Minggu, 27 Januari 2013

Cerita Hot Dewasa - Pemetik Perawan

Cerita Hot Dewasa - Pemetik Perawan. Kisah ini adalah kecabulan nyata yang dilakukan seorang guru SMP pada belasan murid perempuannya. Seperti dituturkan Mardi pada penulis, telah diedit tanpa mengaburkan keaslian maknanya.

Mardi adalah lelaki berusia 35 tahun yang masih juga ngejomblo dan pekerjaan sehari-harinya sebagai guru di SMP swasta di kota S*****(Edited).

Kenapa tetap ngejomblo?
CeritaHD - Pemetik Perawan
Ceritanya diusia belasan dulu, Mardi pernah dikecewain Mustinah, gadis kampung idamannya yang kemudian kawin dengan bandot tua bernama Muksin, juragan tanah di kampung itu. Setelah merantau dan menjadi guru di kota S, Mardi juga pernah beberapa kali menjalin asmara, misalnya dengan Susi, karyawati disebuah hotel di kota S. Tapi, Mardi pun jadi kecewa setelah tahu kalau Susi tak lebih hanyalah wanita panggilan yang tubuhnya sudah seringkali dijamah lelaki hidung belang. Sedangkan dengan Erna, anak kepala desa di kota S, orangtua Mardi dikampung kurang sregg, jadi Mardi terpaksa hengkang meninggalkan Erna. Takut kualat sama ortunya.

Di kota S, Mardi tinggal dikompleks pengajar di SMP swasta itu. Nah kelakuan bejat Mardi mulai terjadi dua tahun terakhir, dan semakin menjadi-jadi karena selama itu tak pernah ketahuan.

Awalnya, suatu pagi Mardi bingung sekali harus bagaimana. Semalam sebelumnya, ia bersama beberapa teman bujang disekitar kompleks pengajar habis melototin adegan layak sensor dari VCD miliknya. Gambaran adegan porno yang ditontonnya membuat libido Mardi terus melonjak dan butuh tersalurkan, sementara istri belum punya. Mau belanja ke lokalisasi, Mardi takut kepergok kenalan. Profesi sebagai guru yang patut digugu dan ditiru tentu saja melarangnya secara sosial untuk melakukan itu.

"Ayo Linda, kamu maju kedepan dan kerjakan tugas ini dipapan," perintah Mardi pada muridnya. Pagi itu Mardi mengajar matematika untuk kelas satu. Jumlah murid kelas 1A hanya 30 orang, yang cowok 10 dan cewek 20. Begitu dapat perintah Mardi, Linda maju kedepan untuk mengerjakan perintah pak guru Mardi.

"Sudah pak.., sudah selesai," kata Linda setelah mengerjakan tugas dipapan tulis. Mardi bangkit dari duduknya, dan mengamati tugas yang dikerjakan Linda.

"Wah., kamu ini pasti tidak pernah belajar ya? Kok ini salah semua.. Sini kamu Linda, bapak beri hukuman," Mardi sedikit melotot meminta muridnya mendekat.

Linda adalah gadis ABG berusia 13 tahun. Bagi Mardi, murid yang satu ini cukup manis dan cantik, walaupun masih ABG alias bau kencur. Body Linda yang mulai remaja membuat daya tarik tersendiri bagi Mardi, apalagi tubuh bongsor Linda membuat susu yang baru tumbuh terlihat sexy tak ber BH.

"Nih.. Lain kali belajar yang rajin ya..," Mardi mencubit bokong Linda dengan gemas sampai gadis cilik itu meringis kesakitan.

"Ampun pak guru.. Iya besok saya belajar," Linda takut sekali dimarahi pak guru Mardi.

"Anak-anak yang lain, kalau kalian tidak belajar maka kalian akan bernasib sama kayak Linda. Nah Linda, jam istirahat nanti kamu menghadap pak guru ya, kalau nggak ada diruang guru kamu cari bapak dirumah," perintah Mardi lagi, Linda merunduk ketakutan. Setelah jam pelajaran Matematika selesai, Mardi kembali kerumahnya yang hanya beberapa meter dari sekolah. Kelas 1A kemudian diajar bu Westi untuk pelajaran IPA.

Kesempatan jam istrirahat satu jam lagi dinanti Mardi dirumahnya, akal bulusnya mulai disusun untuk dapat melampiaskan nafsu yang terpendam pada Linda.

"Teng.. Teng.. Teng," bel istirahat berbunyi, anak-anak SMP terlihat berhamburan keluar untuk beli aneka jajanan dikios-kios sekitar sekolah.

Diruang tamu rumahnya, Mardi menunggu Linda datang. Dan betul saja, beberapa menit setelah lonceng berbunyi Linda terlihat menuju rumah pak guru Mardi.

"Ayo masuk Linda, duduk disini," kata Mardi begitu Linda sampai.

"Iya pak guru," Linda langsung duduk dikursi di depan Mardi.

"Nah sekarang kamu jelaskan kenapa kamu ini terlambat sekali berpikirnya, apa dirumahmu banyak pekerjaan yang harus kau lakukan, atau memang kamu malas belajar hah?" Mardi berlagak marah membuat Linda ketakutan.

"Eh.. Anu pak.., saya kalau dirumah memang repot jagain adik yang masih kecil, jadi sering lupa belajar, maaf pak guru," Linda tertunduk.

Mardi tersenyum simpul melihat Linda yang ketakutan, ia pun segera berpikir untuk menggarap murid bongsor itu. Mardi kemudian menjelaskan pada Linda kalau dirinya bisa pintar secara instan tak perlu belajar, tentu saja itu akal-akalan Mardi.

"Kalau kamu mau, kamu harus datang kesini nanti sore biar bapak kasih tahu rahasia pintarnya," kata Mardi meyakinkan.

"Mau pak.. Saya mau sekali asal bisa pintar dan jadi juara," jawab Linda lugu. Waktu pun disepakati, Linda akan datang jam 5 sore untuk menerima rahasia ilmu dari pak guru Mardi.

Mardi sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk menggarap tubuh Linda sore itu. Ia tahu benar kalau sore itu kompleks pengajar yang hanya tiga rumah akan sepi karena pak Mad dan bu Westi ada acara arisan keluarga. Mardi tak ikut karena belum berkeluarga.

"Tok.. Tok.. Tok," pintu rumah terdengar ketukan.

"Eh kamu Linda.. Kok cantik sekali kamu..," Mardi menyambut Linda dengan genit.

"Jadi kan bapak kasih ilmunya?" tanya Linda dimuka pintu.

"Jadi dong, ayo masuk kamu," Mardi menuntun Linda masuk kerumahnya, setelah itu pintu utama ditutup rapat. Linda pakai rok sekolah sebatas lutut dipadu kaos ketat warna pink, membuat susu yang baru tumbuh nampak tersembul kedepan.

"Nah sekarang bapak mau kasih rahasia pintar, tetapi kamu janji dulu untuk tidak cerita kepada siapapun. Soalnya, kalau murid yang lain tahu mereka akan cemburu dan minta ilmu itu juga, nanti kamu banyak saingan dan susah jadi juara, mau kan?" kata Mardi.

"Iya.. I.. Iya pak saya janji," jawab Linda lugu.

"Oke kalau begitu, sekarang kamu duduk disini ya, biar bapak kasih ilmunya," Mardi menyuruh Linda duduk di bangku kayu, Linda menurut saja.

Setelah Linda duduk, Mardi mendekat dan berbisik-bisik ketelinga kanan Linda.

"Kalau mau pintar, telingamu harus dijilati seperti ini," kata Mardi, lidahnya langsung menyapu daun telinga Linda berkali-kali sambil tangannya memegangi kepala Linda.

"Aduh.. Geli pak guru.. Geli sekali," Linda kegelian berusaha berontak.

"Geli ya?, ya memang begitu, tahan sedikit ya," Mardi berhenti sebentar untuk meyakinkan Linda, tapi jilatan itu dilanjutkan lagi setelah Linda mengangguk. Puas menjilati telinga Linda, jilatan Mardi turun keleher Linda, dan tangannya ikut turun juga mengusap dan sedikit meremasi susu baru tumbuh milik Linda.

"Engghh geli pak guru..," Linda menepis tangan Mardi, Mardi pun menghentikan aktifitasnya.

"Eh kamu ini gimana sih? Mau pintar apa tidak?" kata Mardi sedikit melotot dan berlagak marah. Linda jadi takut.

"Iya pak, mau," jawab Linda tertunduk.

"Baiklah, telingamu sudah bapak bersihkan. Nah sekarang kamu buka bajumu dan mandi gih di kamar mandi itu, tapi jangan pakai sabun, biar bapak yang nyabunin nanti. Mengerti?" Mardi memerintah lagi. Linda yang anak kampung menurut saja, tak menaruh curiga.

Gebyar.. Gebyur.. Linda mulai mandi telanjang. Pintu kamar mandi tak ditutup, dan Mardi menikmati tubuh telanjang Linda dari pintu itu.

"Sudah pak guru, sekarang sabunnya mana?" tanya Linda.

Tubuh Linda yang beranjak remaja membuat nafsu Mardi naik. Susu yang baru tumbuh dan vagina Linda yang belum berbulu dipandangi Mardi bergantian, lalu Mardi mendekati tubuh berkulit putih itu.

"Ehm.. Bapak sabuni badanmu ya," tanpa menunggu jawaban Linda, Mardi segera mengusapi tubuh Linda dengan sabun yang dipegangnya.

Tangan Mardi mulai nakal dan menjamahi susu Linda, mengusap-usap dan menekan nekan. Meski kegelian, Linda nggak berani melawan, takut dimarah pak guru. Eh tangan Mardi lebih berani lagi mengusap di pangkal paha Linda berkali-kali. Setelah puas menjamahi tubuh Linda, Mardi menyuruh Linda menyelesaikan mandi, dan menyuruhnya melilitkan handuk saja setelah selesai. Mardi menunggu diruang tamu.

"Saya sudah selesai mandi pak," Linda keluar kamar mandi dengan tubuh terbungkus handuk.

"Itu baru pintar. Sekarang ikut bapak," kata Mardi dengan mata berbinar, lalu mengamit tangan Linda dan menuntutnya masuk kekamar.

"Sekarang bobo'an disitu ya, biar bapak kasih ilmunya," suruh Mardi pada Linda, lagi-lagi Linda nurut saja.

Setelah Linda berbaring di ranjangnya, Mardi mendekat dan duduk disamping kanan ranjang itu. Tangan Mardi dengan terampil menghempaskan handuk yang dikenakan Linda sehingga tubuh putih Linda yang baru mekar itu langsung terpampang tanpa halangan dihadapan Mardi. Linda sedikit bingung melihat perlakuan gurunya, tetapi gadis cilik itu tak berani protes. Jakun leher Mardi naik turun memandangi susu ranum Linda yang putingnya masih kecil dan tonjolannya pun belum sempurna. Lidah Mardi segera menyapu bibirnya sendiri begitu matanya membentur selangkangan Linda yang ranum belum ditumbuhi bulu.

Tangan Mardi menggerayangi tubuh Linda, sementara Linda tak berkutik menahan geli. Kemudian Mardi naik keranjang dan mulai menciumi tubuh telanjang Linda.

"Pakhh.. Geli pakhh," Linda menolak kepala Mardi saat lidah Mardi menjilati susunya.

"Uh.. Kamu ini gimana sih? Mau pintar apa tidak? Nilai kamu nanti bapak kasih merah semua lho," Mardi mengancam dengan mata melotot.

"Iya deh pak, saya mau pintar.. Tapi geli pak," Linda pasrah akhirnya.

"Nah gitu donk, geli dikit ya ditahan..," ketus Mardi dan kembali mencumbui gadis bau kencur itu.

Linda bukan main kegelian, apalagi selama ini belum pernah dijilatin susunya, berpikir untuk itu pun belum karena usianya masih kecil. Tapi untuk melawan ia tak mampu, selain takut sama Mardi, ia juga ingin mendapat ilmu pintar dari gurunya itu. Jadi, Linda hanya bisa menggeliat sambil terpekik kecil menahan perlakukan Mardi, hal itu membuat Mardi tambah bernafsu melumati tiap jengkal tubuh Linda.

Ciuman dan jilatan Mardi terus turun keperut dan selanjutnya turun lagi menuju selangkangan Linda. Mardi berhenti sejenak, disingkapnya paha Linda agar lebih mengangkang. Mata Mardi hampir loncat melihat vagina Linda yang sangat indah. Gadis berusia 12 tahun itu memiliki vagina yang sip, bibirnya tipis dan bersih tanpa bulu.

"Nah.. Linda, sekarang saatnya pak guru menambah ilmu tadi biar kamu lebih pintar lagi," kata Mardi. Linda tetap pasrah menerima perlakuan gurunya, dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya tanpa banyak tanya.

"Ahh pakhh..," Linda terpekik tapi tak berani melawan saat lidah Mardi menjalari permukaan vaginanya. Pinggulnya hanya bisa bergerak kecil menahan geli yang sangat dijilati Mardi.

"Sakit ya Lin?" tanya Mardi ditengah jilatannya.

"Engghaak Pakhh.. Cuma gelii..," jawab Linda.

Jilatan Mardi diteruskan, dan lama-lama Linda merasakan perasaan yang selama ini belum pernah dirasanya. Geli itu berubah menjadi rasa nikmat yang sensasional bagi Linda. Cairan kental mulai merembes dari vagina Linda, lidah Mardi menerima cairan itu dan melanjutkannya, cairan itu ditelan Mardi. Sore itu Mardi benar-benar mempraktekan fore play yang ditontonnya di VCD porno, kepada Linda muridnya. Lidahnya makin berani menelusup dibelahan bibir vagina Linda.

"Ahh.. Pakk Ghuuruu.. Linda pingin pipisshh pakhh..," Linda merasakan seluruh sendi dibokongnya kejang dan terasa enak, tanda-tanda orgasmenya mulai muncul. Mardi tak menyia-nyiakan kesempatan itu, vagina Linda semakin dilumat dan disedot-sedot dengan bibirnya.

"Mmmphhff.. Ahh hayoo.. Pipiss aja Linn.. Mmffphh," Mardi menambah jilatannya divagina Linda, sampai tubuh Linda tersentak-sentak menahan geli.

"Ahh.. Iyaa.. Linndaa piipisss Pakhhh... Uhhh.. Pipiss.. Tuhhh.. Aahhh," Linda kejang beberapa kali. Orgasme pertama yang dirasakannya membuat Linda melambung kenikmatan. Mardi pun menghentikan aksi jilatnya.

"Sakit ya Linn?" tanyanya memandangi wajah Linda yang semakin ayu dilihat.

"Eh.. Enggak paakk.. Bapak jangan marah ya, Linda pipis dimulutnya bapak.. Habis Linda nggak tahan geli sekali sih," Linda takut kalau Mardi marah, cairan nikmatnya itu disangka air kencing.

"Bapak nggak marah, tapi apa yang kau rasakan tadi?" Mardi memancing Linda.

"Enggh.. Geli pak,"

"Enak nggak,"

"Iya.. Geli tapi enak pak," jawab Linda malu

Mardi kini berdiri dan membuka seluruh pakaiannya, telanjang bulat dihadapan muridnya yang bugil.

"Nah Linda, sekarang penutupannya. Kamu akan dapatkan ilmu pintar itu setelah melakukan tugas ini," kata Mardi sambil memegangi penisnya yang tegang.

Linda sangat malu melihat gurunya telanjang, soalnya belum pernah lihat burung kecuali burungnya Anto, adiknya. Tapi Linda nggak berani melawan. Mardi kemudian menyuruh Linda berdiri berhadapan dengannya, lalu Mardi meminta Linda mengisapi burungnya.

"Kamu sekarang isap burung bapak ini ya.., sama seperti tapi bapak jilatin pepek kamu, ayo cepat gih," kata Mardi sambil menuntut kepala Linda merunduk mendekat ke penisnya.

"I... ii.. ya pak," Linda menurut. Bibir mungilnya mengecup penis Mardi dan lidahnya menjilat.

Begitu Linda memasukan penis Mardi kemulutnya, Mardi langsung mencengkeram rambut Linda dan menggerakan kepala Linda maju mundur sehingga mulut Linda bergerak mengoral penis gurunya.

"Ohh nikmaatnya Lin.., ahh.. Ayo teruskan muridku.. Ohhh," Mardi merasakan nikmat luar biasa. Baru kali ini ia merasakan sensasi dioral anunya. Hal itu berjalan sepuluh menit, sampai akhirnya tubuh Mardi mengejang dan penisnya menyemburkan sperma perjakanya menyemprot kewajah Linda.

"Ouhh.. Linndaa.. Ohhh.. Enghh.. Ohhh," Mardi agak berteriak menahan nikmat itu.

Sementara Linda bingung memandangi muncratnya air kental yang sebagain mengenai wajahnya. Setelah itu Mardi membersihkan wajah Linda pakai handuk yang tadi dipakai Linda. Mardi pun menciumi wajah Linda, sambil memeluk gadis cilik itu, sementara Linda bingung harus berbuat apa.

"Terima kasih ya muridku..," kata Mardi.

"Kok bapak yang terima kasih? Kan saya yang dapat ilmu pintar, saya yang harus terima kasih pak," Linda memang lugu, tangan Mardi diamit dan diciumnyua penuh hormat.

"Oh iya ya.. Sekarang kamu sudah pintar, nah pakai lagi gih bajunya dan kamu boleh pulang. Tapi ingat, jangan bilang ke orang lain ya kalau kamu dapat ilmu dari bapak," perintah Mardi.

Sebenarnya saat itu Mardi ingin sekali menyetubuhi Linda, tetapi ia takut jika ketahuan orang. Apalagi Linda masih kecil dan pasti akan kesakitan jika disetubuhi paksa. Setelah Linda pulang, Mardi kembali memikirkan cara agar bisa menyetubuhi anak itu dilain kesempatan.

*****

Dua hari setelah kejadian itu, Mardi kembali dapat jadwal mengajar Matematika di kelas 1A, kelasnya Linda.

"Ayo Linda, sekarang kamu kerjakan tugas ini dipapan," lagi-lagi Mardi menyuruh Linda maju. Hari itu, Mardi sengaja memberi tugas yang mudah agar bisa terjawab oleh Linda.

"Sudah selesai pak," kata Linda setelah menyelesaikan tugas dipapan tulis. Mardi bangkit dan memeriksa tugas yang dikerjakan Linda.

"Ya.. Benar, dan ini juga betul. Wah, kamu pintar sekali Linda," Mardi sengaja memuji, murid yang lain bertepuk tangan disuruh Mardi.

"Nah karena pintar sekarang bapak kasih hadiah, ayo sini bapak gendong," Mardi segera menggendong Linda. Tapi tangan Mardi yang menopang bokong Linda bergerak-gerak nakal mengusapi vital Linda, selama Linda digendongnya.

"Anak-anak, kalau kalian sepintar Linda, maka pak guru pun akan gendong kalian seperti ini. Makanya belajar ya anak-anak," kata Mardi.

"Yaaa.. Pakk," sahut muridnya serempak. Setelah itu Mardi menurunkan tubuh Linda dan pelajaran kembali dilanjutkan di kelas itu.

Hari itu pelajaran Matematika adalah pelajaran terakhir di kelas 1A, dan setelah itu mereka boleh pulang.

"Pak.., saya mau berterima kasih sekali lagi dikasih ilmu sama bapak," Linda menghampiri Mardi setelah semua murid kelas 1A keluar kelas.

"Oh, iya.. Iya.. Yang penting kamu harus jaga rahasia ya supaya cuma kamu yang pintar," Mardi tersenyum melihat kebodohan dan keluguan muridnya itu.

"Emm.. Anu pak, PR yang bapak kasih tadi agak sulit buat saya. Bagaimana supaya saya bisa menjawab PR itu pak..?" tanya Linda lagi.

"Duh Linda, kamu kan sudah pintar.. Atau begini saja, nanti sore kamu datang lagi kerumah bapak biar bapak bantu kerjain PR itu ya," pinta Mardi, Mardi mulai berakal bulus untuk bisa menikmati tubuh Linda lagi. Linda yang lugu, mengangguk lalu pulang.

Sore harinya, Linda datang menemui Mardi di kompleks pengajar. Seperti sebelumnya dengan sikap manis Mardi memperlakukan Linda bagai murid kesayangan, ia pun membantu Linda mengerjakan PR yang diberinya sendiri.

"Wah. Ternyata gampang caranya ya pak," kata Linda senang setelah tugasnya selesai.

"Nah Lin.. Sekarang kan masih sore, gimana kalau bapak kasih ilmu tambahan lagi supaya kamu tambah pintar, mau nggak," Mardi mulai menjebak Linda.

"Mau.. Pak.. Mau," jawab Linda cepat, tanpa curiga.

"Kalau begitu kamu mandi lagi, kayak kemarin itu caranya kok," perintah Mardi.

Linda menurut, dan kejadian sebelumnya terulang lagi, Linda mandi disabuni Mardi, lalu mengenakan handuk berbaring diranjang kamar Mardi. Tubuh Linda mengelinjang dijilati Mardi. Bedanya, kali ini Mardi pun telanjang bulat, siap menyenggamai Linda.

"Ahhh pakhh.. Geli pakhh..," Linda menggelinjang menahan geli dijilati Mardi dibagian vaginanya.

"Geli sakit apa geli enak Lin..?" Mardi menanyakan itu sambil terus menjilati vagina Linda.

"Engghh ahh.. Gelii ehh.. Geli ennakkh pakhh," Linda meringis menahan kenikmatan itu.

Mardi berusaha memperlakukan Linda dengan baik seperti di VCD yang ditontonnya. Tangan Mardi menyibak bibir vagina Linda dan lidahnya menyasar klitoris Linda yang masih kecil dan kencang. Saat klitorisnya dipermainkan lidah pak guru, Linda merasakan nikmat sekali, geli dan nikmat tepatnya. Betul juga perkiraan Mardi, wanita seusia Linda memang sudah bisa menerima rangsangan seksual. Bukankah wanita jaman dulu kawin diusia belasan seperti Linda? begitu pikir Mardi. Sambil mempermainkan klitoris Linda, Mardi mengamit tangan Linda dan menuntunnya memegang rambut Mardi.

"Uhh pakhh.. Linnda pinginn pipisss.. Ouhh," tangan Linda yang sudah samapi dikepala Mardi langsung meremasi rambut Mardi, pinggulnya bergoyang dengan paha mengapit kepala Mardi.

Mardi tak ingin ketinggalan Linda, saat Linda berkata ingin pipis, Mardi segera menghentikan aktifitasnya. Pertimbangan Mardi tepat, saat itu Linda sudah terbakar birahi pula, dan cairan yang keluar dari vagina Linda menunjukan kegatalan yang sangat pada vagina Linda.

"Lin.. Pipisnya nanti aja ya, ditahan dulu. Sekarang bapak kasih ilmu lainnya," Mardi kemudian menindih tubuh Linda, tetapi tangannya menopang agar Linda tak sesak napas.

"Ohh.. Pak, saya mau diapain lagi?" Linda bingung apa mau gurunya itu.

"Bapak mau kasih ilmunya lagi, tapi Linda tahan dikit ya," kata Mardi, tangannya menggenggam penisnya yang sudah tegang dan menepatkan ujungnya ke bibir vagina Linda, lalu menggesek-gesekan ujung penis itu ke bibir vagina Linda. Linda tak merasakan sakit pada vitalnya karena Mardi hanya mengesekan dipermukaan saja.

"Ahh.. Geli Pakk," Linda malah merasa geli dan nikmat digesek anunya Mardi.

"Enak nggak Lin?" Mardi mulai menciumi susu Linda bergantian kanan-kiri.

"Ohh iyyah, enak pak..," Linda mulai tersengal.

Merasa Linda sudah dipenuhi birahi, Mardi kemudian menekan pinggulnya perlahan, setahap demi setahap sambil terus menggesekan penis itu kepermukaan vagina Linda.

"Auhh.. Sakit pakhh.. Ouhh," Linda terpekik saat Mardi sedikit menekan pinngulnya. Ujung penis Mardi tepat terjepit dibibir vagina Linda yang sempit.

"Sakit ya Lin.., kalau begini gimana," Mardi menghentikan tekanannya dan kembali menggesekan penisnya dipermukaan vagina Linda.

"Nah.. Itu nggak pak.. Kok tadi sakit ya.., ouhh sakit lagi pakk," Linda kembali meringis saat Mardi kembali menekan penisnya berusaha menerobos perawan Linda. Kepala penis Mardi sudah berhasil masuk kebelahan vagina Linda, tetapi untuk menekan lebih jauh Mardi takut Linda kesakitan.

"Masih sakit sayang..?" Mardi sudah tak tahan ingin menggenjot Linda, tetapi masih ragu dan takut. Mardi hanya memompa kepala penisnya masuk keluar ke permukaan liang nikmat Linda.

"Iya pak agak sakit, tapi sekarang enak.., ahhh.. Sakit sekalii pakhhh ouhh," Linda meringis sejadinya, saat itu Mardi tak bisa lagi menahan nafsunya, penisnya ditekan lagi menerobos vagina Linda yang masih sempit. Penis Mardi masuk sampai separuh mengoyak selaput dara Linda, kini cairan bening kental bercampur bercak darah dari vagina Linda.

"Ahh.. Ampuunn sakitt pakk..," Linda berusaha mendorong tubuh Mardi, tetapi Mardi justru menekan lebih kuat, membuat penisnya terbenam separuh di vagina Linda.

"Tahan dikit Lin.. Hampir selesai, gini sakit nggak," penis yang terbenam separuh dibiarkan Mardi tak digerakan.

"Ouhh.. Iya Pakk.. Sekarang nggak sakit, kalau pelan nggak sakit pak," Linda merasa sakit divaginanya mulai hilang, dan Mardi mulai menggerakan pinggulnya naik turun perlahan.

"Sakit Lin..?.. Ouhh enak sekali pepeknya Lin..," Mardi kenikmatan poenisnya dijepiti vagina Linda yang rapat.

"Ouh.. Pelan saja pak.. Ohh.. Linda enakk pakkk," Linda tak lagi merasa sakit, Mardi lebih berani menghujamkan penisnya lebih dalam. Tapi setiap Linda meringis sakit, Mardi menghentikan sejenak, lalu lanjut lagi. Lima belas menit setelah itu, Linda tak lagi merasakan sakit, sakit itu kini berubah total menjadi nikmat yang belum pernah diterima Linda selama ini, juga Mardi yang masih ngejomblo.

"Gimana Linda.. Enak sekarang.. Ouhh.. Enakk sekali pepekmu Linn..," Mardi menggenjot Linda dengan gerakan pelan.

"Ouhh pakkhh.. Enakk pakhh, sekarang kok enakhh ahh," Linda dan Mardi merasakan nikmat yang sama.

"Pakhh Lindaa.. Mau pipisshh.. Ouhh.. Pakhhh uhhh.. Pipis Linda tuhh... Ahhh," beberapa menit kemudian Linda mencapai orgasme, tubuhnya sampai menggelinjang dan kejang-kejang.

"Ouhh Linnn.. Ouhhh... Ohhh.. Nikmatnyahh... Oh.. Ouhh," Mardi pun klimaks, semburan spermanya membasahi vagina Linda. Begitulah, Mardi akhirnya bisa memerawani Linda sekaligus menyerahkan perjakannya pada Linda. Setelah beristirahat sejenak, Mardi menyuruh Linda mengenakan pakaiannya lagi dan menyuruhnya pulang.

Dengan alasan memberikan ilmu pintar, guru bejad Mardi berhasil memetik belasan perawan bocah ingusan, yang rata-rata muridnya. Selama dua tahun Mardi sukses menjalankan aksi bejadnya itu. Sial bagi Mardi, kelakuannya membobol perawan belasan muridnya terungkap saat ia berniat mengerjai Putri, anak bu Wasti yang juga guru disana. Putri berceloteh pada ibunya, dan Wasti pun melaporkan Mardi ke Polisi. Setelah Mardi ditangkap, orang tua belasan murid yang menjadi korban termasuk Linda turut melaporkan Mardi. Mardi pun diproses dan kini mendekam di Lapas sebagai terpidana 8 tahun penjara.

Senin, 14 Januari 2013

Cerita Hot Dewasa - Janjian Di Toilet Dengan Kak Serma

Cerita ini baru terjadi 2 minggu yang lalu ketika gue menjahili supervisor gue yang cantik.

Nama gue galan karyawan call center bank swasta terkemuka di di indonesia. Jabatan gue hanya sbgai agent biasa yg kerjanya dimaki-maki nasabah setiap harinya, tapi beruntungnya gue dapet supervisor yang cantik dan seksi bernama Serma. Cewek putih,langsing dan berdada montok ditambah bongkahan pantat yang sangat sensual ini sungguh menggoda. Dengan tinggi 168 cm dan berdada 34 B ditambah kemeja ketat dan rok pendeknya selalu membuat hancur konstrasi gue.
CeritaHD - Janjian Di Toilet Dengan Kak Serma
To the point aja, bos gue si serma yang cantik itu tiba-tiba memanggil gue untuk ke mejanya, gue kira gue bakal kena omelan karena kerjaan gue yang berantakan tetapi ternyata hanya untuk dicekin smartphone nya yang katanya sering ngeheng.

"Lan lo bisa bantu liatin HP gue ga? Ko sering ngehang ya? Trus sinyalnya sering ilang?" tanyanya dengan raut wajah bingung, sungguh ekspresi kebingungannya bikin gue gemes,seolah-olah pengen gue jilat itu muka dengan lidah gue.

"Ya udh sini gue liatin tapi HPnya gue bawa dulu ya nanti pas makan siang klo udah bener gue kasih lagi." balas gue untuk permintaan dia.

Smartphonenya gue bawa ke meja gue, gue coba otak-atik dikit padahal gue juga ga ngerto-ngerti bgt soal beginian bingung juga gue kenapa si serma tiba-tiba minta tolong ke gue.

Setelah lama gue oprek HPnya akhirnya gue ga nemu penyakit dr smartphonenya, selintas muncul pemikiran jelek gue, mumpung HPnya ada di gue, gue cek aja foto2 dalam galerinya. Dan apa yang gue dapet, gue liat ada beberapa foto hotnya. Ada pose saat dia lagi tiduran dengan BHnya aja,ada foto di kaca kamar mandi dengan toketnya yang putingnya yang coklat mengagumkan dan 1 lagi yang paling mantep ada 1 pose dimana ada foto Serma lagi tiduran di kasur dengan hanya menggunakan g-string hitam dan tanpa BH.

Niat jahat gue timbul, foto-foto ini bisa jadi modal buat gue untuk merasakan tubuh nya yang sensual itu. Dengan cepat gue kirim foto-foto itu ke smartphone gue. Setelah selesai gue balikin smartphonenya.

"Ka serma gue ga ngerti nih,dari tadi gue oprek tapi masih lemot aja, coba lo bawa ke counter aja deh." sapa gue dengan pemikiran sebentr lagi gue akan dapetin tubuh moleknya.

"Yahh lu gimana sih kirain gue lu ngerti. Ya udah deh gapapa nnti gue bawa. Makasih ya.".dengan wajah kecewa.

Sehari berselang tepatnya pukul 8 malam saat suanasana kantor mulai sepi, hanya ada beberapa orang shift malam, tanpa pikir panjang gue kirim balik foto2 hotnya dia ke smartphonenya dia dengan fasilitas messanger. gue liat dia lagi duduk sambil menatap serius PC dan kaget setelah mendapat pesan gue.

Dan dengan cepat dia balas pesan gue, dengan mata yang melotor ke arah gue. "KURANG AJAAAARRRRR APA-APAAN INI??BERANINYA LO NGAMBIL FOTO2 gue. gue LAPORIN LO KE KABAG…." Balasnya denga emosi.

"Silahkan, dengan senang hati palingan klo kaka bilang efek ke gue cuma di pecat, untuk ngelapor ke polisi kayanya ga bakal, apa mau Perusahaan membuka aib karyawannya??? Dan klo kaka lapor apa kaka ga malu?" dengan perasaan penuh kemenangan.

"Hapus sekarang juga, dan jangan bikin gue marah. Inget gue supervisor lo." ancamnya sambil tetap menatap tajam ke arah gue, gue pun hanya senyum sinis.

"gue akan hapus setelah gue bisa menjamah tubuh seksi lu." ancam gue.

"Bajingan, jadi lu ancem gue" balasnya dengan cepat di mesangger.

"Ya terserah apa penilaian kaka..mau saya jamah sedikit atau kaka malu dan ga mungkin kaka pun akan di pecat."

Keadaan gue udah diatas angin sekarang dan ka serma membalas.

"Apa mau lo sekarang?" Balasan dengan kata-kata menyerah.

"Saya tunggu kaka di toilet wanita sekarang, jangan lapor siapa pun atau kita hancur bersama." balas gue dengan kontol yang sudah menegak membayangkan sesaat lagi menatap tubuh seksi ka serma.

Gue pun segera meninggalkan meja gue dan beranjak ke toilet wanita, mengapa gue pilih disana krna gue tau jam segitu toilet itu sudah sepi karna hanya ada beberapa wanita saja yang tersisa di kantor.

Gue pun membuka pintu kamar mandi secara mengendap-endap, lalu gue pilih bilik kamar mandi yang paling ujung.

Gue kirim pesan ka serma "gue udah dikamar mandi dan gue ada dibilik ujung, cepet kesini kontol gue udah tegang " kiriman pesan gue semakin cabul.

5 menit berselang tidak ada balasan dan gue makin panik, jangan jangan dia lapor satpam atau panggil karyawan lain untuk grebek gue.

Dan tiba-tiba pintu kamar mandi kebuka, jantung gue bedegup kencang, siapa kah yang membuka pintu itu.

Dan tak lama ketukan bilik kamar mandi berbunyi,gue buka pintunya ka Serma udah ada di depan bilik.

Gue: "silahkan masuk kaka cantik."

Dia pun mengikuti bagai kerbau yang ditusuk hidungnya, dengan muka yang sangat marah dia masuk. Bilik kamar mandi yang sempit membuat jarak kamu sangat dekat. gue liat dia menggunakan kemeja putih yang ketat sehingga toketnya menonjol dengan menantang. Ditambah rok mininya yang sejengkal diatas lutut membuat bokongnya semakin terlihat besar.

Serma : "apa yang lu mau?"

Gue : "tubuh lu ka serma, puasin gue sekarang dan gue persilahkan lu hapus foto2 lu sendiri di hp gue."

Serma : "gue supervisor lo, gue atasan lo, sampai hati lu kaya gini?"

Kedua tangan gue langsung gue tempelin ke toketnya, luar biasa sintalnya toket dia, dia kaget dengan apa yang gue lakuin.

Gue : "gue ga peduli, gue cuma butuh tubuh lu skrg aja, setelah itu gue akan lupain kejadian."

Secara perlahan tapi pasti gue raba toketnya secara perlahan, matanya menatap dendam ke gue. Semakin lama rabaan gue semakin cepat dan memjurus brulat. gue pun membuka kancing kemejanya dan langsung melucuti bajunya.

Gue liat toketnya luar biasa menantang dengan bh berwarna hitam berenda sedikit di tepiannya. gue buka kaitan di belakang dan gue cantelkan di pintu bilik. Dua buah bukit kembar dan puting yang coklat sungguh membuat kontol gue makin membesar. Segera saja gue jilati puting kanan dan toket kiri gue raba dengan tangan gue.

Gue isep terus toketnya, gue jilat dengan rakus dan sesakli gue digigit. Puting satunta pun gue pilin sampai akhirnya nafasnya mulai tak beraturan. gue tukar posisi sekarang toket kirinya yang gue jilat dan ise, toket kanan yang sudah basah gue raba secara keras dan gue puter-puter putingnya.

Keluarlah suara dari mulutnya. "Aaaaaahhhhhhhh….", gak gue sangka dia menikmati juga apa yang gue lakukan.

Sambil terus menmenjelajahi toketnya yang ranum dengan jilatan,hisapan dan pelitiran puting. Kaitan rok belakng perlahan gue buka dan seletingnya pun gue turunkan. Secara otomatis turun lah rok kak serma.

Oh my god ternyata dia sedang menggunakan g-string hitamyang hanya menutupi memeknya dengan bentuk segitiga dan tali tipis menyelip di balahan pantatnya.

Toketnya semakin brutal gue jilat dan sering kali gue gigit kecil yang membuat dia mendesah kenikmatan. Tanganku sekarang keduanya ada di pantatnya, kuraba pantat semoknya dengan tangan kiri dan tangan kananku kuraba memeknya yang mulai basah dengan cairan kewanitaannya, ternyata ka serma terangsang juga..

Setelah puas merasakan toketnya kusuruh ka serma duduk diatas toilet yang terlebih dahulu aku tutup agar dia bs duduk.

Kubuka g-stringnya, mukanya gamang antara menuruti tetapi disisi lain dia tidak ikhlas. Dan setelah kubuka kulihat memeknya yang dihiasi bulu sedikit dan tertata rapih.

Aku langsung bertjongkok dihadapnya, ku jilati memeknya yang basah, kumainkan klirotisnya dengan lidah ku dan sesekali aku sapu memeknya. Tangan ku tak mau diam,ku maikan jariku di anusnya, keluar lah desahan kembali dari mulutnya, "ahh galan, lu jahat, lu bikin gue sange, lu harus tanggung jwab puasin gue sekarang…ahhhhh…terus lan…enakkk…ooohhhhh…"

Ternyata dia sambil memilin kedua putingnya sendiri.

gue masukin lidah gue ke memknya dan jari yang kiri memaikan itilnya, dia kelojotan dengan apa yang gue lakuin. Ga bertahan lama pahanya menjepit kepala gue dan membuat gue sulit bernafas. gue tau di mau orgasme dan gue isep itilnya dengan kuat dan secra bersamaan dia melungguh panjang "ooohhhhhh galannnnn gue keluaarrrr, "keluarlah cairan hangat secara perlahan yang menandakan dia orgasme, dia bersandar di toilet dengan kaki mengakang dengan wajah lemas.

"Bangsat lu lan, lu bikin gue orgasme.".

Gue: "tapi lu suka kan????sekarang giliran gue ya."

Gue buka celana gue, cd dan kemeja gue secara cepat dan menyembulah kontol gue yang standar dengan panjang 14 cm ini.

Gue jambak rambutnya dan mengarahkan mulutnya ke kontol gue.

"Jangan kasar dong, pake jenggut segala, gue tau kok apa yang harus gue lakuin" sanggah ka serma.

Gue hanya tersenyum dengan responya.

Dia mulai memegang kontol gue dengan tangan kirinya dan mulai mencium kepala kontol gue, tangan kirinya mengocok-ngocok pelir gue yang membuat gue terbang ke enakan.

"Kontol lo boleh juga, kapan-kapan klo gue mau lagi boleh ya?". pinta kak serma.

Gue kaget dengan permintaannya dan gue hanya berkata.

"Ga usah bawel ka, sepong gue sekarang gue udah sange. Masa’ yang ngecrot lu doank. gue juga mau." Tandas gue.

Dengan cekatan dia mulai memasukan kontol gue kemulutnya secara beraturan, dia jilatin lubang kebcing gue, dia jilatin semua bagian kontol gue tanpa ada basa-basi lagi. Mulutnya sudah penuh dengan kontol gue, dia keluar masukan kontol gue dari mulutnya. Gak sangaka jago dia nyepong. Setelah 5 menit dia sepong gue, akhirnya gue mau ngecrot juga dan gue gak rela klo harus ngecrot dengan cara ini.

Gue tarik kontol gue dari mulutnya, dia pun protes. "Apa-apaan sih gue lagi enak ini."

Gue: "gue akan kasih yang lebi enak, nungging lu sekarang."

Dia pun menurutinya, gak sangka gue betapa mudahnya gue menyuruh supervisor gue ini bertindak cabul.

Sekarang dia udah nungging dan gue bisa liat anus dan memeknya dr belakang, pantatnya gue cubit dan dia marah, "brengsek, sakit tau cepet masukin kontol lu, kerjaan gue masih banyak."

Tanpa berpikir panjang gue arah kontol gue ke memeknya secara perlaha, dan ternyata dia udah ga perawan, memeknya cukup mudah dimasukin tapi tetep pijatan daging memeknya cuku lumayan.

Kontol gue udah masuk semua dan gue dieimin sebentar, setelah itu mulai gue genjot maju mundur dengan ritma perlahan.

"Ooohhhh lan terus entotin gue, masukin semua kontol lo, puasin gue." Pintanya.

Gue ketawa dalam hati, ga gue sangka bahasa pelacur juga klo udah sange. Ritme mulai gue tingkat kan genjotannya. Sambil toketnya gue raba dari belakang. Dia semakin mendesah, "oooohhhhhh galan bangsattt, cepet lan…cepet……enak sayang…..perkosa gue….sekarang gue pnya lo sayang….pake gue sesuka lu…aaaaaaahhhhhhh…terussssss….bangsaattt…. " Celoteh ka serma terdengar cabul tapi semakin membuat gue terngsang.

Bosen dengan gaja blowjob,sekarang gue cabut kontol gue, sekarang gue duduk diatas toilet dan gue minta ka serma berdiri diatas gue, tanpa diminta dia mengerti dan mengarahkan kontol gue memeknya.

Bleeeessssssssss…..masuklah semua kontol gue di memeknya, dia diam menikmati kontol gue berada di memeknya. gue cium bibirnya secara brutal dan dia mulai menaik turunkan pinggulnya. Ciuman gue beralih ek toket, gue emut putingnya dan gue grebek toket satunya, "ahhhhh galaannnnnnn lu gilaaaaa gue nikmat banget, ooohhhhhhhhhhh isep terus lann….teruuuuuusssss…."

Genjotannya semakin mengiila sehingaa keluar suara keceplaaakkk…..kecplaaakkk…kecplaaaakkkkk,, suara campuran lendir kewanitaan dia yang mulai membasahi paha kami.

Dia sangat buas, genjotannya semokin meningkat.

"Galaaaaannn….galannnn….gue mau keluarrrrr gue ga kuat….ooooohhhhhh…." Pintanya.

"Sebentar ka kita keluarin bareng. Sebentar lagiiiiiiii, ohhhhhhhh lo pelacur gue malem ini…" Balas gue..

Dia tidak merespon perkataan bejat gue dan tak lama, "galaaaannn gue keluaaaaaaaaarrrr.n…. aaaargghhtttttttttttttt…. …" dia orgasme, cairan hangat keluar dari memeknya.

Dan tak sempat bertanya kontolku pun ngecrot di dalam rahimnya.

"Ka sermaaaa gue keluaaaaarrrrr ooooooohhhhhhhhhhh…."

Kami pun orgasme bersama dan dia memeluk tubuh gue yang terkulai lemas diatas tolilet.

2 menit keheningan terjadi, kontol gue masih di memeknya sampai mengkerut. Dia mulai mengeluarkan perkataan dengan nafas terengah

Ka serma : "hapus fotonya sekarang dan gue ikhlas klo lo minta hal ini kapan pun itu."

Gue : "serius lo?"

Ka serma : "gue seriusss…selama ini gue hanya bisa puasin diri gue dengan jari, tapi sekarang gue pnya kontol lo yang bisa puasin gue. Tapi inget ini rahasia kita berdua."

Gue: "siaaapppp,, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik ka." Sahut gue dengan bercanda.

Dan dia tak membalas dan mencium bibir gue. setelah itu kita berpakaian dan keluar secara bergantian dan bekerja kembali seolah tidak ada yang terjadi.

Setelah kejadian itu kamu sering bertemu di kosan ku untuk bercinta dan saling memuaskan.

Sumber : Kisah Terlarang

Jumat, 11 Januari 2013

Cerita Hot Dewasa - Nafsu Birahi Gadis SMU

Cerita Hot Dewasa - Nafsu Birahi Gadis SMU Dan Seorang Gigolo. Awal kisah cerita Dewasa ini bermula karena kenakalan Gadis SMA anak majikanku. Ia gadis ranum, Siswi SMA. Namun rupanya telah memiliki fantasi dan pengalaman cukup. Sekali kupenuhi permintaannya untuk menyetubuhi dirinya, ia malah ketagihan, dan aku bak dijadikan gigolo. Digilir bersama sesama Siswi SMA lainnya. Tapi yang jelas, aku senang, dapat memek gadis dan dapat uang untuk kuliah.

"Biar saya yang buka mas", katanya.

Tangannya yang mungil melepas kancing celana jeansku, dan membantuku membukanya. Kemudian tangannya meremas-remas penisku dari luar CD-ku. Dijilatinya CD-ku sambil tangannya meremas-remas pantatku. Akupun sudah tak tahan lagi, langsung aku buka CD-ku sehingga penisku yang sudah tegak, bergelantung ke luar.

"Ih, wowww...!!!", desis Non Juliet, sambil tangannya mengelus-elus penisku.

Aku bekerja sebagai seorang sopir di Malang. Namaku Sony, umurku 24 tahun, dan berasal dari Jember. Aku sudah bekerja selama 2 tahun pada juraganku ini, dan aku sedang menabung untuk melanjutkan kuliahku yang terpaksa berhenti karena kurang biaya. Wajahku sih kata orang ganteng, ditambah dengan tubuh lumayan atletis. Banyak teman SMA-ku yang dulu bilang, seandainya aku anak orang kaya, pasti sudah jadi playboy kelas super berat. Memang ada beberapa teman cewekku yang dulu naksir padaku, tetapi tidak aku tanggapi.

Mereka bukan tipeku.
CeritaHD - Nafsu Birahi Gadis SMU
Juraganku punya seorang anak tunggal, gadis berumur 18 tahun, kelas 3 SMA favorit di Malang. Namanya Juliet. Tiap hari aku mengantarnya ke sekolah. Aku kadang hampir tidak tahan melihat tubuh Juliet yang seksi sekali. Tingginya kira-kira 168 cm, dan payudaranya besar dan kelihatannya kencang sekali. Ukurannya kira-kira 36C. Ditambah dengan penampilannya dengan rok mini dan baju seragamnya yang tipis, membuatku ingin sekali menyetubuhinya.

Setiap kali mengantarnya ke sekolah, ia duduk di bangku depan di sampingku, dan kadang-kadang aku melirik melihat pahanya yang putih mulus dengan bulu-bulu halus atau pada belahan payudaranya yang terlihat dari balik seragam tipisnya itu. Tapi aku selalu ingat, bahwa dia adalah anak juraganku. Bila aku macam-macam bisa dipecatnya aku nanti, dan angan-anganku untuk melanjutkan kuliah bisa berantakan. Siang itu seperti biasa aku jemput dia di sekolahnya. Mobil BMW biru metalik aku parkir di dekat kantin, dan seperti biasa aku menunggu Non-ku di gerbang sekolahnya.

Tak lama dia muncul bersama teman-temannya.

"Siang, Non..., mari saya bawakan tasnya".

"Eh..., Mas, udah lama nunggu?", katanya sambil mengulurkan tasnya padaku.

"Barusan kok Non..", jawabku.

"Jul..., ini toh supirmu yang kamu bicarain itu. Lumayan ganteng juga sih..., ha..., ha..", salah satu temannya berkomentar. Aku jadi rikuh dibuatnya.

"Hus..", sahut Non-ku sambil tersenyum. "Jadi malu dia nanti..".

Segera aku bukakan pintu mobil bagi Non-ku, dan temannya ternyata juga ikut dan duduk di kursi belakang.

"Kenalin nih mas, temanku", Non-ku berkata sambil tersenyum. Aku segera mengulurkan tangan dan berkenalan.

"Sony", kataku sambil merasakan tangan temannya yang lembut.

"Niken", balasnya sambil menatap dadaku yang bidang dan berbulu.

"Mas, antar kita dulu ke rumah Niken di Tidar", instruksi Non Juliet sambil menyilangkan kakinya sehingga rok mininya tersingkap ke atas memperlihatkan pahanya yang putih mulus.

"Baik Non", jawabku. Tak terasa penisku sudah mengeras menyaksikan pemandangan itu.

Ingin rasanya aku menjilati paha itu, dan kemudian mengulum payudaranya yang padat berisi, kemudian menyetubuhinya sampai dia meronta-ronta..., ahh.

Tak lama kitapun sampai di rumah Niken yang sepi. Rupanya orang tuanya sedangke luar kota, dan merekapun segera masuk ke dalam. Tak lama Non Juliet ke luar dan menyuruhku ikut masuk.

"Saya di luar saja Non".

"Masuk saja mas..., sambil minum dulu..., baru kita pulang".

Akupun mengikuti perintah Non-ku dan masuk ke dalam rumah. Ternyata mereka berdua sedang menonton VCD di ruang keluarga.

"Duduk di sini aja mas", kata Niken menunjuk tempat duduk di sofa di sebelahnya.

"Ayo jangan ragu-ragu...", perintah Non Juliet melihat aku agak ragu.

"Mulai disetel aja Nik...", Non Juliet kemudian mengambil tempat duduk di sebelahku.

Tak lama kemudian..., film pun dimulai..., Woww..., ternyata film porno. Di layar tampak seorang pria negro (Senegal) sedang menyetubuhi dua perempuan bule (Prancis & Spanyol) secara bergantian. Napas Non Juliet di sampingku terdengar memberat, kemudian tangannya meremas tanganku. Akupun sudah tidak tahan lagi dengan segala macam cobaan ini. Aku meremas tangannya dan kemudian membelai pahanya. Tak berapa lama kemudian kamipun berciuman. Aku tarik rambutnya, dan kemudian dengan gemas aku cium bibirnya yang mungil itu.

"Hmm... Eh", Suara itu yang terdengar dari mulutnya, dan tangankupun tak mau diam beralih meremas-remas payudaranya.

Kubuka kancing seragamnya satu persatu sehingga tampak bongkahan daging kenyal yang putih mulus punya Non-ku itu. Aku singkap BH-nya ke bawah sehingga tampaklah putingnya yang merah muda dan kelihatan sudah menegang.

"Ayo..., hisap dong mas..., ahh". Tak perlu dikomando lagi, langsung aku jilat putingnya, sambil tanganku meremas-remas payudaranya yang sebelah kiri. Aku tidak memperhatikan apa yang dilakukan temannya di sebelah, karena aku sedang berkonsentrasi untuk memuaskan nafsu birahi Non Juliet. Setelah puas menikmati payudaranya, akupun berpindah posisi sehingga aku jongkok tepat di depan selangkangannya. Langsung aku singkap rok seragam SMA-nya, dan aku jilat CD-nya yang berwarna pink. Tampak bulu vaginanya yang masih jarang menerawang di balik CD-nya itu.

"Ayo, jilatin memekku mas", Non Juliet mendesah sambil mendorong kepalaku. Langsung aku sibak CD-nya yang berenda itu, dan kujilati kemaluannya.

"Ohh..., nikmat sekali...", erangan demi erangan terdengardari mulut Non-ku yang sedang aku kerjai. Benar-benar beruntung aku bisa menjilati kemaluan seorang gadis kecil anak konglomerat. Tanganku tak henti mengelus, meremas payudaranya yang besar dan kenyal itu.

"Aduh, cepetan dong, yang keras..., aku mau keluar.., ehhmm ohh..". Tangan Non Juliet meremas rambutku sambil badannya menegang. Bersamaan dengan itu keluarlah cairan dari lubang vaginanya yang langsung aku jilat habis. Akupun berdiri dan membuka ritsluiting celanaku. Tapi sebelum sempat aku buka celanaku, Non Juliet telah ambil alih.

"Biar saya yang buka mas", katanya.

Tangannya yang mungil melepas kancing celana jeansku, dan membantuku membukanya. Kemudian tangannya meremas-remas penisku dari luar CD-ku. Dijilatinya CD-ku sambil tangannya meremas-remas pantatku. Akupun sudah tak tahan lagi, langsung aku buka CD-ku sehingga penisku yang sudah tegak, bergelantung ke luar.

"Ih, wowww...!!!", desis Non Juliet, sambil tangannya mengelus-elus penisku. Tak lama kemudian dijilatinya buah pelirku terus menyusuri batang kemaluanku. Dijilatinya pula kepala penisku sebelum dimasukkannya ke dalam mulutnya. Aku remas rambutnya yang berbando itu, dan aku gerakkan pantatku maju mundur, sehingga aku seperti menyetubuhi mulut anak juraganku ini. Rasanya luar biasa..., bayangkan..., penisku berwarna hitam sedang dikulum oleh mulut seorang gadis manis. Pipinya yang putih tampak menggelembung terkena batang kemaluanku.

"Punyamu besar sekali mas Son..., Jul suka.., ehmm..", katanya sambil kemudian kembali mengulum kemaluanku.

Setelah kurang lebih 15 menit Non Juliet menikmati penisku, dia suruh aku duduk di sofa. Kemudian dia menghampiriku sambil membuka seluruh pakaiannya sehingga dia tampak telanjang bulat. Dinaikinya pahaku, dan diarahkannya penisku ke liang vaginanya.

"Ayo.., masukkin dong mas... Jul udah nggak tahan nih...", katanya memberi instruksi, aku tahu dia ingin merasakan nikmatnya penisku. Diturunkannya pantatnya, dan peniskupun masuk perlahan ke dalam liang vaginanya.

Kemaluannya masih sempit sekali sehingga masih agak sulit bagi penisku untuk menembusnya. Tapi tak lama masuk juga separuh dari penisku ke dalam lubang kemaluan anak juraganku ini.

"Ahh..., yeah..., sekarang masukin deh penis mas yang besar itu di memekku", katanya sambil naik turun di atas pahaku. Tangannya meremas dadanya sendiri, dan kemudian disodorkannya putingnya untukku.

"Yah, begitu dong mas", Tak perlu aku tunggu lebih lama lagi langsung aku lahap payudaranya yang montok itu. Sementara itu Non Juliet masih terus naik turun sambil kadang-kadang memutar-mutar pantatnya, menikmati penis besar sopirnya ini.

"Sekarang setubuhi Jul dalam posisi nungging... ya mas Son...?", instruksinya. Diapun turun dan menungging menghadap ke sofa.

"Ayo dong mas..., masukkin dari belakang", Non Juliet menjelaskan maksudnya padaku. Akupun segera berdiri di belakangnya, dan mengelus-elus pantatnya yang padat.

Kemudian kuarahkan penisku ke lubang vaginanya, tetapi agak sulit masuknya. Tiba-tiba tak kusangka ada tangan lembut yang mengelus penisku dan membantu memasukkannya ke liang vagina Non Juliet. Aku lihat ke samping, ternyata Niken, yang membantuku menyetubuhi temannya. Dia tersenyum sambil mengelus-elus pantat dan pahaku.

Aku langsung menyetubuhi Non Juliet dari belakang. Kugerakkan pantatku maju mundur, sambil memegang pinggul Nonku.

"Ahh..., Mas..., Mas..., Terus dong..., nikmat sekali", Non Juliet mengerang nikmat. Tubuhnya tampak berayun-ayun, dan segera kuremas dari belakang. Kupilin-pilin puting susunya, dan erangan Non Juliet makin hebat.

Niken sekarang telah berdiri di sampingku dan tangannya sibuk menelusuri tubuhku. Ditariknya rambutku dan diciumnya bibirku dengan penuh nafsu. Lidahnya menerobos masuk ke dalam mulutku. Sambil berciuman dibukanya kancing baju seragamnya sehingga tampak buah dadanya yang tidak terlalu besar, tetapi tampak padat.

"Ohh.., terus dong mas... yang cepat dong ahhh... Jul keluar mas... ohhh...", Non Juliet mengerang makin hebat. Tak berapa lama terasa cairan hangat membasahi penisku.

"Non..., saya juga hampir keluar..", kataku.

"Tahan sebentar mas..., keluarin dimulutku...", kata Non Juliet.

Non Juliet dan Niken berlutut di depanku, dan Niken yang sejak tadi tampak tak tahan melihat kami bersetubuh di depannya, langsung mengulum penisku di mulutnya. Sementara itu Non Juliet menjilat-jilat buah pelirku. Mereka berdua bergantian mengulum dan menjilat penisku dengan penuh nafsu. Akupun sibuk membelai rambut kedua remaja ini, yang sedang memuaskan nafsu birahi mereka.

"Ayo, goyang yang keras dong mas...", Non Juliet memberiku instruksi sambil menelentangkan tubuhnya di atas karpet ruang keluarga.

"Ayo penisnya taruh di sini mas...", kata Non Juliet lagi. Akupun segera menaruh berlutut di atas dada Non-ku dan menjepit penisku di antara dua bukit kembarnya. Segera aku maju mundurkan pantatku, sambil tanganku mengapitkan buah dadanya.

"Oh, nikmat sekali...".

Sementara Niken sibuk mengelap tubuhku yang basah karena keringat. Tak berapa lama kemudian, akupun tak tahan lagi. Kuarahkan penisku ke dalam mulut Non Juliet, dan dikulumnya sambil meremas-remas buah pelirku.

"Ahh..., Non..., ahh", jeritku dan air manikupun menyembur ke dalam mulut mungil Non Juliet. Akupun tidur menggelepar kecapaian di atas karpet, sementara Non Juliet dan Niken sibuk menjilati bersih batang kemaluanku.

Setelah itu kamipun sibuk berpakaian, karena jam sudah menunjukkan pukul 15.00. Orang tua Juliet termasuk orang tua yang strict pada anaknya, sehingga bila dia pulang telat pasti kena marah. Di mobil dalam perjalanan pulang, Juliet memberiku uang Rp 1.000.000,-.

"Ambil mas, buat uang lelah, Tapi janji jangan bilang siapa-siapa tentang yang tadi ya", katanya sambil tersenyum. Akupun mengangguk senang.

"Besok kita ulangi lagi ya mas..., soalnya Niken minta bagian".

Demikian kejadian ini terus berlanjut. Hampir setiap pulang sekolah, Non Juliet akan pura-pura belajar bersama temannya. Tetapi yang terjadi adalah dia menyuruhku untuk memuaskan nafsu birahinya dan juga teman-temannya, Niken, Linda, Nina, Mimi, Etik, dll.

Tapi akupun senang karena selain mendapat penghasilan tambahan dari Non Juliet, akupun dapat menikmati tubuh remaja mereka yang putih mulus.

Cerita Hot Dewasa - Dewi dan Dokter Kandungan

Malam itu terlihat Dewi sedang berada disebuah tempat praktek Dokter Kandungan, setelah kejadian-kejadian yang dialaminya dengan Andi dan Sugito (baca: Dewi-Andi & Dewi-Sugito). Dewi takut suatu saat nanti dirinya hamil karena sperma laki-laki lain, dan kalau nanti ia sampai hamil pasti suaminya akan mengetahui perbuatannya bersenggama dengan orang lain.

Hari ini kebetulan suaminya sedang pergi keluar kota selama 2minggu, Dewi yang memang sedang menunggu waktu yang tepat untuk mendatangi dokter kandungan, akhirnya memutuskan untuk mendatangi tempat praktek dokter kandungan, ia ingin cepat-cepat berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk memastikan alat kontrasepsi apa yang cocok untuk dia, karena Dewi ingin segera merasakan kepuasan bersenggama kembali, hampir lebih dari 2 minggu, Dewi tidak dapat menikmati sodokan-sodokan ******-****** perkasa yang dapat memberikan kepuasan kepada dirinya, karena ia takut akan hamil.
CeritaHD - Dewi dan Dokter Kandungan
“bu Dewi,”

Dewi mendengar namanya dipanggil.

Yach, betul,” Dewi menjawab, dan menengok kearah siempunya suara yang ternyata suster di tempat praktek ini.

Sekarang giliran ibu,” kata suster tersebut, “mari ikut saya, bu.!!

Oh..yach,” jawab Dewi, sambil berdiri dan mengikuti suster itu menuju keruangan praktek.

Dewi baru menyadari tempat praktek dokter kandungan yang tadi lumayan penuh dengan pasien, sekarang telah kosong, Dewi menyadari bahwa ia adalah pasien terakhir.

Dok, ini ibu Dewi pasien terakhir kita malam ini,” Kata suster itu kepada lelaki yang berada didalam ruangan praktek itu.

Dalam hati Dewi membatin, ”masih muda nih dokter, dan wajahnya lumayan ganteng,” Dewi memperkirakan dokter ini seumuran dia.

Malam, dok,” Dewi menyapa si dokter.

Malam, juga Bu! Silahkan duduk bu! Apa yang bisa saya bantu??,” si dokter menjawab sambil bertanya dan mempersilahkan Dewi duduk.

Sebelum sempat Dewi menjawab pertanyaan sang dokter, ia mendengar si suster berkata,” Dok, ibu Dewikan pasien terakhir, dan saya kebetulan ada keperluan keluarga, boleh saya pulang lebih dulu,

Oh..ok, “ jawab si dokter sambil beranjak dari tempat duduknya.

Sebentar yach bu,” kata si dokter ke Dewi, lalu dokter itu keluar dari ruangan mengikuti si suster.

Tak lama kemudian dokter itu kembali dan berkata kepada Dewi, ”maaf yach bu, soalnya saya harus mengunci pintu depan, kalau tidak nanti ada orang datang lagi untuk berobat atau berkonsultasi, padahal ibu Dewi-kan pasien saya terakhir apalagi suster saya sudah pulang

Oh..gak apa-apa kok,” balas Dewi

Nach, sekarang apa keluhan ibu, mudah-mudahan saya bisa bantu,” tanya si dokter.

Begini dok, saya ingin memakai alat kontrasepsi, tapi saya tidak mau kalau suami saya itu memekai kondom, jadi kira-kira alat kontrasepsi apa yang bagus untuk saya,” Dewi menjelaskan maksud tujuannya datang ketempat praktek ini.

Oh itu, memang ibu dan suami sudah tidak berkeinginan untuk mempunyai anak lagi, ngomong-ngomong sudah punya berapa anak?” tanya sang dokter lagi.

yach begitulah, saat ini kami mempunyai satu anak, “ jawab Dewi sedikit berbohong, karena tidak mungkin ia menjelaskan kedokter bahwa ia ingin lebih puas dalam menikmati ******-****** perkasa tanpa takut akan hamil.

Baru satu?? Memang tidak berkeinginan nambah, bu??” si dokter memastikan.

Hmmhh…betul,” Dewi menjawab sambil tersenyum.

Lalu ibu mau yang sementara atau selamanya,” tanya sidokter.

maksudnya??” Dewi balik bertanya.

Begini loh, Bu!. Kalau sementara saya sarankan ibu untuk menggunakan spiral, tapi kalau ibu dan suami ingin untuk selamanya tidak mempunyai anak lagi, yach! Saya menyarankan ibu untuk disteril, maksud saya saluran indung telur ibu harus saya tutup rapat, jadi kalau ibu berhubungan dengan suami, sperma suami ibu tidak dapat lagi menerobos kesaluran indung telur ibu, dengan begitu saya jamin tidak ada satupun indung telur ibu yang dapat dibuahi oleh sperma suami ibu,” jelas sang dokter panjang lebar.

Ooohhh…begitu,” gumam Dewi,” Kalau gitu saya pilih yang sementara saja, siapa tahu nanti kita ingin mempunyai anak

Ibu mengambil keputusan yang tepat, nach sekarang ibu silahkan berbaring disana, saya akan mempersiapkan peralatannya,” kata si dokter sambil menunjuk kearah ranjang.

Bajunya dan CDnya tolong dilepas, Bu!!, terus ibu kenakan ini” lanjut sidokter sambil memberikan jubah berwarna biru muda.

wah, bu!! terbalik pakai jubahnya,” dokter itu berkata sambil tersenyum saat melihat Dewi mengenakan jubah itu dengan bagian yang terbukanya berada didepan.

Bagian yang terbukanya itu untuk dibelakang, kalau ibu pakai seperti itu nanti saya gak akan selesai-selesai memasang alat kontrasepsinya, karena mata saya akan melihat kedada ibu terus,” lanjut sidokter sambil bercanda ke Dewi.

Ohhh…he..he..dokter bisa aja,” Dewi tersipu malu mendengar guyonan si dokter, sambil membetulkan jubah tersebut, kemudian iapun berbaring diranjang.

Dewi bingung melihat ranjang tersebut karena panjang ranjang tersebut tidak sepanjang ranjang-ranjang yang biasa ada ditempat-tempat praktek dokter, panjang ranjang ini hanya sampai sebatas pantatnya saja, sehingga kedua kakinya terjuntai kebawah, Dewipun melihat adanya keanehan dengan ranjang ini, dimana disamping kiri dan kanan kedua kakinya ada bantalan cekung dan letaknya lebih tinggi dari ranjangnya.

Setelah selesaimempersiapkan peralatannya, sang dokter menghampiri ranjang tersebut, melihat posisi rebahan Dewi diatas ranjang, dokter itupun tersenyum simpul,

Ibu, baru pertama kali yach datang kedokter kandungan??,” tanya sidokter tersenyum.

Tanpa menunggu jawaban Dewi, sang dokterpun mulai mengangkat kaki Dewi satu persatu dan menempatkan dibantalan cekung yang berada disamping kiri kanan kaki Dewi itu, perbuatan sidokter membuat Dewi terhenyak, Dewi tahu dengan posisinya dimana kedua kakinya terangkat dan terbuka lebar ini, kemaluannya akan Nampak jelas didepan sidokter, mukanyapun menjadi merah karena menahan malu, melihat Dewi yang tersipu-sipu malu dan wajahnya menjadi merah, sidokter hanya tersimpul dan diapun merasa yakin sekali bahwa ini adalah kunjungan yang pertama Dewi ke dokter kandungan.

Maaf, yach, Bu,” sidokter berkata saat jari jemarinya mulai menyentuh bibir vagina Dewi.

Hhmmmhh….,” Dewi hanya bisa mengangguk, karena menahan malu dan perasaan yang aneh saat jari-jari sidokter menyentuh bibir vaginanya.

Kedua jari tangan kiri sidokter mencoba untuk sedikit membuka lubang vagina Dewi dari sebelah atas, sehingga kelentit Dewi tersentuh oleh telapak tangan sidokter, sementara tangan kanan sidokter mencoba untuk memasukkan peralatan hampir seperti corong, agak lumayan lama sidokter berkutat untuk memasukkan alat itu kelubang vagina Dewi, sementara Dewi merasakan geli yang aneh dan nikmat saat kelentitnya tergesek-gesek oleh tangan sidokter, akibatnya gelora birahi Dewi mulai bangkit, memeknya mulai basah.

Ouugghhh…..ssshhhh,” Dewi menjerit lirih saat merasakan alat yang seperti corong berdiameter 3cm terbenam di dalam lubang senggamanya, pantatnya terangkat sedikit, kedua tangannya mencengkram pinggiran ranjang dengan erat.

Maaf..bu.!! sakit…!! Tahan sebentar yach, saya akan mulai memasang spiralnya,” kata sidokter.

Si dokter merasa heran dengan kondisi lubang vagina Dewi yang masih sempit ini, dalam hatinya ia berkata, “gila nich ibu, udah keluar satu anak, tapi masih sempit begini, sepertinya juga jarang dipakai oleh suaminya,”, sambil tangannya memijat-mijat pelan kedua belah bibir vagina Dewi dengan tujuan untuk membuat rileks otot-otot vagina Dewi, saat ia sedang memijat-mijat itu dari corong kacanya itu ia melihat lubang vagina Dewi yang berwarna merah muda itu berkedut-kedut, belum pernah selama ia praktek melhat kejadian ini, karena sudah berpengalaman ia mengetahui bahwa tebakannya itu betul, memek Dewi jarang dipakai oleh suaminya, karena hanya dengan alat yang teronggok diam saja memek Dewi sudah basah.

Hhhhmmmm…sssshhhh….hhhmmmm…..ssshhhh..” Dewi merintih lirih menikmati pijatan-pijatan lembut dibibir vaginanya dan merasakan sumpalan alat dilubang senggamanya.

Mendengar lirihan Dewi, sidokter semakin yakin dengan tebakannya itu, dalam hatinya membatin,”kalau kuentot mau tidak yach ini ibu???, atau malah nanti dia marah??..

Setelah melihat cengkraman dinding vagina Dewi dialatnya mulai mengendur, sidokterpun mulai mengambil spiral berbentuk T dan penjepitnya, lalu melalui corong tadi ia mulai memasukkan spiral tersebut menggunakan penjepit, karena corong itu terbuat dari kaca ia bisa melihat keadaan didalam lubang vagina Dewi, setelah tepat disasaran, iapun sedikit menekan penjepitnya kemudian ia melepaskan jepitan di spiral tersebut dan menarik keluar jepitannya, sambil memegangi kedua bibir vagina Dewi, sidokter memastikan spiral tersebut terpasang dengan benar, kemudian dengan perlahan-lahan corong itu ia tarik keluar dari lubang vagina Dewi, gesekan yang ditimbulkannya membuat Dewi mengerang lirih.

Setelah terlepas, sidokter kembali memijat-mijat vagina Dewi, sebetulnya pijatan-pijatan itu tidak perlu dilakukan, dan belum pernah ia lakukan selama ia praktek, saat ini ia lakukan karena ia terangsang dengan bentuk vagina Dewi, dalam hatinya ia juga merasa heran kenapa saat ini ia terangsang ingin melakukan persetubuhan dengan pasiennya. Dewi sendiri yang dari tadi birahinya sudah bergejolak, merasakan pijatan-pijatan lembut yang saat ini sedang dilakukan oleh sang dokter semakin membuat birahinya membara, erangan-erangannya semakin sering terdengar, tubuhnyapun menggelinjang-gelinjang karena geli dan nikmat.

Oh..baru pijatan tangannya saja sudah membuatku melayang-layang, apalagi kalau dia sodok aku dengan kontolnya, Oh gila betul rangsangan ini,” Dewi berkata dalam hatinya.

Tangan Dewi yang tadi sedang mencengkram ranjang mulai beralih kepayudaranya sendiri, dari balik jubahnya iapun mulai meremas-remas kedua bukit kembarnya, merasa kurang puas karena terhalang oleh BH dan jubah yang masih menutupi tubuhnya, Dewi kemudian melucuti semuanya sehingga sekarang Dewi telanjang bulat didepan sang dokter, tangannya kembali meremas-remas kedua bukit kembarnya itu, mulutnya mendesis-desis menandakan Dewi sedang menikmati semua itu.

Sang Dokter yang melihat aksi Dewi melucuti jubah dan Bhnya serta aksi remasan tangan Dewi dikedua bukit kembarnya itu tersenyum simpul, “nampaknya ia mulai terangsang dengan pijatan-pijatanku,”, lalu tanpa menghentikan pijatannya, ia pun mulai menciumi kelentit Dewi yang mulai terlihat dan mengeras, tidak hanya diciumi saja, tapi ia jilati dan hisap-hisap kelentit Dewi yang membuat Dewi semakin menggelinjang merasakan kenikmatan permainan lidah sidokter, aksi sidokter semakin menggila, jari tengah salah satu tangan yang sedang memijat-mijat itu mulai menerobos lubang kenikmatan Dewi, dengan gerakan perlahan-lahan sidokter mulai mengeluar-masukkan jari tangannya itu, akibatnya lubang vagina Dewi semakin basah, erangan-erangan Dewipun semakin sering terdengar. Pantatnya semakin sering terangkat seolah menyambut sodokan jari tangan sidokter, kepalanya bergoyang kekiri kekanan, tubuhnya kadang-kadang melenting, Dewi betul-betul menikmati serangan-serangan sang dokter dikemaluannya.

Ouughhhh….dddoookkk….eenaaaakkk…aakhhuuu…mau..kel luaarr…ssshhh…aagghhhh..” Dewi merintih-rintih kenikmatan.

Ssssrr……ssssrrrr….ssssrrrr…… memek Dewi memuntahkan lahar kenikmatannya.

Tubuh Dewi mengejang, sang dokter merasakan hangatnya air kenikmatan Dewi yang membasahi jari tangannya.

Enak, Bu!!,” tanya sidokter.

Iyaachh…” Dewi menjawab dengan nafas yang masih tersengal-sengal, matanya terpejam menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja ia rengkuh.

Tanpa buang waktu lebih lama lagi, sang dokterpun mulai melucuti seluruh pakaiannya, sehingga sekarang iapun telanjang bulat, Nampak kontolnya sudah berdiri dengan tegak, ukurannya lumayan besar dan panjang, diapun mulai mengelus-eluskan kontolnya dibibir vagina Dewi, membuat Dewi menggelinjang, dengan pelan-pelan sang dokterpun menyelipkan kepala kontolnya di lubang memek Dewi, setelah merasa tepat disasaran sang dokterpun mulai melesakkan kontolnya kedalam lubang memek Dewi, setahap demi setahap.

Sleeepp….bleeessss….bleessss…..

****** sang dokter mulai terbenam seluruhnya dalam lubang kemaluan Dewi, Dewi yang merasakan ****** dokter itu mulai memasuki lubang senggamanya, mendesis lirih. Hatinya membatin,”lumayan besar juga kontolnya, tapi tidak sebesar punyanya pak Sugito”.

Ssshhh….aaaaghhhh..dook…kontolmu besar juga…. sssshhhh….puaskan aku dengan kontolmu ssshhhh…” desis Dewi.

Dengan perlahan-lahan Sang dokter mulai mengeluar-masukkan kontolnya didalam lubang senggama Dewi, kedua tangannya berpegangan dipaha Dewi, lama-lama gerakan maju-mundur sang dokter semakin cepat, keringatpun mulai mengalir dikedua tubuh mereka, udara dingin didalam ruangan praktek karena AC tidak menghalangi keluarnya keringat mereka. Erangan Dewi dan sang dokter semakin terdengar, lenguhan-lenguhan nikmat keluar dari kedua mulut mereka.

Ouughhh…dookkk…teeruusss…ssooddokkk .memekkuuuu…dengaaannn kkonttolmu..ituuu… aaaggghhhh…” Dewi mengerang kenikmatan menikmati sodokan ****** sang dokter di lubang senggamanya.

Hhhhmmmm…aaaaghhh…memekmuuu…benaaarr-benaar..sseeemmpitt enaaakkk… oouughhh … koontooolllkuuu…teerjeppiitt…bbeetulll… “ Sang Dokterpun melenguh keenakan merasakan jepitan dinding vagina Dewi dibatang kontolnya..

Teekkaaannn…lebih daaalllaamm…dookk.. yaaahh..begituu..ssshhhhh…oouughhh…,” rintih Dewi meminta sang dokter untuk menekan lebih dalam, yang dituruti oleh sang dokter, dengan hentakan-hentakan yang lebih dalam, hingga kontolnya terbenam sampai pangkalnya saat sang dokter mendorong masuk kontolnya.

Tak lama kemudian nampak gerakan sang dokter bertambah cepat dan mulai tak beraturan, sementara itu tubuh Dewipun semakin sering terlihat melenting dan pantatnya semakin sering terangkat berbarengan dengan sodokan ****** sang dokter, lenguhan dan erangan mereka bertambah kencang terdengar dan saling bersahutan, nampaknya kedua insan ini akan merengkuh puncak kenikmatan persetubuhan mereka.

Ouughhh…doookkk…aaaakkkkuuu…kkeeelluuarrr,” Dewi mengerang tubuhnya melenting.

Akkkhhuuu…juuggaaa…mmaaauuu….ooouugghhhh..” sang dokterpun melenguh, dan menekan dalam-dalam kontolnya didalam lubang senggama Dewi, lalu terdiam.

Creeetttt…..ssssrrrr…..ccrreeeettt…..ssssrrrr…..

Kedua kemaluan mereka akhirnya memuntahkan lahar kenikmatan berbarengan, sand dokter merasakan batang kontolnya tersiram oleh hangatnya lendir kenikmatan Dewi dan ia juga merasakan dinding vagina Dewi berkedut-kedut meremas-remas batang kontolnya, Dewi sendiri merasakan dinding rahimnya tersemprot oleh cairan hangat sperma sang dokter dan Dewi sendiri merasakan pada dinding vaginanya batang ****** sang dokter berdenyut-denyut.

Kemudian sang dokter mencabut batang kontolnya dari jepitan vagina Dewi setelah ia merasakan remasan-remasan dinding vagina Dewi berhenti dan kontolnya mulai mengecil, saat kontolnya tercabut dari lubang kenikmatan Dewi, terlihat olehnya cairan spermanya bercampur dengan lendir kenikmatan Dewi mulai mengalir perlahan dan menetes jatuh keatas lantai.

Setelah nafas mereka kembali normal, mereka mengenakan pakaian mereka kembali, kemudian sang dokter memberi tahu Dewi bahwa spiral yang ia pasang itu bisa bertahan untuk 5 tahun, tetapi alangkah bagusnya setiap 3-6 bulan sekali harus diperiksa, untuk memastikan letaknya tidak berubah atau lebih parahnya terlepas. Dewi mengangguk tanda mengerti dalam hati Dewi berkata ,”pasti aku akan balik lagi, untuk menikmati sodokan-sodokan kontolmu lagi,”

Sebelumpulang Dewi bertanya berapa biaya yang harus dibayar olehnya, yang dijawab oleh dokter itu dengan senyuman dan kecupan ringan dibibir Dewi, gratis!!! bisiknya

Dewipun pulang dengan tersenyum simpul, dalam hatinya ia membatin bertambah satu lagi koleksi ****** yang bisa membuat puasku, yang bisa menghilangkan dahaga batinku. Dan sekarang ia tidak akan takut hamil bila melakukan persetubuhan dengan siapapun.

TAMAT

Selasa, 01 Januari 2013

Cerita Hot Dewasa - Keperawananku Hilang Saat Pesta Sex

Cerita Hot Dewasa - Keperawananku Hilang Saat Pesta Sex Bareng Teman Sekolah. Para pembaca setia…. Perkenalkan namaku Vita, disitus ini aku pengen menceritakan pengalaman seks pertamaku kepada kalian semua. Pengalaman yang tak pernah kulupakan, keperawananku terenggut saat pesta seks dengan teman-teman sekolah waktu SMA.

Sebelumnya aku akan ceritakan dulu siapa diriku kepada kalian. Hmm…menurut banyak orang, wajahku cantik sekali dengan kulit putih mulus dan tubuh seksi. Mataku yang sayu sering membuat pria tergila-gila padaku. Aku sendiri tidak GR tapi aku merasa pria banyak yang ingin ngeseks denganku. Aku senang ja karena pada dasarnya aku juga senang ngeseks.
Cerita Hot Dewasa - Keperawananku Hilang
Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku. Selesai SMP tahun 1989, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan.

Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Vera, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Vera. Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar.

Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Vera di Pondok Indah. Rumah Vera besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vera, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang. Di kamar Vera, dengan cueknya Vera, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya..

"Gile, jembut Vita lebat banget"

Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu.

"Dicukur dong Vita, enggak malu tuh sama celana dalam?" kata Angki.

"Gue belum pernah cukur jembut" jawabku.

"Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau" kata Vera.

Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vera. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vera menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya.

"Kurang pendek, Vita. Abisin aja" kata Vera.

"Nggak berani, takut lecet" jawabku.

"Sini gue bantuin" kata Vera.

Vera lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vera membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Vera menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vera menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku. Tak terasa dalam waktu 5 menit, Vera telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku.

"Bagus kan?" kata Vera.

Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi. OK juga kerjaannya. Vera lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku.

"Vita, elo masih perawan ya?" kata Vera.

"Iya, kok tau?"

"Vagina elo rapat banget" kata Vera.

Sekali-kali jari Vera membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Vera melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku.

"Ooh, Vera, geli ah"

Vera nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vera dan Vera menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya.

"Memek kamu wangi"

"Jangan Vera" pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat.

Vera menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Vera di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vera mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya.

Dengan lembut tangan Vera membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera. Inikah yang namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan. Tetapi nikmatnya luar biasa. Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil..

"Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?"

Vera tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang.

Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Vera. Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Vera membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vera juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka.

"Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6" kata Nia.

"Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknya kontolnya gede deh" kata Angky.

"Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayangin kontol dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vera, gue kan tau Alex cowok elo" kata saya sambil tersenyum.

"Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny" kata Vera. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama.

Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vera menarik tangan saya.

"Eh Vita, beneran nih elo sering mikirin Alex?"

"Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?" tanya saya.

"Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja" kata Vera.

"Pernah kepikiran enggak mau ML?" Vera kembali bertanya.

"Hah? Dengan siapa?" tanya saya terheran-heran.

"Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu"

"Ah gila loe Vera" jawab saya.

"Mau enggak?" desak Vera.

"Terus kamu sendiri gimana?" tanya saya dengan heran.

"Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?" kata Vera.


"Ya boleh aja deh" kata saya dengan deg-degan.

"Mau sekarang di rumahku?" kata Vera.

"Boleh"

Saya naik mobil Vera dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk. Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar. Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Vera dan Alex muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon.

"Halo Vita" kata Alex sambil tersenyum.

Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan.

"Hayo, langsung aja. Jangan grogi" kata Vera bagaikan germo.

Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan. Saya melirik ke Vera dan saya melihat Vera sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C.

Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur.

Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat kontol Alex yang besar. Selama ini saya membayangkan kontol Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri kontol Alex yang berdiri tegak di depan mukaku. Alex menyodorkan kontolnya ke muka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulum kontolnya. Rasanya tidak mungkin muat seluruh kontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batang kontol itu.

Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati kontolnya dihisap. Saya melirik ke Vera dan Vera ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Alex lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging.

Saya agak bingung karena melihat Vera bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vera kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vera di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding. Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Alex yang sedang menyetubuhi Vera dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku.

Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yang ganteng sedang sibuk ngentot dengan Vera. Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ke tubuh Vera. Tidak berapa lama, Alex menjerit dengan keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Saya melihat kontol Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur.

Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Alex dengan mata liar mendorong Vera ke samping lalu ia menghampiri diriku. Alex mengarahkan kontolnya yang masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakan kontol Alex masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saat kontol Alex yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Vera meremas lenganku untuk membantu menahan sakit.

"Aduh, tunggu dong, sakit nih" keluh saya.

Alex mengeluarkan sebentar kontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati. Kontol Alex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Alex yang sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Alex menampar pantatku.

"Kamu diam aja, enggak usah bergerak" katanya dengan galak.

"Jangan galak-galak dong, takut nih Vita" kata Vera sambil tertawa. Saya ikut tertawa.

Vera berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Vera menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu.

Saya merasakan tangan Alex yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vera yang saya taksir berukuran 32C. Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Alex mengeluarkan kontolnya dari vaginaku dan Vera langsung menghisap kontolnya dan menelan semua air mani dari kontol Alex.

Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vera. Saya melihat kontol Alex yang masih berdiri tegak. Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti kontolnya akan lemas? Kenapa Alex tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Alex memakan semacam obat yang dapat membuat kontolnya terus tegang.

Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembali ngentot dengan Vera dalam posisi missionary. Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vera.

Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisi ngentot, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku. Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku.

Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Vera menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku. Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerima kontol Alex.

Alex kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali kontol Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku. Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alex ngentot dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari kontol Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam diriku.

Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera.