra. Setelah itu kulepaskan sarung tangan sedikit terburu-buru, terus cuci tangan di wastafel yang ada dan segera masuk ke kamar jaga UGD untuk pipis.

Ini yang membuat aku tidak tahan dari tadi ingin pipis. Daripada aku mesti lari ke bangsal bedah yang cukup jauh atau keluar UGD di ujung lorong sana juga ada toilet, lebih baik aku pilih di kamar dokter jaga UGD ini, lagi pula rasanya lebih bersih.

Saat kubuka pintu toilet (hendak keluar toilet), "Ooopsss..." terdengar jeritan kecil halus dan kulihat dr. Sandra masih sibuk berusaha menutupi tubuh bagian atasnya dengan kaos yang dipegangnya.

"Ngapain lu di sini?" tanyanya ketus.

"Aku habis pipis nih, elu juga kok nggak periksa-periksa dulu terus ngapain elu buka baju?" tanyaku tak mau disalahkan begitu saja.

"Ya, udah keluar sana", suaranya sudah lebih lembut seraya bergerak ke balik pintu biar tidak kelihatan dari luar saat kubuka pintu nanti.

Ketika aku sampai di pintu, kulihat dr. Sandra tertunduk dan... ya ampun.... pundaknya yang putih halus terlihat sampai dengan ke pangkal lengannya, "San, pundak elu bagus", bisikku dekat telinganya dan semburat merah muda segera menjalar di wajahnya dan ia masih tertunduk yang menimbulkan keberanianku untuk mengecup pundaknya perlahan.

Ia tetap terdiam dan segera kulanjutkan dengan menjilat sepanjang pundaknya hingga ke pangkal leher dekat tengkuknya. Kupegang lengannya, sempat tersentuh kaos yang dipegangnya untuk menutupi bagian depan tubuhnya dan terasa agak lembab. Rupanya itu alasannya dia membuka kaosnya untuk menggantinya dengan yang baru. Berkeringat juga rupanya tadi.

Perlahan kubalikkan tubuhnya dan segera tampak punggungnya yang putih mulus, halus dan kurengkuh tubuhnya dan kembali lidahku bermain lincah di pundak dan punggungnya hingga ke tengkuknya yang ditumbuhi bulu-bulu halus dan kusapu dengan lidahku yang basah. "Aaaccch... ach..." desahnya yang pertama dan disusul dengan jeritan kecil tertahan dilontarkannya ketika kugigit urat lehernya dengan gemas dan tubuhnya sedikit mengejang kaku.

Kuraba pangkal lengannya hingga ke siku dan dengan sedikit tekanan kuusahakan untuk meluruskannya sikunya yang secara otomatis menarik kaos yang dipegangnya ikut turun ke bawah dan dari belakang pundaknya itu.

Kulihat dua buah gundukan bukit yang tidak terlalu besar tapi sangat menantang dan pada bukit yang sebelah kanan tampak tonjolannya yang masih berwarna merah dadu sedangkan yang sebelah kiri tak terlihat. Kusedot kembali urat lehernya dan ia menjerit tertahan, "Aach... ach... ssshhh", tubuhnya pun kurasakan semakin lemas oleh karena semakin berat aku menahannya.

Dengan tetap dalam dekapan, kubimbing dr. Sandra menuju ke ranjang yang ada dan perlahan kurebahkan dia, matanya masih terpejam dengan guratan nikmat terhias di senyum tipisnya, dan secara refleks tangannya bergerak menutupi buah dadanya.

Kubaringkan tubuhku sendiri di sampingnya dengan tangan kiri menyangga beban tubuh, sedangkan tangan kanan mengusap lembut alis matanya terus turun ke pangkal hidung, mengitari bibir terus turun ke bawah dagu dan berakhir di ujung liang telinganya.

Senyum tipis terus menghias wajahnya dan berakhir dengan desahan halus disertai terbukanya bibir ranum itu. "Ssshhh... acchh..." Kusentuhkan bibirku sendiri ke bibirnya dan segera kami saling berpagutan penuh nafsu. Kuteroboskan lidahku memasuki mulut dan mencari lidahnya untuk saling bergesekan kemudian kugesekan lidahku ke langit-langit mulutnya, sementara tangan kananku kembali menelusuri lekuk wajahnya, leher dan terus turun menyusuri lembah bukit, kudorong tangan kanannya ke bawah dan kukitari putingnya yang menonjol itu.

Lima sampai tujuh kali putaran dan putingnya semakin mengeras. Kulepaskan ciumanku dan kualihkan ke dagunya. Sandra memberikan leher bagian depannya dan kusapu lehernya dengan lidahku terus turun dan menyusuri tulang dadanya perlahan kutarik tangannya yang kiri yang masih menutupi bukitnya. Tampak kini dengan jelas kedua puting susunya masih berwarna merah dadu tapi yang kiri masih tenggelam dalam gundukan bukit. Feeling-ku, belum pernah ada yang menyentuh itu sebelumnya.

Kujilat tepat di area puting kirinya yang masih terpendam malu itu pada jilatan yang kelima atau keenam, aku lupa. Puting itu mulai menampakkan dirinya dengan malu-malu dan segera kutangkap dengan lidah dan kutekankan di gigi bagian atas, "Ach... ach... ach..." suara desisnya semakin menjadi dan kali ini tangannya juga mulai aktif memberikan perlawanan dengan mengusap rambut dan punggungku.

Sambil terus memainkan kedua buah payudaranya tanganku mulai menjelajah area yang baru turun ke bawah melalui jalur tengah terus dan terus menembus batas atas celana panjangnya sedikit tekanan dan kembali meluncur ke bawah menerobos karet celana dalamnya perlahan turun sedikit dan segera tersentuh bulu-bulu yang sedikit lebih kasar.

"Eeehhhm... ech..." tidak diteruskan tapi bergerak kembali naik menyusuri lipatan celana panjangnya dan sampai pada area pinggulnya dan segera kutekan dengan agak keras dan mantap, "Ach..." pekiknya kecil pendek seraya bergerak sedikit liar dan mengangkat pantat dan pinggulnya.

Segera kutekan kembali lagi pinggul ini tapi kali ini kulakukan keduanya kanan dan kiri dan, "Fran... ugh..." teriaknya tertahan. Aku kaget juga, itu kan artinya Sandra sadar siapa yang mencumbunya dan itu juga berarti dia memang memberikan kesempatan itu untukku. Matanya masih terpejam hanya-hanya kadang terbuka.

Kutarik restleting celananya dan kutarik celana itu turun. Mudah, oleh karena Sandra memang menginginkannya juga, sehingga gerakan yang dilakukannya sangat membantu. Tungkainya sangat proporsional, kencang, putih mulus, tentu dia merawatnya dengan baik juga oleh karena dia juga kan berasal dari keluarga kaya, kalau tidak salah bapaknya salah satu pejabat tinggi di bea cukai.

Kuraba paha bagian dalamnya turun ke bawah betis, terus turun hingga punggung kaki dan secara tak terduga Sandra meronta dan terduduk, dengan nafas memburu dan tersengal-sengal, "Fran..." desisnya tertelan oleh nafasnya yang masih memburu.

Kemudian ia mulai membuka kancing bajuku sedikit tergesa dan kubantunya lalu ia mulai mengecup dadaku yang bidang seraya tangannya bergerak aktif menarik retsleting celanaku dan menariknya lepas. Langsung saja aku berdiri dan melepaskan seluruh bajuku dan kuterjang Sandra sehingga ia rebah kembali dan kujilat mulai dari perutnya.

Sementara tangannya ikut mengimbangi dengan mengusap rambutku, ketika aku sampai di selangkangannya kulihat ia memakai celana berwarna dadu dan terlihat belahan tengahnya yang sedikit cekung sementara pinggirnya menonjol keluar mirip pematang sawah dan ada sedikit noda basah di tengahnya tidak terlalu luas, ada sedikit bulu hitam yang mengintip keluar dari balik celananya.

Kurapatkan tungkainya lalu kutarik celana dalamnya dan kembali kurentangkan kakinya seraya aku juga melepas celanaku. Kini kami sama berbugil, kemaluanku tegang sekali dan cukup besar untuk ukuranku. Sementara Sandra sudah mengangkang lebar tapi labia mayoranya masih tertutup rapat.

Kucoba membukanya dengan jari-jari tangan kiriku dan tampak sebuah lubang kecil sebesar kancing di tengahnya diliputi oleh semacam daging yang berwarna pucat demikian juga dindingnya tampak berwarna pucat walau lebih merah dibandingkan dengan bagian tengahnya. Gila, rupanya masih perawan.

Tak lama kulihat segera keluar cairan bening yang mengalir dari lubang itu oleh karena sudah tidak ada lagi hambatan mekanik yang menghalanginya untuk keluar dan banjir disertai baunya yang khas makin terasa tajam. Baru saat itu kujulurkan lidahku untuk mengusapnya perlahan dengan sedikit tekanan. "Eehhh... ach... ach... ehhh", desahnya berkepanjangan.

Sementara lidahku mencoba untuk membersihkannya namun banjir itu datang tak tertahankan. Aku kembali naik dan menindih tubuh Sandra, sementara kemaluanku menempel di selangkangannya dan aku sudah tidak tahan lagi kemudian aku mulai meremas payudara kanannya yang kenyal itu dengan kekuatan lemah yang makin lama makin kuat.

"Fran... ambilah..." bisiknya tertahan seraya menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sementara kakinya diangkat tinggi-tinggi. Dengan tangan kanan kuarahkan torpedoku untuk menembak dengan tepat.

Satu kali gagal rasanya melejit ke atas oleh karena licinnya cairan yang membanjir itu, dua kali masih gagal juga namun yang ketiga rasanya aku berhasil ketika tangan Sandra tiba-tiba memegang erat kedua pergelangan tanganku dengan erat dan desisnya seperti menahan sakit dengan bibir bawah yang ia gigit sendiri.

Sementara batang kejantananku rasanya mulai memasuki liang yang sempit dan membuka sesuatu lembaran, sesaat kemudian seluruh batang kemaluanku sudah tertanam dalam liang surganya dan kaki Sandra pun sudah melingkari pinggangku dengan erat dan menahanku untuk bergerak. "Tunggu", pintanya ketika aku ingin bergerak.

Beberapa saat kemudian aku mulai bergerak mengocoknya perlahan dan kaki Sandra pun sudah turun, mulanya biasa saja dan respon yang diberikan juga masih minimal, sesaat kemudian nafasnya kembali mulai memburu dan butir-butir keringat mulai tampak di dadanya, rambutnya sudah kusut basah makin mempesona dan gerakan mengocokku mulai kutingkatkan frekuensinya dan Sandra pun mulai dapat mengimbanginya.

Makin lama gerakan kami semakin seirama. Tangannya yang pada mulanya diletakkan di dadaku kini bergerak naik dan akhirnya mengusap kepala dan punggungku. "Yach... ach... eeehmm", desisnya berirama dan sesaat kemudian aku makin merasakan liang senggamanya makin sempit dan terasa makin menjempit kuat, gerakan tubuhnya makin liar.

Tangannya sudah meremas bantal dan menarik kain sprei, sementara keringatku mulai menetes membasahi tubuhnya namun yang kunikmati saat ini adalah kenikmatan yang makin meningkat dan luar biasa, lain dari yang kurasakan selama ini melalui masturbasi.

Makin cepat, cepat, cepat dan akhirnya kaki Sandra kembali mengunci punggungku dan menariknya lebih ke dalam bersamaan dengan pompaanku yang terakhir dan kami terdiam, sedetik kemudian.. "Eeeggghhh..." jeritannya tertahan bersamaan dengan mengalirnya cairan nikmat itu menjalar di sepanjang kemaluanku dan, "Crooot... crooot", memberikannya kenikmatan yang luar biasa.

Sebaliknya bagi Sandra terasa ada semprotan kuat di dalam sana dan memberikan rasa hangat yang mengalir dan berputar serasa terus menembus ke dalam tiada berujung. Selesai sudah pertempuran namun kekakuan tubuhnya masih kurasakan, demikian juga tubuhku masih kaku.

Sesaat kemudian kuraih bantal yang tersisa, kulipat jadi dua dan kuletakkan kepalaku di situ setelah sebelumnya bergeser sedikit untuk memberinya nafas agar beban tubuhku tidak menindih paru-parunya namun tetap tubuhku menindih tubuhnya. Kulihat senyum puasnya masih mengembang di bibir mungilnya dan tubuhnya terlihat mengkilap licin karena keringat kami berdua.

"Fran... thank you", sesaat kemudian, "Ehmmm... Fran aku boleh tanya?" bisiknya perlahan.

"Ya", sahutku sambil tersenyum dan menyeka keringat yang menempel di ujung hidungnya.

"Aku... gadis keberapa yang elu tidurin?" tanyanya setelah sempat terdiam sejenak. "Yang pertama", kataku meyakinkannya, namun Sandra mengerenyitkan alisnya. "Sungguh?" tanyanya untuk meyakinkan.

"Betul... keperawanan elu aku ambil tapi perjakaku juga elu yang ambil", bisikku di telinganya. Sandra tersenyum manis.

"San, thank you juga", itu kata-kata terakhirku sebelum ia tidur terlelap kelelahan dengan senyum puas masih tersungging di bibir mungilnya dan batang kemaluanku juga masih belum keluar tapi aku juga ikut terlelap.

Kamis, 22 Agustus 2013

Cerita Hot Dewasa - Dinda dan Seks Pertamanya

Nama saya Dinda. Sebenarnya itu bukan nama asli saya, tetapi nama samaran yang diberikan Arthur dalam kisahnya di Arthur: Snow, Ski & Sex. Saya ingin membagikan juga kisah saya tetapi saya menumpang saja memakai account Arthur di 17Tahun.com. Menurut orang, wajah saya cantik sekali. Mataku yang sayu sering membuat pria tergila-gila padaku. Saya sendiri tidak GR tapi saya merasa pria banyak yang ingin bersetubuh dengan saya. Saya senang saja karena pada dasarnya saya juga senang ML.

Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku. Selesai SMP tahun 1989, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan.
CeritaHD - Dinda dan Seks Pertamanya
Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Vera, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Vera. Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar.

Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Vera di Pondok Indah. Rumah Vera besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vera, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang. Di kamar Vera, dengan cueknya Vera, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya..

"Gile, jembut Dinda lebat banget"

Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu.

"Dicukur dong Dinda, enggak malu tuh sama celana dalam?" kata Angki.

"Gue belum pernah cukur jembut" jawabku.

"Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau" kata Vera.

Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vera. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vera menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya.

"Kurang pendek, Dinda. Abisin aja" kata Vera.

"Nggak berani, takut lecet" jawabku.

"Sini gue bantuin" kata Vera.

Vera lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vera membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Vera menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vera menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku. Tak terasa dalam waktu 5 menit, Vera telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku.

"Bagus kan?" kata Vera.

Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi. OK juga kerjaannya. Vera lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku.

"Dinda, elo masih perawan ya?" kata Vera.

"Iya, kok tau?"

"Vagina elo rapat banget" kata Vera.

Sekali-kali jari Vera membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Vera melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku.

"Ooh, Vera, geli ah"

Vera nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vera dan Vera menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya.

"Memek kamu wangi"

"Jangan Vera" pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat.

Vera menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Vera di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vera mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya. Dengan lembut tangan Vera membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera.

Inikah yang namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan. Tetapi nikmatnya luar biasa. Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil..

"Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?"

Vera tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang. Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Vera. Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Vera membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vera juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka.

"Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6" kata Nia.

"Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknya kontolnya gede deh" kata Angky.

"Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayangin kontol dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vera, gue kan tau Alex cowok elo" kata saya sambil tersenyum.

"Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny" kata Vera. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama.

Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vera menarik tangan saya.

"Eh Dinda, beneran nih elo sering mikirin Alex?"

"Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?" tanya saya.

"Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja" kata Vera.

"Pernah kepikiran enggak mau ML?" Vera kembali bertanya.

"Hah? Dengan siapa?" tanya saya terheran-heran.

"Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu"

"Ah gila loe Vera" jawab saya.

"Mau enggak?" desak Vera.

"Terus kamu sendiri gimana?" tanya saya dengan heran.

"Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?" kata Vera.

"Ya boleh aja deh" kata saya dengan deg-degan.

"Mau sekarang di rumahku?" kata Vera.

"Boleh"

Saya naik mobil Vera dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk. Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar. Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Vera dan Alex muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon.

"Halo Dinda" kata Alex sambil tersenyum.

Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan.

"Hayo, langsung aja. Jangan grogi" kata Vera bagaikan germo.

Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan. Saya melirik ke Vera dan saya melihat Vera sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C. Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan.

Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur. Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat kontol Alex yang besar. Selama ini saya membayangkan kontol Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri kontol Alex yang berdiri tegak di depan mukaku. Alex menyodorkan kontolnya ke muka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulum kontolnya. Rasanya tidak mungkin muat seluruh kontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batang kontol itu.

Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati kontolnya dihisap. Saya melirik ke Vera dan Vera ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Alex lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging.

Saya agak bingung karena melihat Vera bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vera kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vera di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding. Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Alex yang sedang menyetubuhi Vera dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku.

Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yang ganteng sedang sibuk ngentot dengan Vera. Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ke tubuh Vera. Tidak berapa lama, Alex menjerit dengan keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Saya melihat kontol Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur.

Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Alex dengan mata liar mendorong Vera ke samping lalu ia menghampiri diriku. Alex mengarahkan kontolnya yang masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakan kontol Alex masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saat kontol Alex yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Vera meremas lenganku untuk membantu menahan sakit.

"Aduh, tunggu dong, sakit nih" keluh saya.

Alex mengeluarkan sebentar kontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati. Kontol Alex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Alex yang sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Alex menampar pantatku.

"Kamu diam aja, enggak usah bergerak" katanya dengan galak.

"Jangan galak-galak dong, takut nih Dinda" kata Vera sambil tertawa. Saya ikut tertawa.

Vera berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Vera menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu.

Saya merasakan tangan Alex yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vera yang saya taksir berukuran 32C. Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Alex mengeluarkan kontolnya dari vaginaku dan Vera langsung menghisap kontolnya dan menelan semua air mani dari kontol Alex.

Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vera. Saya melihat kontol Alex yang masih berdiri tegak. Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti kontolnya akan lemas? Kenapa Alex tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Alex memakan semacam obat yang dapat membuat kontolnya terus tegang.

Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembali ngentot dengan Vera dalam posisi missionary. Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vera.

Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisi ngentot, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku. Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku.

Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Vera menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku. Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerima kontol Alex.

Alex kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali kontol Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku. Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alex ngentot dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari kontol Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam diriku.

Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera.

****

Itu adalah pengalaman seksku yang sangat berkesan. Bertahun-tahun kemudian saya sering horny tetapi saya harus memendam perasaan itu karena belum tahu cara melampiaskannya. Dan sekarang saya merasa senang sekali karena akhirnya bisa merasakan kenikmatan bersetubuh baik dengan pria maupun wanita. Masing-masing ternyata mempunyai kenikmatan tersendiri.

Minggu, 04 Agustus 2013

Cerita Hot Dewasa - Bergairah Melihat Isteriku Dengan Pria Lain

Bergairah Melihat Isteriku Dengan Pria Lain. Istri saya berusia saat ini 34 tahun namun kalau dilihat dari postur tubuhnya yang mungil mungkin orang akan mengira dia berusia 20 tahunan sebut saja namanya Lia(samaran).Kulit istri saya putih dan kalau keluar rumah biasa mengenakan jilbab.Maklum istri saya termasuk orang yang taat beragama.

Saya mempunyai fantasi seks melihat istri saya disetubuhi laki-laki lain.

Setiap hari saya memikirkan cara agar fantasi saya itu bisa terlaksana.Kalau diberitahukan akan hal ini pada istri saya,jelas istri saya akan menolak mentah – mentah.Namun pertengahan juli lalu saya mendapat ide,saya akan menyuruh istri saya berobat dengan alasan supaya dapat punya anak lagi, kebetulan kami baru mempunyai anak satu berumur 10 tahun.
Bergairah Melihat Isteriku Dengan Pria Lain
Pada suatu malam sehabis kami bersetubuh, saya berbincang sama istri saya sambil tiduran.

"Lia saya dapat info dari temanku kalau istrinya yang tidak pernah hamil dan bisa hamil sekarang setelah berobat ketabib", kataku memulai pembicaraan.

"Masa sih siapa tabibnya?", balas istriku.

"itulah kalau kamu mau saya akan Tanya nama tabibnya, gimana!".

"Kalau itu bisa berhasil apa salahnya kita coba". Akhirnya istri saya setuju untuk berobat. Maka besoknya aku menemui temanku yang bernama amir yang usianya sekitar 50 tahunan namun masih kuat dan doyan ngewe.

Kupilih dia karena nantinya istriku akan percaya kalau tabibnya sudah seumuran begitu.Singkat cerita kuceritakan maksudku sama temanku,mulanya dia menolak dengan alasan tidak enak sama saya namun setelah kudesak dengan alasan saya ingin punya anak maka dia akhirnya setuju.

Maka kumulailah susun rencana dari tempat dan waktunya.kupilih hari minggu agar leluasa dan kupilih tempat di wisma.

Sesuai rencana,hari minggu saya pergi ke wisma yang telah kita sepakati itu.setelah sampai di wisma tersebut, saya bertanya ke penjaga wisama tempat teman saya cek in.penjaga wisma menunjukan kamar yg saya maksud,lantas saya dan istri saya menuju kamar tersebut.

"permisi pak apa benar ini kamar praktek tabib amir?" tanyaku ke temanku setelah saya bukakan pintu kamarnya.

"oh ya betul ada yang saya bisa bantu?".

"silahkan masuk dulu".

Setelah saya dan istri saya masuk lantas saya menjalankan scenario yang telah saya dan temanku susun.

"Sekarang coba ibu baring dikasur itu nanti saya akan terapi", kata temanku menyuruh istriku tiduran di ranjang.

setelah istri diranjang mulailah temanku terapi istri saya.Sesuai rencana saya akan kekamar sebelahnya untuk melihat yang terjadi tanpa istri saya tahu.

"Maaf pak saya tinggal dulu sebentar saya mau keluar dulu beli makanan". setelah saya pamit juga sama istri saya, maka saya segera keluar kamar,  namun bukan cari makanan tapi masuk kekamar sebelahnya yang telah dipesan sebelumnya. Setelah di dalam kamar saya mengintip ke kamar dimana istri saya sedang "diterapi" lewat celah yang telah saya buat sebelumnya.

Kuperhatikan dengan seksama kejadian demi kejadian didalam kamar tersebut. Kulihat temanku lagi memegang jari kaki istri saya.

"Maaf bu bisa saya pijit semua tubuh ibu?".

"Memangnya harus dipijit seluruh tubuh ya pak?".

"iya bu memang cara pengobatan saya adalah pijit totok bu".

"Tapi ibu harus ganti baju dulu dengan kain yang telah saya sediakan yang biasa pasien saya gunakan juga". Tidak lama kemudian kulihat istriku masuk kekamar mandi, agak lama kemudian istriku keluar sudah berganti pakaian dengan kain yang dililitkan dari atas dada sampai betis.akemudian istriku baring kembali.

Tampak temanku mulai memijit seluruh tubuh istri saya dari kaki sampai ke punggungnya.Ku perhatikan perbuatan temanku itu dengan perasaan berdebar,menanti apa yang terjadi selanjutnya."Bu maaf sebelumnya,saya harus memijat  kemaluan ibu karena itu termasuk syarat penyembuhannya.saya sudah bicarakan dengan suami ibu, dan beliau tidak keberatan, tapi jika ibu keberatan juga nggak apa-apa namun terapi ini tidak dilanjutkan karena tidk akan berhasil".

Nampak kulihat istri diam, tidak lama dia berucap

"baiklah pak kalau memang itu syaratnya dan suami saya telah mengijinkan".

Kemudian kulihat temanku mulai memijit kemaluan istri saya.Mula-mula dari luar kain namun kemudian tangannya mulai masuk ke dalam kain istri saya.

Istri saya Nampak kaget namun temanku menjelaskan tentang perbuatannya semata-mata proses penyembuhan, istri saya pun diam kembali.Posisi istriku pada saat itu sudah baring terlentang.Temanku dengan remasan yang teratur mulai meremas memek istriku, kulihat mata istriku terpejam dengan napas agak memburu.Memang istriku itu kalau kupegang memeknya langsung naik nafsunya.

"Maaf bu yah boleh saya buka kainnya?".Istriku mengangguk dan mulai membuka kainnya.

DAR! Saya jadi kaget dan heran kenapa istriku yang selama ini paling tidak mau kelihatan bagian tubuhnya sama orang lain, tapi sekarang dia pasrah membuka kainnya didepan laki-laki yang baru dia kenal.apa karena dia ingin punya anak atau karena sudah nafsu atau itu akibat rayuan temanku? Ah masa bodoh yang penting aku nikmati saja, desahku.

Kini istri ku terbaring tanpa sehelai benangpun ditubuhnya.kulihat mata temanku melotot melihat tubuh istriku.

"Saya pijat yah bu teteknya supaya nanti kalau habis melahirkan air susunya banyak." Tanpa menunggua jawaban istri saya tangan temanku sudah memegang tetek istriku.

Ketika tangan temanku menyentuh teteknya, istriku terkejat entah kaget atau apalah.Lama temanku memijat memek istriku secara bersamaan membuat istriku tanpa sadar mendesah dan tangannya memegang sprei dengan kuat.sekitar 15 menitan berlalu kudengar temanku bicara.

"Bu proses hampir selesai tinggal satu tahap lagi".

"Ibu coba telepon bapak agar kesini karena syaratnya sambil saya memasukkan nanti air bertuah, Ibu harus memegang kontol".

Istriku duduk dan meraih ponselnya, tidak lama ponsel ku berbunyi. Cepat-cepat saya keluar kamar menuju luar takut istri saya tahu saya ada dikamar sebelah.

"yah haloo kenapa Lia".

"Diamana sekarang? Pak tabib nyuruh kamu kesini".

"Duh maaf aku lagi di bengkel,ban motorku pecah trus bengkelnya tidak punya stok jadi dia lagi pergi cari". jawabku berbohong.

"kira-kira masih lama?".

"sekitar 1 jam lagi".

"nanti saya bilang sama pak tabib, hati-hati dijaln". Balas istriku dan mematikan hpnya.

Saya buru kembali kekamar dan mengintip lagi.

"Wah tidak bisa bu ini mesti sekarang kalau kelamaan nantinya efeknya tidak bagus".

Kudengar temanku berbicara. Atau gini aja bu. Saya harap ibu jangan salah arti,Ibu pegang aja punya saya sebagaim penggantinya".Kata temanku sambil membuka celanana tanpa menunggu jawaban istriku. Istriku melotot ketika melihat kontol temanku keluar dalam keadaan tegang. yang dia heran pria seumur temanku masih mampu tegak dengan kokoh dan yang lebih heran istriku termasuk saya, kontol temanmu itu panjang dan besar kayak punyanya pemain BF.

Temanku memegang tanggan istriku dan mengarahkan untuk menggenggam kontolnya sambil bicara.

"Pegang ini bu dan bayangkan ini punya suami ibu".

Tanpa bicara Istriku memegang kontol temanku dengan gemetar.

Kulihat temanku kembali meremas memek istriku namun kali ini sambil memasukkan jari tangannya."oooh paaaa….k".

lenguh istriku tanpa sadar mengerang.Tanpa sadar juga istriku bukan lagi hanya memegang, tapi kini kulihat mulai mengocok pelan kontol temanku.10 menit berlalu mereka melakukan hal itu,dan tiba-tiba temanku bicara.

"Bu tolong jawab dengan jujur jangan bohong pertanyaaan saya. Ibu mersa puas selama ini dengan suami ibu?".

"tidak pak, saya jarang puas soalnya suami saya cepat keluar".

"berapa kali ibu melakukan persetibuhan dengan suami ibu?".

"tidak tentu pak, kadan hanya satu bulan sekali".

"Pantas ibu susah punya anak soalnya punya ibu didalam ini ada yang menghalang". bisik temanku sambil menusukkan jarinya kememek istriku.

"ibu mau punya anak?". tanya temanku keistriku.

"ya pak mau".Jawab istriku.

"Tapi syaratnya nih berat bu".

"apa itu pak".

"Saya mesti menjebol yang menahan di dalam vagina ibu".

"Lakukanlah pak kalau memang itu syaratnya".

"Tapi bu menjebolnya mesti pakai kontol saya,kira-kira ibu mau?".

Kulihatn istri diam sesaat berpikir.

"Lakukan pak tapi cepat yah soalnya suamiku nanti keburu datang. Kulihat teman ku mulai naik ke tempat tidur,istriku diam menanti dengan perasaan tidak menentu.Kulihat temanku mulai memegang kontolnya dan mengarahkan ke memek istriku.BLeess….. pelan-pelan kontol temanku masuk ke vagina istriku."

"ooohhh….. pak pelan pak".

Mataku melotot melihat pemandangan itu,hati bercampur aduk nafsu,cemburu dan penasaran menjadi satu.Aku lihat istriku menikmati genjotan temanku,itun terlihat dari matanya yang merem melek serta kulihat pantatnya mengikuti goyangan temanku.Kulihat lagi kini mereka saling memagut bibir sekalai-kali tangan temanku meremas tetek istriku.Hampir setengah jam mereka bergelut dengan posisi yang berganti.

Kadang istriku diatas kadang gaya anjing mereka lakuakn sampai akhirnya.

"aaaahh…h pak aku mau keeellluuuaaarrrrrrr………." Erang istriku.

"kontolmu enak pak terrrr…uuuu….sssssss aaaa….hhhh……erang lagi istriku." Kau juga bu mau keluuuuuuu…aaaaaaa…rrr. .CRooot  …croooot Akhirnya merekan sama – sama mencapai klimaks secara bersamaan.

Aku keluar dari kamar sebelah dan menuju keluar.Aku duduk didepan wisma sambil merokok untuk menunggu mereka selesai.Sekitar 5 menit kemudian aku telpon istri ku bahwa aku sudah seelsai dibengkel dan kembali ke wisma.

Itulah pengalaman pertama melihat istriku di setubuhi laki – laki lain, sejak itu aku ingin kembali mengulangnya namun dengan pria lain.

Senin, 08 April 2013

Cerita Hot Dewasa - Aku, Isteri dan Mantan Pacarku

Cerita Hot Dewasa - Aku, Isteri dan Mantan Pacarku. Cerita ini aku alami waktu berlibur di kota S bersama istriku. Saat itu aku ketemu mantanku waktu kerja di kota itu. Namanya Maya, sebut saja demikian. Aku dan istriku waktu itu menginap di hotel 'S', kami berdua sudah hampir 3 hari menginap untuk sedikit refresing dari kota J. Selama ini aku mendengar Maya hidup sendiri, dia sudah putus sama yang katanya calon suami waktu dulu dikenalkan denganku, dan dia katanya sekarang adalah biseks (moga-moga bukan begitu yang aku dengar).

Hari keempat setelah usai makan malam, aku dan istriku mulai iseng seperti biasa suami istri saling cium, saling hisap walaupun dengan pakaian setengah telanjang, namun gairah kami berdua tidak ada habis-habisnya (maklum tiap hari pikiran ini dipenuhi pekerjaan kantor, jadi wajar kalau tiap hari waktu liburan kami senantiasa berhubungan). Kata teman-temanku aku punya libido seks yang tinggi, makanya istriku kadang-kadang tidak kuat meladeni diriku di ranjang.

Tengah asyik-asyiknya kami penetrasi pintu kamar hotelku diketuk, aku langsung beranjak tanpa mempedulikan istriku yang sudah ngos-ngosan tidak karuan. Betapa terkejutnya aku waktu kubuka pintu, sesosok badan yag anggun berdiri di depanku dengan celana jeans ketat dan kaos putih ketat terawang. Aku hampir terpesona "Maya.." kataku setengah gugup. "Ayo masuk," pintaku, tanpa sadar aku sudah setengah telanjang (walau hanya memakai celana pendek waktu itu).
Aku, Isteri dan Mantan Pacarku
Dia mengikutiku masuk ruangan hotel, istriku pun tengah rebahan dan hanya ditutup oleh selimut hotel.

"Ini Maya, Mah kenalin," mereka pun saling berjabat tangan.

"Oh, kalian sedang asyik yah, maaf kalo aku mengganggu?" kata Maya kemudian.

Kami pun agak kikuk, namun Maya dengan santai pun berkata,

"Lanjutin aja, cueklah kalian kan sudah suami istri, ayo lanjutin aja!"

Aku dan istriku heran melihat hal itu, namun dengan sedikit kikuk tanpa aku pikirkan siapa dia, aku mulai lagi penetrasi dengan istriku (walaupun agak canggung). Kulumat bibir istriku, turun ke bawah di antara dua payudara nan indah yang kumiliki selama ini (ukurannya sih 34B) kujilat-kugigit puting susu istriku, dengan terpejam istriku mendesah, "Aaahh.. aahh.." dia pun tidak memperdulikan sekelilingnya juga termasuk Maya.

Mulutku mulai turun ke arah di lubang kemaluan istriku dengan tangan kanan dan kiri meremas-remas kedua payudaranya. Kujilati lubang kemaluan istriku, dia pun mulai bergoyang-goyang. "Mas.. itilnya.. aahh enak.. Mas.. terus.." Aku sempat melirik Maya, dia pun melihat adegan kami berdua seakan-akan ingin ikut menikmatinya.

"Mas, ayo mulai.. aku.. udah nggak.. kuat.. nih.." lalu penisku yang sudah mulai tegak berdiri mulai masuk ke lubang vagina istriku, "Bleess.. sleepp.." begitu berulang-ulang, tiba-tiba tanpa aku sadari Maya sudah melepas semua penutup tubuhnya, dia beranjak dari tempat duduk dan mendekati istriku, dilumatnya bibir mungil istriku. Edan! pikirku, namun ini memang pengalaman baru bagi kami berdua dan lebih ada variasinya. Istriku pun ternyata membalas ciuman Maya dengan bergairah, tangan Maya pun asyik memainkan puting susu istriku.

Hampir satu jam aku naik-turun di tubuh istriku, dan tubuh istriku mulai mengejang "Mas.. aku.. ke.. lu.. aagghh.." Tubuh istriku tergeletak lemas di ranjang, Maya tahu kalau aku belum sampai puncak, ditariknya diriku agar duduk di tepi ranjang, dengan penis yang masih tegak dan basah oleh sperma istriku. Maya mulai menjilati penisku dengan bergairah, "Enak Mas cairan istrimu ini," katanya.

Istriku yang melihat hal itu hanya senyum-senyum penuh arti, Maya masih dengan bergairah mengulum-ulum penisku yang panjang dan besar itu, "May, aku pengen.." Dia tahu apa yang kuminta, tanpa bertanya pada istriku Maya naik di antara kedua kaki, rupanya lubang kemaluannya sudah basah melihat adeganku dan istriku tadi.

Lalu "Bleess.." penisku sudah masuk ke vagina Maya. Istriku melihat itu hanya terdiam, namun kemudian dia bangkit dan mendorongku sehingga aku di posisi terlentang di ranjang. Ia mulai naik ke tubuhku dengan posisi lubang vaginanya tepat di atas kepalaku. "Jilati Mas.." pintanya manja. Aku mulai menjilati lubang kemaluan istriku dan klitorisnya yang indah itu, istriku dengan posisi itu ternyata lebih bisa menikmati dengan Maya, mereka saling berciuman dan posisi Maya pun naik-turun di atas penisku.

Istriku dengan bergairah melumat kedua puting payudara indah milik Maya, setelah setengah jam tubuh Maya mengejang, "Mas.. aku.. mau.. ke.. aahh.." cairan panas menerpa penisku, begitu pula aku sudah ingin mencapai puncak dan tak tahan lagi spermaku tumpah di dalam lubang vagina Maya. Maya kemudian beringsut dari tempat tidur, dia berjalan ke arah tas yang ia bawa tadi, lalu mengeluarkan sebuah benda coklat panjang dengan tali melingkar, itukah yang dinakan "dildo", aku dan istriku baru tahu waktu itu.

Maya mulai mengenakan dildonya, persis seperti laki-laki, dia berjalan ke arah istriku yang sejak tadi rebahan di sampingku. Maya mulai beraksi, dia menciumi istriku dengan bergairah, melumat puting susu istriku yang tegak, turun ke vaginanya, dijilatinya dengan puas, klitorisnya dimainkan dengan ujung lidahnya, istriku tak tahan dia mendesah-desah kenikmatan.

"May.. terus.." Maya kemudian melepas vagina istriku yang tadi dijilat dan digigitnya, dia naik di atas tubuh istriku, lalu tangannya membimbing dildo yang dia pakai tepat di atas lubang vagina istriku, dengan sekali tekan masuklah dildo itu, "Aauugghh.." teriak istriku. "Enak Mas.. lebih enak dari punyamu.." katanya, aku hanya tersenyum.

Maya seakan bergairah sekali dalam permainan itu, seakan-akan dia seorang laki-laki yang sedang menyetubuhi wanita, istriku pun menikmatinya. Aku sudah tidak tahan melihat adegan itu, tanpa minta ijin dulu dengan posisi membelakangi Maya aku melihat warna merah indah vagina milik Maya terpampang di depanku. Dengan sekali genjot penisku sudah masuk ke lubang itu, "Bleess.." Mata Maya sampai terpejam-pejam menikmati itu.

Setelah beberapa lama tubuh istriku tampak mengejang dan, "Ahh.. May.. sayang.." Dia lemas untuk kedua kalinya. Maya tiba-tiba menahanku, sehingga aku terdiam, dia bangkit berdiri dari posisi di atas istriku, dia mendorongku ke tempat tidur, dia melepas dildonya dan naik ke tubuhku, dia mulai lagi dengan posisi seperti awal tadi, wow nikmat sekali.

Istriku bangkit dari ranjang, dia iseng mengenakan dildo yang dikenakan Maya tadi, lalu berjalan membelakangi Maya, istriku melihat dengan indah pantat Maya yang putih mulus dan halus itu. Dibelainya dengan lembut, dia mendorong tubuh Maya sehingga terjerambab, dengan posisi itu kami dapat saling berciuman dengan bergairah.

Istriku lalu mengambil posisi, dengan perlahan-lahan dia memasukkan dildonya di dubur Maya (dia ingin anal seks rupanya dengan Maya), dengan gerakan lembut dildo itu masuk ke dubur Maya, Maya pun berteriak, "Aagghh sa.. kit.." istriku pun berhenti sebentar, lalu dengan gerakan maju-mundur secara pelan dildo itu akhirnya lancar masuk ke dubur Maya. Mata Maya pun sampai terpejam-pejam, "Mas.. aku.. udah.. nggakk.. ku.. at.. la.." kembali cairan panas menyerang penisku.

Istriku sudah berhenti memainkan dildonya takut Maya menderita sakit. Tubuh Maya terbaring di ranjang sebelahku, istriku yang nafsunya masih menggebu langsung menyerangku, dia dengan posisi seperti Maya tadi mulai naik-turun dan tanganku pun tak ketinggalan memilin kedua puting susunya.

Setelah hampir satu jam kami bergumul, akhirnya klimaks kami berdua sama-sama mengeluarkan cairan di dalam satu lubang. Istriku kemudian beringsut, dia ingin mengulum penisku yang masih tegak berdiri dan basah oleh cairan kami berdua, Maya pun tak ketinggalan ikut mengulum-ngulum penisku. Betapa nikmatnya malam ini, pikirku.

Akhirnya kami bertiga tertidur karena kecapaian dengan senyum penuh arti semoga permainan ini dapat kami teruskan dengan didasari rasa sayang bukan karena nafsu semata di antara kami bertiga.

Sabtu, 06 April 2013

Cerita Hot Dewasa - Memperkosa Adik Kelasku

Cerita Hot Dewasa - Memperkosa Adik Kelasku. Aku duduk di kelas 3 SMU saat ini. Namaku Nia, lengkapnya Lavenia, aku sangat terkenal di sekolah, teman-teman kagum akan kecantikanku, apalagi cowok-cowok, yang sering mengusilli aku dengan menggoda, aku sih cuek saja, soalnya aku juga senang sih. Aku punya sebuah "geng" di sekolah, Manda dan Lea adalah teman-teman dekatku. Kemanapun aku pergi mereka seperti biasanya selalu ada.

Tahun ajaran baru kali ini sudah tiba, banyak adik-adik kelas baru yang baru masuk kelas 1. Sherry Andhina, nama gadis itu, ia baru duduk di kelas 1, tetapi ia sudah terkenal di sekolah ini. Bahkan ia bisa menyaingiku. Memang dia cantik, lebih cantik dari aku, kulitnya putih bersih terawat, dengan wajah agak kebule-bulean dan rambut sebahu, tubuhnya juga bagus, sintal, dan sexy. Baru 2 bulan bersekolah, nama Sherry sering jadi bahan pembicaraan cowok-cowok kelas 3 di kantin, ada yang naksir berat, bahkan kadang-kadang mereka suka berbagi fantasi seks mereka tentang Shery. Sherry tidak seperti aku, ia gadis pendiam yang nggak banyak tingkah. Mungkin itu yang membuat kaum cowok tergila-gila padanya.
CeritaHD - Memperkosa Adik Kelasku
Semakin hari Sherry semakin terkenal, keegoisanku muncul ketika kini aku bukan lagi jadi bahan pembicaraan cowok-cowok. Kekesalanku pun memuncak kepada Sherry, akhirnya aku, Manda dan Lea merencanakan sesuatu, sesuatu untuk Sherry. Seperti aku, Sherry juga anggota cheerleaders sekolah, siang itu aku menjalankan rencanaku, aku bohongi Sherry untuk tidak langsung pulang sekolah nantinya, karena akan ada latihan cheers yang mendadak, ia menolak, namun dengan segala upaya aku membujuknya sampai ia mau.

Sore itu, sekolah sudah sepi, tersisa aku, Manda, Lea, Sherry dan 4 orang penjaga sekolah. Aku pun mulai menjalankan rencana ku.

"Kak, sampai kapan Sherry mesti nunggu disini?"

"Udah tunggu aja, sebentar lagi!!"

Sherry mulai kelihatan cemas, ia mulai curiga terhadapku.

"Sudah beres Non" Tejo si penjaga sekolah melapor padaku.

"Oke" jawabku.

Rencana ini sudah kusiapkan dengan matang, sampai aku membayar 4 penjaga sekolah untuk mau bekerja sama denganku, bukan hal yang berat bagiku, aku anak orang kaya.

"Ya udah, ikut gue sekarang!!" perintahku untuk Sherry.

Dengan ragu-ragu, Sherry mengikuti aku, Lea dan Manda. Kubawa ia ke ruang olahraga sekolah, tempat dimana kita biasa latihan cheerleaders.

Sherry menangis karena bentakan dari aku, Manda dan Lea, ia terlihat ketakutan, tetapi kami terus menekannya secara psikologis, sampai ia menagis.

"Sherry salah apa Kak?" ia menangis terisak-isak.

"Lo baru masuk sekolah 2 bulan aja udah banyak lagak, lo mau nyaingin kita-kita yang senior? hormatin dong!!" bentakku

"Nggak kok Kak, Sherry nggak begitu"

"Nggak apaan? Nggak usah ngebantah deh, Lo mau nyaingin kita-kita kan?!" Lea menambahkan bentakanku.

Setelah puas membentak-bentak Sherry, aku memberi tanda kepada Manda. Tak lama kemudian 4 penjaga sekolah yang sudah kuajak bekerjasama itu masuk ke ruang olahraga, mereka adalah Tejo, Andre, Lodi dan Seto. Dari tadi mereka sudah kusuruh menuggu di luar. Sherry saat itu terkejut dan sangat ketakutan.

"He.. he.. he.. ini dia Non Sherry yang ngetop itu" Seto berujar sambil tersenyum menyeringai.

"Cantik banget, sexy lagi.." tambah tejo.

Sherry gemetaran ia terlihat sangat takut.

"Sikat aja tuh!!" perintahku pada 4 pria itu.

"Oke, sip bos!! He.. he.. he.." Tejo menyeringai.

Manda yang dari tadi diam mulai menyiapkan sebuah kamera handycam yang memang bagian dari rencanaku. Seto mencengkram tangan kanan Sherry, sementara Lodi mencengkram tangan kirinya. Tubuh Sherry mereka seret ke atas sebuah meja sekolah. Sherry terlihat sangat ketakutan ia pun menangis sambil menjerit-jerit minta tolong.

"Gue duluan ya" Tejo mendekati Sherry.

Aku hanya tersenyum melihat keadaan Sherry sekarang, aku puas melihat ia ketakutan.

"Mau apa Pak? Tolong saya, ampun Pak?" Sherry memohon ampun.

Tapi Tejo sudah tidak perduli lagi dengan permohonan Sherry, ia sudah dibakar oleh nafsu. Perlahan Tejo mendaratkan tangannya menyentuh payudara Sherry, Sherry menjerit ketakutan. Tanpa menghiraukan teriakan Sherry, Tejo meremas-remas payudara Sherry perlahan-lahan.

"Yang kenceng Jo!!" perintahku.

Tejo mengeraskan cengkramannya di buah dada Sherry. Sherry berteriak, ia nampak kesakitan, dan aku pun sangat menikmati ekspresi wajah Sherry saat itu. Dipenuhi nafsu yang membara, Tejo membuka seragam SMU sherry kancing demi kancing sampai payudara Sherry yang tertutup BH terlihat.

"Gila!! Seksi banget nih toket, putih banget!!" sahut Tejo sambil tertawa gembira.

Perlahan Tejo menyentuh kulit payudara Sherry, Sherry pun terlihat gemetaran.

"Tolong jangan Pak!!" sahut Sherry memelas.

Seluruh orang di ruangan ini sudah tidak sabar lagi menyuruh Tejo menanggalkan penutup payudara Sherry itu. Tejo pun akhirnya melepas BH yang menutupi keindahan payudara Sherry itu. Aku tergelak menahan ludah, payudara Sherry indah sekali, mulus, bersih dengan puting yang merah muda merekah, seksi sekali pikirku.

"Abisin aja Pak!!" Lea meminta Tejo dengan wajah cemburu, ia sepertinya iri pada keindahan payudara Sherry.

"Ok Sherry sayang, tenang aja ya? Nggak sakit kok, dijamin nikmat deh.." Tejo berseloroh, ia terlihat bernafsu sekali seperti halnya Lodi dan Seto yang masih memegangi tangan Sherry supaya ia tidak melawan, sementara Andre berdiri dibelakangku sambil memperhatikan dengan nafsunya.

"Jangan Pak!! ampun Kak!! tolong Sherry.." Sherry memohon dengan wajah pasrah, namun aku tidak perduli.

Sama sepertiku, Tejo juga tidak perduli dengan permintaan Sherry. Tejo mulai memainkan tangannya di payudara Sherry, ia mulai meremas perlahan-lahan sambil sesekali mengelus dan menekan-nekan puting payudara Sherry dengan jarinya. Lodi dan Seto tidak ketinggalan, mereka menikmati mulusnya kulit lengan Sherry dengan mengelusnya dan terkadang mencium dan menjilatinya, aku pun mulai merasa panas.

"Ah.. cukup Pak.. ampun Kak.." Sherry mulai mendesah.

Tejo kian bernafsu, ia memutar-mutar jarinya di sekitar puting payudara Sherry, akupun bisa membayangkan apa yang dirasakan Sherry ketika bagian sensitifnya dirangsang, ia pasti merasa kenikmatan.

Melihat suasana yang panas itu, Andre akhirnya turun tangan, pria hitam bertubuh gendut itu maju mendekati Sherry. Andre dan Tejo saling berbagi payudara Sherry, kiri dan kanan, dengan nafsu mereka mulai memainkan lidah mereka menyapu kulit payudara Sherry dan menjalar dengan liar di sekitar puting payudara Sherry, kadang mereka melakukan hisapan dan gigitan kecil di puting payudara Sherry. Sherry mendesah sambil ketakutan, terlihat ia baru pertama kali diperlakukan seperti itu. Manda pun beraksi merekam seluruh kejadian yang menimpa payudara Sherry dengan seksama melalui handy cam-nya.

Tejo menurunkan ciuman dan jilatannya ke perut Sherry yang juga indah dan mulus, aku cukup terkejut melihat pusar Sherry yang ditindik itu, terlihat seksi. Setelah puas mencium dan menjilati daerah pusar Shery. Tejo berhenti dan menyuruh Andre yang sedang menikmati puting payudara Sherry berhenti. Tejo lalu mulai menyingkap rok sekolah Sherry, sambil mengelus paha Sherry. Ia memainkan jarinya menelusuri halusnya paha Sherry yang mulus dan putih itu. Tangan Tejo perlahan naik menyentuh selangkangan Sherry yang ditutup celana dalam pink itu.

"Jangan Pak!! Ampun!!" Sherry memohon pada Tejo. Andre pun ikut mendekat ke Tejo.

"Wah, Celana dalam Non Sherry lucu sekali.." ejek Andre.

Tejo yang sudah sangat nafsu perlahan membuka celana dalam Sherry. Tak berapa lama kemudian, Celana dalam itu sudah terlepas dari tempatnya.

"Wow Non Sherry!! Vaginanya indah banget!!" Tejo tampak bersemangat.

Vagina Sherry memang terlihat terawat, daerah selangkangannya putih, bersih, dan Sherry sepertinya tidak suka dengan rambut-rambut yang tumbuh di sekitar vaginanya, ia membiarkan vaginanya tertampang mulus tanpa rambut kemaluan. Perlahan tangan Tejo dan Andre menjelajahi paha, dan sekitar selangkangan Sherry. Sherry hanya bisa menggeliat kesana kemari menghadapi rangsangan itu.

Tak lama kemudian tangan Tejo dan Andre, tiba di bagian vital Sherry. Dengan nafsu membara, Andre membuka bibir vagina Sherry, sementara Tejo memasukkan jarinya kedalam liang vagina Sherry. Perlahan jari tangan Tejo menyolok-nyolok vagina Sherry, dan makin lama gerakannya makin cepat. Tubuh Sherry nampak menegang, sambil mendongakkan wajahnya, Sherry mendesah perlahan.

Tejo dengan pandai memainkan kecepatan jarinya menyolok-nyolok vagina Sherry, sementara aku dan teman-temanku memperhatikan kejadian itu. Setelah hampir 2 menit jari Tejo menembus liang vagina Sherry, dari bibir vagina Sherry kulihat cairan kewanitaan yang keluar, rupanya Sherry terangsang.

"Wah Non, terangsang nih? Enak ya? Mau lebih cepat?"

"Jangan Pak, tolong!!" Sherry memohon.

Tejo tidak mempedulikan permohonan Sherry, Jarinya keluar masuk vagina Sherry dengan cepat.

"Ahh.. stop Pak!! Tolong..!" Sherry kelihatan sangat terangsang, namun ia berusaha melawan.

"Ahh..!" Sherry vaginiak pelan, sepertinya ia hampir mencapai orgasme sambil menahan kesakitan di lubang vaginanya.

"Payah lo!! Baru segitu aja udah mau orgasme.. cuih.. " aku meledek Sherry, aku membayangkan jika aku dalam posisi Sherry, pasti aku akan lebih lama lagi orgasme.

"Dasar perek amatir, baru gitu aja udah mau orgasme!!" Lea ikut mengejek.

Tejo menghentikan jarinya yang menyolok-nyolok vagina Sherry, nampaknya ia belum mau Sherry mencapai puncaknya. Namun aku sudah tak sabar, dendam di dadaku terus membara ingin mempermalukan Sherry. Kutarik jari Tejo keluar dari vagina Sherry, lalu kudorong tubuhnya menjauhi Sherry.

"Lho Non.. saya belum puas nih.." Tejo terlihat bingung.

"Sabar dulu!! Nanti lo dapat giliran lagi!!" bentakku pada Tejo.

Saat kulihat Sherry dihadapanku, nafsu dan amarahku membara. Aku tak tahan lagi, kujongkokkan tubuhku hingga wajahku tepat menghadap vagina Sherry. Tertampang jelas keindahan vagina Sherry di mataku, bibir vaginanya yang memerah karena gesekan jari Tejo dan cairan yang membasahi sekitar selangkangannya membuat aku menahan ludah. Perlahan kudekatkan wajahku ke vagina Sherry, dan kucium harum vagina Sherry, Ia terlihat sangat merawat daerah vitalnya ini. Dengan penuh nafsu dan dendam, perlahan kubasuh vaginanya dengan lidahku.

Semua yang ada disitu spontan terkejut, dan Sherry terlihat sangat kaget.

"Waduuh.. Non Nia ternyata juga mau ngerasain vagina Non Sherry ya?" Andre berseloroh meledek.

"Bilang dong Non dari tadi, kalo gini saya malah jadi tambah horni nih.." Tejo menimpali.

Aku tak perduli dengan ledekan Tejo dan Andre, yang kupikirkan hanya satu, aku ingin membuat Sherry malu di tanganku.

"Aaah.. Kak.. mau apa Kak? Jangan Kak.." Sherry mulai merasa terangsang lagi, perlahan kurasa otot selangkangannya menegang. Kubasuh vagina Sherry dengan jilatan lidahku, dan kujalari daerah selangkangannya dengan ciuman dan jilatan erotis. Kutelusuri bibir vagina Sherry dengan lidahku, sambil kubuka liang vaginanya dengan jariku supaya lidahku dengan leluasa menjalar di daerah sensitifnya.

Tak berapa lama kutemukan klitoris Sherry, perlahan kujilat dan kuberi dia hisapan-hisapan kecil dari mulutku. Semua laki-laki yang ada diruangan ini kurasa sangat beruntung menyaksikan dua bunga sekolah ini terlibat aktivitas seksual.

"Ahh.. ah.. ah.." Sherry tak sanggup berkata-kata lagi, ia hanya bisa berteriak kecil merasakan rangsangan di klitorisnya. Perlahan tubuh Sherry menggelinjang kesana kemari, keringatnya makin deras membasahi tubuh dan seragam sekolahnya. Sampai akhirnya kurasakan vagina Sherry memuncratkan cairan-cairan kewanitaan yang menggairahkan membasahi mulutku, tanpa kusadari akupun terangsang dan menghirup cairan kewanitaan Sherry dalam-dalam.

Hampir 5 menit kunikmati vagina Sherry, daerah selangkangannya sudah sangat basah, sama seperti tubuhnya yang dibanjiri keringat. Sherry hanya bisa mendesah pasrah sambil menikmati rangsanganku. Tak berapa lama, kurasa otot vaginanya menegang, Sherry agak terhentak, lalu kedua tangannya tiba-tiba mencengkram pundakku, ia hampir mencapai puncak. Saat itu pula kuhentikan jilatanku, lalu menarik nafas istirahat. Sherry terkulai lemas, tubuhnya tergeletak tak berdaya diatas meja sambil perlahan mencoba mengumpulkan nafas. Tejo, Seto, Lodi dan Andre hanya bisa terpaku menatap aku dan Sherry, sementara Lea dan Manda terlihat puas melihat "siksaan"ku terhadap Sherry. Aku berdiri setelah istirahat sejenak.

"Gilaa!! Non Nia hebat!! Saya jadi horni banget nih lihat cewek lesbian kayak gitu" Seto angkat bicara.

Kutatap Sherry yang terkulai lemas dengan pandangan nafsu dan dendam.

Kulebarkan kedua kaki Sherry sampai ia mengangkang. Kutarik pinggulnya sampai sisi meja. Kali ini akan aku buat ia orgasme. Kutanggalkan rok sekolahku lalu kulepas celana dalamku. Semua pria yang ada disitu tergelak menahan ludah, menanti kejadian selanjutnya. Kubuka seragam sekolahku karena udara sudah sangat panas, sambil kutanggalkan BH-ku, begitu juga dengan Sherry, kubuat ia telanjang bulat.

Posisi kaki Sherry yang mengangkang membuat vaginanya melebar, membuka bibir vaginanya, dan itu membuatku terangsang. Kuangkat kaki kiriku keatas meja, lalu kudekatkan selangkanganku ke selangkangan Sherry. Posisi tubuhku dan Sherry Seperti dua gunting yang berhimpitan pada pangkalnya. Dengan nafsu yang membara kugesekkan vaginaku dengan vagina Sherry yang masih terkulai lemas itu.

"Hmm.. aah.. cukup Kak.. aah.." Sherry mendesah memohon padaku.

Tanpa perduli pada Sherry, aku yang sudah dibakar nafsu terus melaju. Sementara Pria-pria yang ada disana mulai mengeluarkan kemaluan mereka kemudian melakukan onani sambil menyaksikan aku dan Sherry. Semakin lama semakin kupercepat gesekkan vaginaku, sambil kulihat wajah Sherry yang cantik itu dengan nafas memburu, membuatku kian terangsang. Tubuhku dan Sherry bergerak seirama, kurasakan keringat mengucur dari tubuhku, serta vaginaku kian basah oleh cairan kewanitaanku yang bercampur dengan cairan kewanitaan Sherry. Selama hampir 5 menit kupacu tubuh Sherry, dan tiap detik pun kurasakan kenikmatan dan rasa dendam yang terbayar.

Di tengah deru nafasku yang saling memacu dengan nafas Sherry, tiba-tiba kumerasa sesosok tubuh besar memelukku dari belakang. Ternyata itu Andre, pria hitam bertubuh gendut itu sudah telanjang bulat dan memeluk tubuhku sambil memainkan jemarinya di puting payudaraku.

"Saya juga ikutan ya Non Nia? Habis Non Nia bener-bener hot sih" permintaan Andre kuturuti tanpa menjawab, sebab jarinya yang memilin puting payudaraku semakin membuat aku berenang dalam lautan kenikmatan.

Kulirik Sherry yang menarik nafas terengah-engah dan kulihat tubuhnya mulai menggelinjang merasakan kenikmatan. Kupercepat gerakanku, sambil mencoba untuk mengatur nafas, tiba-tiba sebuah benda kurasa menyentuh pantatku lalu menelusup diantara belahannya. Aku mendengar Andre melenguh, ternyata benda itu adalah penisnya yang menegang dan berusaha meyodok lubang anusku.

"Non Nia, saya nggak tahan lagi nih.." permintaan Andre kupenuhi, kubiarkan penisnya masuk ke lubang anusku.

Dengan sedikit hentakan, penis Andre menerobos masuk anusku. Kurasakan benda itu berukuran besar, memenuhi lubang anusku.

"Aaah.. lobang Non Nia masih rapet banget nih.." Andre mencoba menekan pinggulnya untuk memasukkan seluruh batang penisnya. Sambil terus kupacu tubuh Sherry, Andre juga mulai memompa penisnya di lubang anusku. Tak berhenti, Andre menjelajahi bagian atas tubuhku dengan tangannya.

Kejadian ini berlangsung hampir 7 menit sebelum, Sherry berteriak kencang memperoleh puncak kenikmatannya. Tak berapa lama kemudian giliranku dan Andre yang mencapai orgasme bersamaan, ditandai semburan spermanya di lubang anusku. Aku sangat lelah, tubuhku basah oleh keringat, namun aku sangat puas, puas karena dendamku terbayar dan puas atas kenikmatan yang kuperoleh tadi. Kubiarkan Sherry beristirahat selama kurang lebih 5 menit, sampai akhirnya "penyiksaan" ini dimulai lagi.

Aku duduk menjauh dari Sherry, kali ini kuputuskan menjadi penonton saja. Tongkat komando kini dipegang Lea, ia kini yang memerintah semua yang ada disitu. Tejo, Lodi dan Seto mendekati tubuh Sherry yang tergeletak tak berdaya. Lea memberi tanda pada Seto yang dijawab dengan anggukan kepalanya. Seto memegang pinggul Sherry yang lemas itu kemudian memutar tubuhnya. Posisi Sherry kini telungkup dengan memperlihatkan bulatan pantatnya yang padat berisi.

"Nah, Non Sherry siap-siap ya!" Seto berujar sambil mengangkat pinggul Sherry sampai ia dalam posisi menungging. Sherry cuma bisa menunggu siksaan apa lagi yang akan diterimanya dengan pasrah. Meski tubuh Sherry tampak lemas, ia masih saja menggairahkan. Seketika saja Sherry mendesah pelan, Seto dengan nafsunya meremas bongkahan pantat Sherry sambil mengelusnya.

"Hajar aja!!" perintah Lea.

Setelah mendengar perintah Lea, Seto yang sudah menunggu dari tadi langsung melesakkan penisnya yang menegang itu ke lubang vagina Sherry. Wajah Sherry terlihat terkejut sambil menahan sakit. Ukuran penis Seto yang besar memaksa masuk ke lubang vagina Sherry yang rapat itu. Sherry berteriak tiap kali Seto mendorong penisnya masuk.

"Vagina Non Sherry rapet banget nih, aahh.." Seto berkata sambil mendorong penisnya lagi memasuki vagina Sherry.

Setelah seluruh penis Seto masuk dalam lubang vagina Sherry, seto berhenti sejenak, ia membiarkan Sherry mengambil nafas sejenak. Namun Seto tidak membiarkan Sherry berlama-lama, perlahan-lahan ia mulai memompa penisnya didalam vagina Sherry. Gerakan Seto makin cepat, deru nafas Sherry dan Seto terdengar keras dibarengi gerakan mereka yang seirama. Sambil terus memompa penisnya, Seto memainkan tangannya menjelajahi pantat dan pinggul Sherry yang basah oleh keringat. Sekali lagi Lea memberi tanda, Seto mempercepat lagi gerakannya, membuat tubuh Sherry bergerak kian liar. Tejo maju menghampiri Sherry, ia berdiri di depan wajahnya. Tejo mengangkat tubuh Sherry sampai ia dalam posisi merangkak.

"Aaah.. cukup Pak.. ah.." Sherry memohon pada Tejo.

Dengan senyum mengejek Tejo memaksa Sherry membuka mulutnya. Dengan nafsu yang membara ia memaksa penisnya masuk ke bibir mungil Sherry.

"Ayo isep penis saya Non!! isep!!" Paksa Tejo.

Karena ketakutan, Sherry dengan pasrah menerima batangan penis Tejo menembus bibirnya. Besarnya penis Tejo nampak memenuhi seluruh mulut Sherry. Tak bisa kubayangkan betapa puasnya Tejo, ketika gadis SMU secantik Sherry kini sedang mengulum penisnya.

Dari jauh kulihat Sherry menangis, airmata jatuh ke pipinya, ia merasa terhina dan jijik. Dendamku benar-benar terbalas, Sherry benar-benar menderita. Dibalik semua itu aku juga merasa kasihan padanya. Tejo mulai memompa penisnya, melakukan gerakan maju mundur dihadapan wajah Sherry. Kini mulut dan vagina Sherry telah dipompa dua batang penis. Keringat membasahi seluruh tubuhnya, membuat tubuh Sherry terlihat berkilau seksi. Hanya Lodi saja yang belum menikmati Sherry, kini ia naik keatas meja, lalu memposisikan dirinya diatas punggung Sherry seolah-olah ia sedang menaiki kuda. Lodi meletakkan penisnya diatas punggung Sherry, sambil kemudian ia gesekkan. Tangan lodi menjelajah kedua payudara Sherry yang tergantung.

Tiga orang itu sekaligus menikmati tubuh Sherry, tak bisa kubayangkan perasaan Sherry saat ini. Vagina, mulut, punggung, payudara, hampir seluruh bagian tubuhnya dirangsang. Kulihat Seto berejakulasi di dalam liang vagina Sherry, sperma yang melimpah keluar dari penis Seto mengalir keluar melalui liang vagina Sherry, seketika itu juga Sherry bergumam sembari menaikkan pinggulnya, ia berorgasme. Setelah Seto puas membasahi vagina Sherry dengan spermanya, giliran Lea menggantikan posisi Seto. Dengan liar, Lea menjilati vagina Sherry yang masih basah oleh sperma Seto.

Selang berapa menit kemudian Tejo berejakulasi, ia berteriak kencang memanggil nama Sherry sembari memuncratkan spermanya di wajah Sherry, kulihat Sherry menerima semburan sperma itu di sekitar bibir dan pipinya, bahkan ia menelannya, mungkin Sherry sudah pasrah dan memilih untuk menikmati kejadian ini.

Setelah Tejo, giliran Lodi berejakulasi diatas punggung Sherry. Sperma lodi nampak membasahi kulit punggung Sherry yang putih mulus. Andre yang dari tadi diam, bergerak menggantikan Lea yang kini merubah posisi Sherry menjadi terlentang, lalu memegangi tangan Sherry keatas.

Penis Andre yang ekstra besar itu menembus vagina Sherry, dan dengan liar memompa tubuh Sherry. Sherry yang sudah sangat lelah hanya mendesah pelan sambil menikmati. Hampir 10 menit Andre memompa penisnya didalam vagina Sherry sampai akhirnya gerakan Andre dipercepat, Sherry berteriak, pinggulnya naik, tubuhnya nampak bergetar, ia kembali berorgasme. Tidak lama kemudian Andre berejakulasi di luar vagina Sherry, ia membiarkan spermanya jatuh membasahi selangkangan Sherry.

Suasana sunyi hanya terdengar desah nafas Sherry yang mencoba mengatur kembali nafasnya. Tubuhnya basah oleh keringat, selangkangannya dipenuhi sperma, Sherry hanya tergeletak diatas meja itu. Kubayar uang yang kujanjikan pada Tejo, Andre, Seto dan Lodi. Mereka lalu pergi meninggalkan ruangan ini dengan senyum puas.

"Nah, sekarang kapok kan lo?" bentak Lea kepada Sherry.

"Makanya jangan macam-macam, kalo lo bilang-bilang kejadian ini sama siapapun, rekaman video tentang lo bakal gue sebar luas!! Terus lo bisa jadi bintang porno terbaru dan terkenal, he.. he.. he.. " ancamku pada Sherry.

"Sekarang lo bilang!! Gimana rasanya tadi?! Ayo jawab!!" bentak Lea.

"Kok diem aja?! Ayo jawab tolol!!" bentakku.

"Enak Kak.." jawab Sherry ketakutan.

"Enak?! lo seneng dientot?!" bentak Lea lagi.

"Iya Kak.. enak sekali.. nikmat.." Sherry menjawab.

"Lo mau lagi?!" Manda yang dari tadi diam kini bicara.

"Ma..mau Kak.." jawab Sherry.

Aku, Lea dan Manda saling berpandangan sambil tersenyum. Ya, akhirnya Sherry kini menjadi bagian gengku, geng gila seks yang suka sekali mencari kenikmatan, haus akan hal-hal berbau seks. Dan si cantik Sherry, adik kelasku menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam petulangan seks ku selanjutnya.

Minggu, 17 Februari 2013

Cerita Hot Dewasa - Tukar Guling

Cerita Hot Dewasa - Tukar Guling. Sesampainya di rumah setelah terbang sana terbang sini di beberapa kota masih di Pulau Jawa maupun di Pulau Kalimantan dan Sulawesi selama 7 minggu ini untuk urusan bisnis kayu dan hasil-hasil bumi lainnya, tubuhku mulai dilanda letih dan penat luar biasa. Namun secara psikologis justru sebaliknya, aku mulai dapat merasakan suasana rileks dan tentram. Merasa at home dan ingin selekasnya menemui mantan kekasihku, sang isteri tercinta. Hal ini cukup membantu keseimbangan diriku sehingga tidak membuatku dilanda senewen.

Karena penerbangan yang kuambil adalah sore jam 6 dari Surabaya, maka masih sore pula sekitar jam 7.30 aku sudah mendarat dan lalu setengah jam kemudian dengan menggunakan jasa taksi aku sudah menginjakkan kaki di halaman rumahku di bilangan Slipi. Lalu lintas tidak macet karena ini hari Minggu.
CeritaHD - Tukar Guling
Dari luar ruang tamu nampak terang disinari lampu, berarti isteriku ada di rumah. Di rumah kami tinggal 4 orang saja. Aku yang berusia 38, isteriku 31, pembantu laki-laki 52, dan pembantu wanita 44. Oh ya, setelah 9 tahun menikah kami belum dikarunia anak. Jadi semakin menjadi-jadilah diriku menghabiskan waktu mengurus bisnis karena belum ada urusan lain yang memerlukan perhatianku. Syukurlah selama ini bisnisku lancar-lancar saja demikian pula perkawinan kami.

Ketika hendak kupencet bel kuurungkan siapa tahu pintu tidak dikunci. Tadi gerbang depan dibukakan oleh pembantu wanitaku karena kebetulan dia pas lagi mau keluar untuk membuang sampah. Setelahnya dia kembali ke kamarnya yang terletak di samping kiri bangunan utama. Pembantu-pembantuku kubuatkan kamar di luar. Ukuran rumahku cukup besar dengan masih ditambah tanah yang lumayan luas yang kubuat menjadi taman hampir mengelilingi bangunan rumah kecuali sisi kiri karena kepotong kamar-kamar pembantu dan jalan samping. Dari gerbang depan ke pintu kira-kira mencapai 25 meter.

Benar, pintu tidak dikunci dan aku masuk dengan senyap demi membikin isteriku kaget. Aku suka sekali dengan permainan kaget-kagetan begini. Biasanya isteriku suka terpekik lalu menghambur ke pelukanku dan dibarengi dengan ciuman bertubi-tubi. Itulah santapan rohaniku. Dan itu sering terjadi karena aku sering bepergian dalam waktu lama pula, rekorku pernah sampai 3 bulan baru pulang. Pada awal perkawinan kami tidaklah demikian, namun 5 tahun belakangan ini yah begitulah. Dampaknya adalah kehidupan seks kami mulai menurun drastis frekuensinya maupun kualitasnya.

Kali ini aku menangkap suasana lain. Memang biasanya sebelum pulang aku memberitahukan isteriku bahwa dalam 2 sampai 5 hari bakal pulang. Sengaja kali ini aku tidak memberitahu agar lebih dahsyat pekikan-pekikan kangen isteriku itu. Di ruang tamu TV menyala agak keras. Lalu aku menuju dapur mengendap-endap siapa tahu isteriku di sana dan sekalian mau mengambil air putih. Tidak ada.

Ah mungkin lagi tidur barangkali di kamar pikirku. Kuletakkan tas koperku di atas meja makan lalu aku mengambil sebotol air dingin di kulkas. Kuletakkan pantatku di atas kursi sambil minum. Kuambil sebatang rokok lalu kunyalakan. Ada sekitar 5 menit kunikmati asap-asap racun itu sebelum akhirnya kuputuskan untuk naik ke lantai 2 di mana kamar tidur kami berada.

Pelan-pelan kunaiki tangga. Pelan sekali kubuka pintu, namun hanya seukuran setengah kepala. Aku ingin mengintip kegiatan isteriku di kamar spesial kami. Apakah lagi lelap dengan pose yang aduhai. Ataukah lagi mematut diri di cermin. Ataukah lagi.. Upss!! Berdebar jantungku.

Dalam keremangan lampu kamar (kamar lampuku bisa disetel tingkat keterangannya sedemikian rupa) kulihat ada 2 manusia. Jelas salah satu sosoknya adalah isteriku, mana mungkin aku pangling. Dia lagi mengangkangi seseorang. Posisi kepalanya nampak seperti di sekitar kemaluan lawannya. Perasaanku mulai dilanda kekacauan. Sulit kudefinisikan. Marah. Kaget. Bingung. Bahkan penasaran. Apa yang sedang berlangsung di depan mataku ini? Kepala isteriku nampak naik turun dengan teratur dengan ditingkahi suara-suara lenguhan tertahan seorang pria yang menjemput kenikmatan seksual. Mungkin saking asiknya mereka berolah asmara terkuaknya pintu tidak mereka sadari.

Tiba-tiba perasaan aneh menjalari diriku. Darahku berdesir pelan dan makin kencang. Rasa penasaranku sudah mulai dicampuraduki dengan gairah kelelakianku yang membangkit. Ini lebih dahsyat ketimbang menonton film-film bokep terpanas sekalipun. Kesadaran diriku juga lenyap entah kemana bahwa yang di depan mataku adalah isteriku dengan pria yang pasti bukan diriku. Sekarang aku lebih ingin menyaksikan adegan ini sampai tuntas. Kontolku mulai mengejang. Posisi mereka mulai berbalik. Isteriku mengambil posisi di bawah sementara lawannya ganti di atasnya. Persis sama seperti tadi hanya saja sekarang kelihatannya memek isteriku yang dijadikan sasaran. Aku semakin ngaceng.

"Ohh.. Sshh..." suara desisan isteriku berulang-ulang.

Telaten sekali si pria (aku sudah menangkap sosok lawannya dengan jelas adalah pria) sehingga isteriku mulai bergerak meliuk-liuk dan menengadahkan kepalanya berkali-kali.

"Uuhh.. Eehhss.. Teruss jilatthh.. Pak Minnh.. Ahh.. Uffh..".

Plong rasa dadaku demi akhirnya menemukan identitas sang pelaku pria. Mr. Karmin pembantu priaku yang tua itu. Wah.. Wah.. Pantesan tadi aku agak mengenali sosoknya. Belum sempat aku banyak berpikir kesadaranku disedot kembali oleh suara-suara kesetanan isteriku dari hasil kerja persetubuhan itu.

"Yyaahh.. Teruss.. Teruss.. Aahh.. Tusukk.. Tuussuukkhin liidaahhmu Pak.. Yaahh beegittu.. Oohh.."

Semakin binal kepala isteriku tergolek sana sini. Nampaknya dia sudah berada di awang-awang kenikmatan. Aku juga semakin dilanda gairah sehingga tanpa sadar tanganku mulai meremas-remas burungku sendiri.

"Ahh..."

Ah isteriku akhirnya jebol juga. Aku tahu itu. Tapi nampaknya Pak Karmin masih meneruskan aktivitasnya. Sebentar kemudian kaki isteriku diangkatnya ke kedua bahunya yang bidang dan kekar itu (meskipun sudah tua tapi tubuh pembantuku masih gagah akibat pekerjaannya yang secara fisik membutuhkan kekuatan). Dimainkan jari-jarinya di liang memek isteriku.

Lenguhan-lenguhan isteriku kembali terdengar. Semakin kencang kocokan jari Pak Karmin pada memek isteriku. Dengan menggelinjang mengangkat-ngangkat paha isteriku kembali dibuat mabuk kepayang. Akhirnya kulihat batang kemaluan Mr. Karmin sudah diarahkan ke lobang kemaluan isteriku. Busseett gede juga nih punya si tua bangka. Semakin menggelegak gairahku ketika membayangkan bagaimana memek isteriku akan dihujami oleh benda sebesar itu.

Bless. Masuk. Gleg ludahku tertelan.

"Oohh.. Eyaahh.. Eenaakk.. Paakk..".

Pelan-pelan dipompanya memek isteriku dengan godam si Mr. Karmin. Mulai menggila kembali goyangan pantat isteriku melayani rangsekan-rangsekan si batang besar itu.

"Geennjoott.. Yaahh.. Genjoott.. Oohh.. Ennakk Banngeett.. Oohh.."

Aku menyaksikkan tubuh isteriku terhentak-hentak naik turun akibat sodokan-sodokan yang bertenaga itu. Tangan Mr. Karmin tak tinggal diam menyenggamai buah dada isteriku yang telah menjulang tegak. Wuuhh gila, dahsyat sekali pemandangan yang kusaksikan ini. Setelah hampir 10 menit diangkatlah tubuh isteriku dan dibalikkannya menjadi posisi menungging.

Gaya anjing rupanya dikenal juga oleh Si Tua ini. Kembali liang memek isteriku dihunjam dari arah belakang. Konsistensi gerakan kontol yang maju mundur itu beserta lenguhan-lenguhan isteriku semakin mengobarkan hasratku.

"Ahh.. Aahh.. Ssooddooghh.. Kuaatt.. Kuat.. Paakkhh, oohh.. Giillaa.."

Pompaan Mr. Karmin semakin lama dibuat semakin bertenaga dan semakin cepat.

"Oo hh.. Yaa.. Beggiittuu.. Teruss.. Paakkhh.."

Kupikir bakalan selesai eh ternyata isteriku sekarang disuruh berdiri, Mr. Karmin menyetubuhinya sambil berdiri. Tanpa sadar aku menoleh ke lantai bawah ternyata si Pembantu Wanita memergokiku sedang mengintip. Karena jengah atau bagaimana Mrs. Karmin merona mukanya lalu menyingkir ke belakang dengan tergesa. Pembantuku adalah suami isteri.

"Yaahh.. Terruuss.. Mauuhh.. Keelluaarr.. Nihh Paakkh.."

"Aku sebentar laggii.. Juuggaa.. Ibbuu.."

"Baarrenng.. Yaahh.. Paakkh.. Ohh.. Ohh.. Yaahh.. Uuddaahh"

Sambil mengejang-ngejang keduanya melepas energi terakhir dan terbesar yang disertai ledakan kenikmatan luar biasa. Mr. Karmin akhirnya jebol juga pertahanannya. Begitu adegan selesai aku dengan perlahan sekali menutup pintunya. Kuturuni perlahan tangga menuju dapur kembali. Celanaku masih padat mnggembung tak terkira. Aku senewen ingin menuntaskan hasratku.

Ketika sampai dapur kulihat Mrs. Karmin sedang duduk termangu. Kami saling menatap dalam keadaan bingung dan resah. Kudekati dia ketika mulai terisak-isak meneteskan air mata, ingin kutenangkan hatinya. Mungkin kejadian tadi telah berulang kali berlangsung selama aku tidak di rumah.

"Sudah sering kejadianya Mbok?" tanyaku. Dia mengangguk.

"Maafkan isteriku yah"

Entah kenapa tiba-tiba mata kami bertatapan kembali. Selama ini dia tidak berani menatapku. Kali ini mungkin dia sedang kesepian dan masygul hatinya.

"Ayo ke kamarmu Mbok."

Hasratku masih tinggi dan harus dituntaskan. Kami saat ini sedang masuk dalam situasi kejiwaan yang membutuhkan pertolongan satu sama lain. Plus gairah buatku. Ketika sampai kamarnya yang agak sempit itu, kusuruh dia duduk di ranjang. Kupegang tangannya dan kuelus. Sosok wanita ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Kulit terang meskipun tidak semulus isteriku tapi lumayan bersih. Tinggi sedang dan hebatnya perut tidak terlalu melambung. Tetek cukup besar setelah kusadari saat ini. Dia selalu memakai kebaya dan kain.

Kepalanya ditimpakan di dadaku. Meskipun dia lebih tua dari aku namun dalam kondisi begini dia memerlukan kekuatan dari dada laki-laki. Kubiarkan meskipun dibarengi aroma bumbu dapur. Tapi tidak terlalu menyengat. Rambutnya otomatis megenai hidungku. Bau minyak rambut Pomade menyergap hidungku. Kucium-kucium dan kuendus-kuendus. Kujalari menuju ke telinga. Diam saja. Ke lehernya. Malah terdengar ketawa kegelian. Mulai kuusap lengannya. Semakin erat dia mendesakkan tubuhnya ke diriku.

Sambil mengusap lengan kanannya naik turun sengaja kurenggangkan jariku sehingga menyentuh tipis teteknya. Terus kuulang sampai akhirnya kepalanya mulai bergoyang. Lalu kuelus langsung teteknya. Gemas aku. Dia mulai mendesah. Kuremas-remas lembut. Mulai melenguh. Kubaringkan. Menurut saja. Kubuka bagian dada dari kebayanya. Memang besar miliknya. Kuning agak pucat warnanya. Kuhisap-hisap. Menegak-negak kepalanya.

"Ehhmm.. Eehhf.."

Kusingkap kainnya dan kuelus pahanya.

"Ehh.. Ehhshs.."

Kuselusupkan tanganku jauh menuju pangkal pahanya. Kuusap-usap gundukannya.

"Ehhss.. Ehhss.. Oohh..." tergolek kanan kiri kepalanya.

Kutindih dia dengan mengangkangkan kakinya. Mulai kuselusuri dari tetek sampai leher kanan kiri dengan lidahku.

"Oohh.. Paakk.. Oohh.."

Kurenggut bibirnya yang tebal dengan bibirku. Kumasukkan lidahku menjangkau lidahnya. Pada mulanya pasif. Lalu dia mulai mengerti dan kami saling beradu lidah dan ludah. Berkecipak suara kuluman kami. Kutekan-tekan bagian bawah diriku sehingga tonjolan burungku menggesek wilayah memeknya. Mengerinjal pantatnya.

"Esshh.. Ehhss.. Oohh..." desahnya berulang-ulang.

Kami berdiri untuk melepas baju masing-masing setelah kubisikkan keinginanku. Kuamati dari ujung rambut sampai kaki. Keteknya dibiarkan berbulu, ah sensasional sekali. Baru kali ini kulihat wanita membiarkan keteknya berbulu. Isteriku licin sekali. Jembut mememknya lebat sekali dan cenderung tidak rapi. Luar biasa. Karena hasratku yang sudah tinggi sejak tadi langsung kugumul

Dia dan menjatuhkannya di ranjang. Kujilati kembali mulai dari kening, leher, pipi, tetek, ketek (di sini aku berlama-lama karena penasaran sekali dengan rasa bulunya), perut dan memeknya. Kumainkan lidahku memutari labia mayoranya.

"Oohh.. Paakk.. Ohh.."

Dipegangi kepalaku dan ditekan-tekannya sesuai keinginannya. Kumasuki klitorisnya dengan lidahku. Aku tidak jijik kali ini. Hasratku yang menggila telah mengalahkan kebiasaanku selama ini.

"Esshh.. Ahhss.. Esshh.. Oohh.. Mmass.."

Dia memanggilku Mas berarti kesadarannya mulai kaca balau. Kuremas pantatnya sebelum akhirnya kujebloskan kontolku ke memeknya yang telah banjir bandang itu. Kupompa maju mundur tanpa tergesa. Yang penting bertenaga dan merangsek ke dalam. Menggeliat-geliat kayak cacing kepanasan si Mrs. Karmin ini. Semakin dikangkangkan pahanya. Kupegang ujung telapak kakinya sambil aku terus menyodokinya.

"Yaahh.. Teruss.. Yangg dalaam .. Masshh.. Ohh.. Ennaakk banngeetts.. Shh."

Kubaringkin miring lalu kulipat kaki kanannya ke depan dan kuhujami memeknya dari belakang. Kami bersetubuh dalam posisi berbaring miring (kebayangkan?). Kuubah posisi menjadi dog-style. Namun dia telungkup sehingga tingkat penetrasinya lebih maksimal. Benturan-benturan dengan pantatnya yang bulat membuatku gemas. Kugenjot sedalam-dalamnya memeknya yang rimbun itu.

"Yaahhss.. Ehhssh.. Oohhs..." begitu terus erangnya sambil membeliak-beliak.

Akhirnya setelah 23 menit kami menegang bersama dan mencurahkan cairan masing-masing berleleran di dalam memeknya. Cairan miliknya sampai tumpah ruang merembes keluar memeknya, punyaku juga demikian saking tidak tertampungya semprotan maniku.

Kubiarkan kontolku masih terbenam sambil aku tetap menindihnya. Aku jilatin lagi leher dan pipinya sampai kontolku sudah lemas tak berdaya. Tanganku masih aktif bergerilya mengusapi buah kembarnya yang masih mengencang. Kujilat-jilat dan kuhisap-hisap. Keringat kami campur aduk membanjiri spreinya yang sudah agak kusam itu.

****

Sejak saat itu bila aku pulang dari bepergian maka aku mengunjungi Mrs. Karmin terlebih dahulu untuk bersetubuh di kamarnya baru masuk rumah setelah maniku terhambur ke memeknya yang mudah basah itu. Malah boleh dikata sudah tidak pernah lagi menggauli isteriku sendiri.

Suatu kali Mr. Karmin memergokinya ketika mau ambil rokok, namun aku cuek saja kepalang lagi hot, tapi dia mafhum saja. Toh ibaratnya kami seperti tukar pasangan. Pernah terbersit di kepalaku untuk melakukan sex party berempat. Tapi gagasan itu belum terlaksana, karena aku masih merasa risih kalau rame-rame begitu.

TAMAT

Cerita Hot Dewasa - Tante Gue yang Bohaiii

Cerita Hot Dewasa - Tante Gue yang Bohaiii. Hi, kenalin nama gue dede, saat ini gue kuliah di salah satu pts yang lumayan gede, di wilayah selatan jakarta, tepatnya depok. Gue punya pengalaman unik dan menarik yang mungkin ini pengalaman mengasyikan gue yang pertama, dan mungkin gak akan gue lupain. Kalian pernah baca ceritanya iwan kan ? nah dia itu ade sepupu gue, dan tinggal bareng gue, dan gue sama dia udah kayak kakak beradik kandung.

Ceritanya waktu pesta natal keluarga tahun 1997 di kampung halaman semua keluarga ngumpul. Pokoknya natal tahun itu semarak banget, semua keluarga gue yang di indonesia dan manca negara pada dateng. Ditengah-tengah pesta natal itu, gue ketemu sama salah satu tante sepupu gue, dia anaknya adek kakek gue dari bokap,namanya wiwi umurnya kira-kira 31 tahun. Dulu waktu gue SD dia udah SMA kelas satu, dia pernah pacaran sama salah satu oom ade nyokap gue.
CeritaHD - Tante Gue yang Bohaiii
Dulu dia emang terkenal karena kecantikannya. Tapi emang keluarga bokap gue terkenal CW-nya cakep-cakep, dan tante wiwi adalah salah satu dari yang terbaik, artinya cantik muka dan body-nya. Dan sekarang waduh, makin ciamik, dada melimpah gue kira-kira 36-C, pinggang ramping dan pinggulnya kalo kata orang kampung gue songgeng alias montok dan nongol, lehernya jenjang, kulit kuning langsat, rambut ikal sebahu warna hitam legam, alis tebal, dan yang bikin gue lherrrrrrr adalah bulu di tangan dan kakinya, mmmmmhhhhhhh.

eh, siapaya namanya …..eeeeeeee…….oiya dede ya ? waduh apa kabar, selamat natal ya !”, sapanya. itulah sapaan pertama yang gue dapat dari tante wiwi. “baik tante, selamat natal juga !”, jawab gue, dan kami saling bersalaman dan sun pipi, serrrrr wangi parfum dan halus kulitnya tercium jelas sama gue. “iya makasih ya, sekarang udah selesai belum kuliahnya ? tante sekarang pindah ke Indonesia lho !”.”mulai kapan dan kenapa tante, emang ‘gak kerasan tinggal di Belgi ?”, tanya gue. “januari ini, bukan gak kerasan tapi kamu tahu dong, tante sampe sekarang kan belum punya anak, kata dokter oom dan tante kecapean, jadi tante sama oom sepakat untuk sementara kami ke indonesia dulu, ya ….itung-itung istirahat lah.”. “o gitu, iya lah tante, biar lebih semarak kalo ada si kecil.”, jawab gue. Belagu ya gue, kaya orang tua ! “de, sepulang ke jakarta nanti bisa engga kamu bantu tante nyari rumah ? soalnya oom kan masih sibuk ngurus ke pulangan kami, jadi kemungkinan sehabis tahun baru oom kembali lagi ke Belgi, kamu ada mobil kan ?”.”boleh tante, kalo soal kendaraan sih ada.”.”ok, maksih ya sebelumnya.”, jawab tante wiwi.

Singkat cerita, gue balik ke jakarta ‘n gue janjian sama tante wiwi buat nyari rumah. Gue jemput dia di rumah salah satu tante gue, dan kami jalan. “kemana nih kita tante ?”, tanya gue. “enaknya kemana ya de, tante dan oom pengen yang suasananya ‘gak terlalu rame, yang tenang gitu, dan kalo bisa udaranya masih bersih dan aksesnya gampang.”. “wah kalo gitu dideket tempat iwan aja tante, di cibubur kan banyak perumahan tante, apalagi di sebrang toll.”. “ya udah, kita kesana aja.”. gue arahin mobil gue kearah toll menuju lokasi.

Cari-cari seharian akhirnya tante wiwi naksir di salah satu komplek-nya ciputra group. “gimana de menurut kamu ?’. “ya terserah tante dong, bagusnya tante tanya oom dulu.”, “iya deh nanti malem tante tanyaain.”. gue anterin tante wiwi pulang.”entar tante hubungi kamu ya de, soalnya kalo jadi rumah yang ma oper kredit tadi, kita kayaknya kudu nyari furnitur dan kelengkapan rumah, gak ganggu kamu kan ?”. “enggak lah tante, lagian kuliah juga masih kosong". “makasih ya.”, jawab si tante sambil sun pipi gue, serrr.

Pagi jam 7 telfon berdering dan tante wiwi kabarin kalo suaminya setuju dengan rumah pilihan kemarin, dan dia ngajakin nyari peralatan rumah tangga, karena akad jual beli baru dilaksanain senin minggu depan. Kami jalan ke arah jl. Fatmawati, karena di sana emang banyak toko dan show room meubel.

Siangnya kami makan siang sambil ngobrol-ngobrol. “gimana tante menurut penilaian tante ?”, tanya gue.”gimana ya, bagus-bagus semua sih, tapi kan tante udah pegang referensinya, jadi kalo nanti tante mutusin pilih, tante tinggal telfon.”. “o..”,jawab gue singkat.”de, jum’at besok kamu ikut week-end ya, soalnya tante een ngajakin, refreshing katanya, ajak iwan juga.”.”boleh juga tuh tan, tapi kalo iwan diajak di rumah kelamaan kosong tan, khawatir !”. “terserah deh kamu atur aja.

Besoknya kami berangkat ke puncak buat week-end. Iwan ditinggal. Di villa yang cukup gede dengan 4 kamar, halaman luas. Kolam renang, plus tempatnya yang masuk kedalam dan dibukit itu membuat suasana asyik banget. Jam 10 malem selesai makan di simpang raya kami langsung kembali ke villa.

Gue pake jacket, sambil ngerokok, gue duduk di teras belakang. Gak lama muncul tante wiwi pake kimono handuk, abis mandi keliatannya. “dingin-dingin gini koq mandi sih tan ?”, tanya gue.”iya abis lengket sih, lagian kan ada water heater.”.katanya sambil ngeringin rambut dia angkat satu kakinya dan dinaikin ke kakinya yang lain.

Ala mak, gue bisa ngeliat paha mulusnya. Setelah kering rambutnya tante wiwi masuk, gue ngikutin …di belakangnya. Gue ke dapur buat bikin kopi. Abis bikin kopi gue bawa kopi ke ruang tengah. Pas lewat depan kamar tante wiwi gue ngeliat pemandangan yang sangat aduhai. Pintunya yang ngebuka dikit bikin gue bisa ngintip, bener-bener yang gue ceritain tadi diatas dia yang lagi siap-siap pake baju, baru pake CD sementara dadanya masih terbuka membuat toketnya yang gede bebas terpampang.

Buru-buru gue berlalu, dan bergabung sama tante een dan oom bambang serta anak-anaknya yang lagi nonoton tv. Ngobrol sebentar tante een minta izin buat ngelonin anak-anaknya, sementara oom bambang minta izin buat istirahat. Wal hasil tinggal gue yang nonton tv, gue pindah duduk ke kursi panjang yang tadi didudukin sama oom bambang dan tante een biar gue nontonya gak miring.

Kira-kira 5 menit gue nonton sendiri, tante wiwi keluar sambil bawa segelas jeruk panas dan duduk di samping gue. Mhhhh aroma wangi tante wiwi segera menyeruak memenuhi seisi ruangan. Tante wiwi saat itu pake kimono sutra warna merah cerah, yang bikin gue horny adalah dadanya nampak ‘gak pake apa-apa di dalemnya. Kira-kira jam 12 malem gue pamit istirahat. “ya udah, di matiin aja tv-nya tante juga mau istirahat.”. kami jalan beriringan menuju kamar masing-masing, kamar gue depan-depanan sama kamar tante wiwi dibagian belakang, kamar gue dibelakang kamar anak-anaknya tante een sementara tante wiwi dibelakang kamar tante een.

Pas ngelewatin kamar tante een terdengar suara-suara aneh. Gue noleh kearah tante wiwi, dan tante wiwi naro telunjuknya di depan bibirnya. “Ssssttttt, jangan berisik, kamu ambil kursi organ kesini, kita intip.” Katanya sambil senyum.

Gue anggukin kepala. Gue ambil kursi itu dan gue taruh perlahan-lahan di depan pintu kamar. Tante wiwi diluar dugaan segera naik untuk menyaksikan adegan apa yang tengah berlangsung, dan gue yang di bawah dengan jelas dan gamblang menyaksikan kemulusan betis tante wiwi plus bulu-bulu halus-nya yang lebat.

Titit gue gak kuat dan pelan tapi pasti mulai ngaceng. Tante wiwi gak lama mulai meletakkan tangannya didepan permukaan selangkangannya dan mengusap-usapkan telapak tangannya disana. Ngeliat gelagat begitu gue gak buang-buang kesempatan, gue raba betis indahnya, dan diluar dugaan tante wiwi gak bereaksi, malahan dia ngerenggangin kakinya dan gue liat tangannya mulai dengan agak kasar ngusap permukaan selangkanggannya sambil mulutnya mengeluarkan suara desisan,”sssssssssssssssshhhhhhhh”.

Ngeliat tante wiwi mualai naik gak cuma tangan gue yang ngusap betis indahnya, tapi juga bibir dan lidah gue. Gue telusuri betisnya turun kebawah, sampe punggung kaki nya, gue pindahin ke kakinya yang lain dan gue jelajahi juga. Desisan tante wiwi mulai berubah jadi erangan, dan tangannya enggek cuma beraksi di permukaan selangkangannya, tapi juga tangannya yanglain mulia ngeremes toketnya sendiri.

Sementara aksi gue gak cuma di betis kepala gue udah mulai menyusup kebalik kimononya, jadilah aksi gue sekarang menelusuri daerah pahanya. Setelah aksi bibir dan lidah gue mendekati daerah selangkanganya, tangan tante wiwi yang tadi dipake ngegosok selangkangannya sekarang pindah ke kepala gue. Dia teken kepala gue dan usap-usap rambut gue, sesekali dia jambak rambut gue sambil ngerapetin kakinya.

Gue jilatin buah pantatnya yang ranum sambil kedua tangan gue beraksi ngeremas buah pantat doi yang lain sementara tangan gue satunya lagi gue pake buat ngebelai daerah selangkangannya. Gue pindahin aksi gue buat ngegarap buah pantatnya yang lain. Gue sibakin CD mini tante wiwi, gue renggangin kakinya, dan gue nikmati belahan pantatnya.

Setelah gue mulai sesak napas ‘n kegerahan gue keluarin kepala gue dari balik kimononya. Gue geserin kaki tante wiwi supaya dia bisa geser, dan gue naik. Sejurus kemudian terpampang didepan mata gue pemandangan yang bikin gue makin horny. Tente wiwi dibawah lagi megap-megap sambil narik-narik rambutnya sendiri, dia angkat kedua kakinya dipundak oom bambang, sementara oom bambang asyik mompa tante een dari atas sambil mulutnya menikmati toket tante een yang lumayan bagus, meskipun udah punya anak dua. Gua gak mau tinggal diem, gue lingkerin tangan gue kepundak tante wiwi, dan langsung gue usap-usap bagian dadanya.

Gak lama tangan gue yang kiri myusul, gue susupin kebalik kimononya dan segera gue dapetin segunduk daging yang teramat kenyal rasanya di tangan gue, dan tante wiwi bales dengan gigit-gigit kuping gue. Lagi asyik ngetune putting toket kiri tante wiwi tante wiwi beranjak turun. Dan ternyata yang dilakukan tante wiwi adalah ngelepasin iket pinggang gue,ngelapas kancing celana jeans gue dan nurunin zipper-nya. Dia tarik jeans gue selutut, tapi cuma jeansnya doang.

Gak lama terasa hangat permukaan CD gue, dan terasa juga lidah bermain di permukaan CD gue naik turun, terasa juga titit gue digigitin naik turun, kayak oppi andaresta main harmonika. Udah itu terasa CD gue diturunun juga sementara di dalam kamar posisi sudah berganti, tante een memegang kendali naik turun sambil kedua tangannya megangin tangan oom bambang yang lagi asyik ngeremesin toket gede tante een.

Hangat dan lembab terasa di palkon gue, pas pandangan gue turunin ternyata tante wiwi lagi asik jilatin palkon gue, terus turun kebatang kontol gue …naik turun, dan akhirnya biji peler gue dikulumnya juga. Dikemotnya kedua biji peler gue. ada perasaan mules sewaktu kedua biji peler gue di emut sama tante wiwi, abis mulut tante wiwi itu mungil banget, jadi kalo disekaligusin jadi beradu satu sama lainnya. Bosen ngulumin biji peler gue tante wiwi masukin batang peler gue kemulutnya, di emutnya, disedotnya kenceng banget.

Lalu tante wiwi maju mundurin mulutbya, sambil tangankirinya maenin biji peler gue, sementara tangan kanannya meremas buah pinggul gue. Tante wiwi lepasin isapanya, tapi palkon gue langsung jadi sasaran, kali ini palkon gue di garuk-garuk pake gigi atasnya. Waduh, rasanya sangat luar biasa ! geli, gatel, dan laen- laen rasa enak semuanya campur jadi satu.

Dari dalam kamartante een dan oom bambang mengerang sangat keras, dan rupanya mereka baru saja mencapai puncak gunung bersama- sama.

Gak kuat gue kelamaan berdiri, gue angkat kepala tante wiwi, gue turun dan gue benerin posisi celana gue, gue tarik tante wiwi gue dekap dia dipelukan gue dan langsung gue serbu bibir mungilnya yang udah merekah menantang buat di gasak. Tante wiwi bales serbuan gue dengan gak kalah semangatnya. Lidah kami menjelajah rongga mulut masing-masing lawan.

Waktu lidah tante wiwi menjelajah rongga mulut gue lidah itu gue gigit, gitu juga sebaliknya. Ternyata tante wiwi udah kecapean dari tadi, ”de, kita pindah kekamar yo !”, ajaknya. Gue sih nurut aja. Gue serbu lagi bibirnya, gue angkat tubuhnya gue gotong kekamarnya.

Gue taruh dia diatas kasur, dan tanpa buang waktu gue lucutin pakean gue sendiri. Selanjutnya setelah gue bugil gue naek ke ranjang dan bibir tante wiwi kembali gue nikmati. Tangan tante wiwi gak tinggal diam digenggamnya kontol gue sambil diusap dan di kocok perlahan dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya peluk gue.

Gitu juga gue gak mau kalah, sementara tangan kiri gue nyanggah beban tubuh gue, tangan yang kanan gue ajak buat jalan-jalan diatas dada tante wiwi. Didalam kamar baru tahu gue bahwa tante wiwi adalah jenis manusia yang seang melepaskan perasaan horny-nya dengan sebebas-bebasnya. Buktinya sewaktu toketnya gue remes danputingnya gue pilin dari mulut yang masih gue kulum, gumamannya terdengar sangatkeras. ”mmmmmmmmmmhhhhhhh……….mmmmhhhhhhhhhggggggg”. apalagi sewaktu lidah gue bermain di belakang telinganya, erangannya makin menjadi.

Tante wiwi dengan tangannya ngebimbing gue untuk menikmati permukaan lehernya yang jenjang dan ada sedikit lipatan lemaknya. Gue jilat dan gue kecup bagian leher tante wiwi sampe gak ada jengkal yang tersisa, “uuuuhhhhhh ……..sssssssssshhhhhhh……..mmmmmmhhhhhh”. Sekarang gantian.

Tangan kanan gue dipake nyangga tubuh gue sementara tangan kiri gue gue pake buat membelai,meremas dan memilin bukit tante wiwi yang munjung dan udah keras dari tadi. Sekarang sasaran gue adalah pundak tante wiwi, dan kedua siku gue gue pake buat nahan berat badan gue, supaya kedua toket tante wiwi bisa gue remes bareng.

Pada saat jelajah lidah gue udah nyampe di ujung selepetan bima-nya, gue sibakin kimono tante wiwi bagian dadanya, dan ……eng-ing-eng jelaslah sekarang didepan mata gue sepasang toket terindah yang pernah gue liat, karena sebelumnya tokrt CW-CW gue kalah bagus sama toket tante wiwi. Gue gak sabar gue langsung gigit putting-nya yang sebelah kanan dan tante wiwi berteriak

aaaaaaahhhhhhhhkk……..ssssshhhhh………aadddduuuhhh …eeennnnhhhaaaaakkkkhh.” . gue sedot pentil itu dengan keras, semakin keras gue sedot semakin menjadi erangan dan teriakan tante wiwi. Habis sudah kedua permukaan toket tante wiwi gue garap, tante wiwi dekap kepala gue di belahan toketnya, sementara kedua lengannya nyanggah toketnya, hal ini membuat muka gue tenggelam disela-sela toket-nya yang indah. Yang paling mengesankan adalah sewaktu gue bikin cupang di bawah putting kiri tante wiwi, tante wiwi berteriak sambil ngejewer kedua kuping gue.”hah……… ooooohhhhhhhhh ……… ggggggghhhhhhh……… uuuussssssss…. .aaaaaaaahhhhhhh”. sehabis itu jelaslah bekas cupangan gue di toketnya.

Setelah puas aku garap kedua bueh toketnya, tante wiwi mwnurunkan kepala gue, gua jilati permukaan perutnya, pas nyampe puser gue kecup dan gue jilat pusernya sementara kedua tangan gue gue susupin dibelakang pinggul nya dan segera gue remes abis kedua bongkah pantatnya.

adddduuuuhhhhhhh dddeee….kkamu koq kayaknya uudaaaaaahhhh ppppeeengalamannnnn banget sssiiihhhhh”, begitu erangan tante wiwi kira kira sewaktu gue kecup dan gue jilatin pusernya. Jilatan gue terus turun kebawah, sebelim mulutgue nyampe di selangkangannya, CD mini tante wiwi gue turunin pake kedua tangan gue, gue tarik lepas CD itu. ohhhh…rumput yang tumbuh disitu begitu lebatnya, sehingga gue nyaris gak bisa lihat belahan memeknya !

Yang pertama kali adalah gue merumput disitu, gue jilatin jembut itu sampe rapi, karena dari fakta yang gue liat kayaknya tante wiwi adalah salah satu jenis manusia yang senang membiarkan jembutnya tumbuh dengan sendirinya tanpa adanya campur tangna dari luar. Setelah jembut itu rapi, aku kuakkan jembut yang berada disekitar bibir memek tante …wiwi, barulah sekarang gue liat belahan bibir memek tante wiwi. Bibir memek itu ternyata masih bersih, belum menghitam. Ngeliat pemandangan kayak gitu, kontan tangan dan bibir gue kompakan buat ngerubutin tante wiwi punya memek.

aaaaaaaahhhhhhh…….. aaaddddduuuuhhhhhhh…….. ssssshhhhhh……. aa aaaggggghhhhhhh……. yyeeeeessssss….. ttteruuuuuuuuuuussssssshh hhhhgggggghhhhhhh”. tante wiwi teriak-teriak sewaktu gue masukin jari tengah gue ke memeknya dan ibu jari gue menggesek itilnya dan lidah gue jilatin permukaan bibir memek nya. ”uuuuhhhhhhh……..uuuuhhhhhhh……..yyyaaaaaaaaa……..ssssshhh hhhhhhh…..”. desahan dan erangan tante wiwi semakin menjadi ketika dengan ganas gue gigit-gigit itilnya. Dan dengan gak kalah ganas tante wiwi ngejambak rambut gue , dia desekin ke selangkangannya, sementara pinggulnya diangkat tinggi-tinggi sambil bikin gerakan memutar.

mmmmmmhhhhhhhyyyyyyymmmmmmm ………sssssshhhhhhhhhhh …….. yyyyyaaaaaaaa ……”. Begitu terus dan terus tante wiwi berputar dan berteriak. “de….hhhhhh…..sini titit kamu kasih tante …….”, pintanya, dan terjadilah pertempuran 69 yang sangat seru, karena tante wiwi dan aku sama-sama rakus. Setelah 8 menitan bertempur 69 tante wiwi mengejan dan berteriak dengan sangat keras, ”deeeeeeee …….aaaahhhhhh ……… aaadddddduuuuuhhhhh ………. Tanttttttttteeeeeeee …….gak …….. kuattttthhhhh …….. “, jeritan tante wiwi disertai dengan merapatnya kedua paha, serta dicakar-cakarnya buah pantat gue. 1 ½ menit tante wiwi menjepit kepala gue, sampe akhirnya dia terkulai, sementara aku terus dengan aksiku menjilati setiap tetes air yang mengalir dari lubuk vagina tante wiwi. ” De udah sayanggggghhhhh …….  Addddduuuhhhhhh ……. geliiiiiiiiiii ……

Tante wiwi manjatuhkan diri dan terlentang pasrah sambil narik napas panjang pandangan matanya menerawang ke langit- langit kamar. “De, kamu udah sering melakukan yang kayak begini ya ?”, tanyanya sambil ngelirik ke gue. ”Ah, enggak juga tante, mungkin udah dari sononys kali.”, jawab gue sekenanya. “gak mungkin, buktinya kontol kamu tante sedot kenceng banget koq kontol kamu tenang-tenang aja.”, sanggahnya. “oh jadi tante pengen saya cepet nyampe klimax ?’. “ya enggak juga sih, ……. Ih kamu nakal ya !”, katanya sambil memiringkan badan dan ngegelitikin gue. Lama kami bercanda sambil bergumul kayak anak kucing, capek, kita berdua masing-masing diem sambil tarik napas dalem-dalem.

Ngeliat tante wiwi terlentang dengan kedua lengan dan paha terbuka, Gue yang emang udah kesetanan gak tahan, gue kangkangin dia dan langsung gue arahin rudal gue ke lobang memeknya, gue entot ! Kontol gue gue selipin disela-sela bibir memeknya, perlahan-lahan gue tusuk dan ……. “oooohhhhhhhhhggg ……..ehhhhhhhh ………. “. Kontol gue perlahan tapi pasti mulai amblas.

Setelah amblas seluruhnya gue tarik napas dalam-dalam dan kembali bibir tante wiwi gue lumat, sambil gue grepe kedua toketnya. Setelah tenang aku mulai angkat perlahan-lahan batang kontol gue, pas tinggal kepalanya doang yang nyisa gue teken lagi, “uuuuhhhhh …… “, kembali tante wiwi mendesah. Lama-lama kayuhan gue semakin lancar, maju mundur, kadang- kadang gue puterin kayak orang lagi ngebor, dan tante wiwi mengerang keras.

hhhhhhhhhhmmmmmmm ……..oooooouuuuuuuuughhhhhhhhhhh “. rupanya dia menyukainya. Gue terus goyang, pas gue capek, tante wiwi ambil inisiatip. Dia peluk gue erat dan berguling kesisi kanan. Sekarang dia naek turun diatas gue, “ooooohhhhhhh …. Aaddddddduuuuuhhhhh taaaannnntttthhhhh …. Ttteeeerrrrruuussss”, erang gue sambil tangan gue remes toket dia keras banget. “uhhh ….. uuuuuhhhh …. Uuuhhhh …. Yyyyyeeeeessss …. Yyyyyeeeessss ‘, jeritnya sambil kedua tangannya ngejambak-jambak rambutnya sendiri. Leleah naik turun tante wiwi peluk gue sambil kiss gue, gue lingkerin tangan gue ke belakang, gue jamah bongkahan pantatnya dan gue mulai tusuk dia dari bawah.

mmmmmmhhhhh …. Mmmmhhhh”, gue tusuk terus. Gak lama tante wiwi bangkit dan kembali naik turun. Dia cengkeram lengan gue kenceng banget, ngeliat keadaan kayak gitu gue langsung pro-aktif, gue juga gak mau kalah, tusukan gue dari bawah gue tambah frekwensinya, dan hasilnya ……….. gak lama tante wiwi menggenjot pantatnya dengan gila sambil teriak-teriak, “aaaaaaahhhhh ….. oooohhhh ….. ooooohhhhh …. Tante mau sssssssssaaaaammmmppppp ……..”, belum selesai ngomong gitu tante wiwi teken keras-keras pantatnya kebawah, terasa otot-otot memeknya berkontraksi dengan sangat keras, dia jatuhkan diri diatas badan gue.

Dengan napas masih memburu dia kecup dan lumat bibir gue, “hhhhuuuhhhh, kamu hebat banget sih de, sama CW kamu atau sama perek kamu biasanya hah ?”.”enggak koq tante, ya baru sama tante aja sekarang.”. “alah, sama setiap CW yang kamu tidurin juga …jawabanya pasti sama.”, katanya sambil ngeloyor ke kamar mandi, setelah selesai bersih-bersih tante wiwi masuk lagi kekamar.

Didepan pintu kamar mandi gue sergap dia, gue angkat satu pahanya dan gue tusuk sambil gerdiri. ”aduh kok ganas banget sih kamu !”, katanya setengah membentak. Gue gak mau tahu, gue dorong dia ke dinding gue hajar terus memeknya dengan rudal gue. mUlutnya gue sumbat, gue lumat dalem-dalem. Setelah tante wiwi mulai terdengar lenguhannya, gue gendong dia sambil pautan kontol gue tetep di pertahankan. Gue bawa dia ke meja rias yang berbentuk Consol, gue letakan tantatnya diatas meja itu. Sekarang gue bisa lebih bebas ngentot dia sambil menikmati toketnya.

Sambil gue ayun, mulut gue dengan sistematis menjelajah bukit didadanya, dan seperti biasanya (dan ini juga yang biasanya dilakukan CW) dia teken belakang kepala gue ke dadanya, dan gue turutin, abis emang enak dan nikmat banget. “aaaaaahhhh ……….. ssssssshhhhh ……. Oooohhhhh …… uuuuuuuuggggghhhh …… mmmmmhhhh.”, tante wiwi terus meracau.

Bosen sengan posisi gitu gue cabut kontol gue dan gue suruh tante wiwi nungging. Sambil kedua tangannya megangin bibir meja. Dalam keadaan nungging gitu tante wiwi keliatan lebih aduhai ! bongkahan pantatnya yang kuning dan mulus itu yang bikin gue gak tahan. Gue pegang kontol gue dan langsung gue arahin memeknya. Gue gesekin ke itilnya, dan dia mulai mengerang nikmat. Gak sabar gue tusukin sekaligus.

Langsung gue kayuh, dan dalam posisi ini tante wiwi bisa lebih aktif memberikan perlawanan, bahkan sangat sengit. ”aaaahhhhhh ddddeeeeee ttttaaaaannnnnteeeee mmmmoooo ….. kkkeeeee lllllluuuuarrrrr lagggiiii……. “, racaunya. Tante wiwi goyangnya menggila dan gak lama tangan kananya menggapai kebelakang, dia tarik pantat gue supaya menusuk lebih keras lagi. Gue layani dia, sementara gue sendiri emang kerasa udah deket. Tante wiwi mwngwrang dengan sangat keras sambil jepit tool gue dengan kedua pahanya. Gue tetep dengan aksi gue.

Gue raih badannya yang keliatan udah mulai mengendur. Gue peluk dari belakang, gue taruh tangan gue dbawah toketnya, dengan agak kasar gue urut toketnya dari barwah ke atas dan gue remes dengan keras. ”eennngghhhhh …..oooohhhhh ……ohhhhhhh …….aaaaaaahhhhhhhhh”, gak lama setelah itu bendungan gue jebol, gue tusuk keras banget, dan peju gue nyemprot lima kali didalem.

Dengan gontai gue iring tante wiwi kembali keranjang, sambil gue kasih cumbuan-cumbuan kecil sambil kami tiduran. Dan ketika gue liat jam didinding menunjukan jam 02.07. wah lumayan, masih ada waktu buat satu babak lagi, gue pikir. “tante, tante memek dan permainan tante ok banget !”, puji gue. “makasih juga ya de, kamu juga hebat……..”. suatu pujian yang biasa gue terima ! Selanjutnya bisa ditebak, sampe sekarang gue masih suka berbagi kenikmatan setiap ada kesempatan.

TAMAT