Minggu, 17 Februari 2013

Cerita Hot Dewasa - Tukar Guling

Cerita Hot Dewasa - Tukar Guling. Sesampainya di rumah setelah terbang sana terbang sini di beberapa kota masih di Pulau Jawa maupun di Pulau Kalimantan dan Sulawesi selama 7 minggu ini untuk urusan bisnis kayu dan hasil-hasil bumi lainnya, tubuhku mulai dilanda letih dan penat luar biasa. Namun secara psikologis justru sebaliknya, aku mulai dapat merasakan suasana rileks dan tentram. Merasa at home dan ingin selekasnya menemui mantan kekasihku, sang isteri tercinta. Hal ini cukup membantu keseimbangan diriku sehingga tidak membuatku dilanda senewen.

Karena penerbangan yang kuambil adalah sore jam 6 dari Surabaya, maka masih sore pula sekitar jam 7.30 aku sudah mendarat dan lalu setengah jam kemudian dengan menggunakan jasa taksi aku sudah menginjakkan kaki di halaman rumahku di bilangan Slipi. Lalu lintas tidak macet karena ini hari Minggu.
CeritaHD - Tukar Guling
Dari luar ruang tamu nampak terang disinari lampu, berarti isteriku ada di rumah. Di rumah kami tinggal 4 orang saja. Aku yang berusia 38, isteriku 31, pembantu laki-laki 52, dan pembantu wanita 44. Oh ya, setelah 9 tahun menikah kami belum dikarunia anak. Jadi semakin menjadi-jadilah diriku menghabiskan waktu mengurus bisnis karena belum ada urusan lain yang memerlukan perhatianku. Syukurlah selama ini bisnisku lancar-lancar saja demikian pula perkawinan kami.

Ketika hendak kupencet bel kuurungkan siapa tahu pintu tidak dikunci. Tadi gerbang depan dibukakan oleh pembantu wanitaku karena kebetulan dia pas lagi mau keluar untuk membuang sampah. Setelahnya dia kembali ke kamarnya yang terletak di samping kiri bangunan utama. Pembantu-pembantuku kubuatkan kamar di luar. Ukuran rumahku cukup besar dengan masih ditambah tanah yang lumayan luas yang kubuat menjadi taman hampir mengelilingi bangunan rumah kecuali sisi kiri karena kepotong kamar-kamar pembantu dan jalan samping. Dari gerbang depan ke pintu kira-kira mencapai 25 meter.

Benar, pintu tidak dikunci dan aku masuk dengan senyap demi membikin isteriku kaget. Aku suka sekali dengan permainan kaget-kagetan begini. Biasanya isteriku suka terpekik lalu menghambur ke pelukanku dan dibarengi dengan ciuman bertubi-tubi. Itulah santapan rohaniku. Dan itu sering terjadi karena aku sering bepergian dalam waktu lama pula, rekorku pernah sampai 3 bulan baru pulang. Pada awal perkawinan kami tidaklah demikian, namun 5 tahun belakangan ini yah begitulah. Dampaknya adalah kehidupan seks kami mulai menurun drastis frekuensinya maupun kualitasnya.

Kali ini aku menangkap suasana lain. Memang biasanya sebelum pulang aku memberitahukan isteriku bahwa dalam 2 sampai 5 hari bakal pulang. Sengaja kali ini aku tidak memberitahu agar lebih dahsyat pekikan-pekikan kangen isteriku itu. Di ruang tamu TV menyala agak keras. Lalu aku menuju dapur mengendap-endap siapa tahu isteriku di sana dan sekalian mau mengambil air putih. Tidak ada.

Ah mungkin lagi tidur barangkali di kamar pikirku. Kuletakkan tas koperku di atas meja makan lalu aku mengambil sebotol air dingin di kulkas. Kuletakkan pantatku di atas kursi sambil minum. Kuambil sebatang rokok lalu kunyalakan. Ada sekitar 5 menit kunikmati asap-asap racun itu sebelum akhirnya kuputuskan untuk naik ke lantai 2 di mana kamar tidur kami berada.

Pelan-pelan kunaiki tangga. Pelan sekali kubuka pintu, namun hanya seukuran setengah kepala. Aku ingin mengintip kegiatan isteriku di kamar spesial kami. Apakah lagi lelap dengan pose yang aduhai. Ataukah lagi mematut diri di cermin. Ataukah lagi.. Upss!! Berdebar jantungku.

Dalam keremangan lampu kamar (kamar lampuku bisa disetel tingkat keterangannya sedemikian rupa) kulihat ada 2 manusia. Jelas salah satu sosoknya adalah isteriku, mana mungkin aku pangling. Dia lagi mengangkangi seseorang. Posisi kepalanya nampak seperti di sekitar kemaluan lawannya. Perasaanku mulai dilanda kekacauan. Sulit kudefinisikan. Marah. Kaget. Bingung. Bahkan penasaran. Apa yang sedang berlangsung di depan mataku ini? Kepala isteriku nampak naik turun dengan teratur dengan ditingkahi suara-suara lenguhan tertahan seorang pria yang menjemput kenikmatan seksual. Mungkin saking asiknya mereka berolah asmara terkuaknya pintu tidak mereka sadari.

Tiba-tiba perasaan aneh menjalari diriku. Darahku berdesir pelan dan makin kencang. Rasa penasaranku sudah mulai dicampuraduki dengan gairah kelelakianku yang membangkit. Ini lebih dahsyat ketimbang menonton film-film bokep terpanas sekalipun. Kesadaran diriku juga lenyap entah kemana bahwa yang di depan mataku adalah isteriku dengan pria yang pasti bukan diriku. Sekarang aku lebih ingin menyaksikan adegan ini sampai tuntas. Kontolku mulai mengejang. Posisi mereka mulai berbalik. Isteriku mengambil posisi di bawah sementara lawannya ganti di atasnya. Persis sama seperti tadi hanya saja sekarang kelihatannya memek isteriku yang dijadikan sasaran. Aku semakin ngaceng.

"Ohh.. Sshh..." suara desisan isteriku berulang-ulang.

Telaten sekali si pria (aku sudah menangkap sosok lawannya dengan jelas adalah pria) sehingga isteriku mulai bergerak meliuk-liuk dan menengadahkan kepalanya berkali-kali.

"Uuhh.. Eehhss.. Teruss jilatthh.. Pak Minnh.. Ahh.. Uffh..".

Plong rasa dadaku demi akhirnya menemukan identitas sang pelaku pria. Mr. Karmin pembantu priaku yang tua itu. Wah.. Wah.. Pantesan tadi aku agak mengenali sosoknya. Belum sempat aku banyak berpikir kesadaranku disedot kembali oleh suara-suara kesetanan isteriku dari hasil kerja persetubuhan itu.

"Yyaahh.. Teruss.. Teruss.. Aahh.. Tusukk.. Tuussuukkhin liidaahhmu Pak.. Yaahh beegittu.. Oohh.."

Semakin binal kepala isteriku tergolek sana sini. Nampaknya dia sudah berada di awang-awang kenikmatan. Aku juga semakin dilanda gairah sehingga tanpa sadar tanganku mulai meremas-remas burungku sendiri.

"Ahh..."

Ah isteriku akhirnya jebol juga. Aku tahu itu. Tapi nampaknya Pak Karmin masih meneruskan aktivitasnya. Sebentar kemudian kaki isteriku diangkatnya ke kedua bahunya yang bidang dan kekar itu (meskipun sudah tua tapi tubuh pembantuku masih gagah akibat pekerjaannya yang secara fisik membutuhkan kekuatan). Dimainkan jari-jarinya di liang memek isteriku.

Lenguhan-lenguhan isteriku kembali terdengar. Semakin kencang kocokan jari Pak Karmin pada memek isteriku. Dengan menggelinjang mengangkat-ngangkat paha isteriku kembali dibuat mabuk kepayang. Akhirnya kulihat batang kemaluan Mr. Karmin sudah diarahkan ke lobang kemaluan isteriku. Busseett gede juga nih punya si tua bangka. Semakin menggelegak gairahku ketika membayangkan bagaimana memek isteriku akan dihujami oleh benda sebesar itu.

Bless. Masuk. Gleg ludahku tertelan.

"Oohh.. Eyaahh.. Eenaakk.. Paakk..".

Pelan-pelan dipompanya memek isteriku dengan godam si Mr. Karmin. Mulai menggila kembali goyangan pantat isteriku melayani rangsekan-rangsekan si batang besar itu.

"Geennjoott.. Yaahh.. Genjoott.. Oohh.. Ennakk Banngeett.. Oohh.."

Aku menyaksikkan tubuh isteriku terhentak-hentak naik turun akibat sodokan-sodokan yang bertenaga itu. Tangan Mr. Karmin tak tinggal diam menyenggamai buah dada isteriku yang telah menjulang tegak. Wuuhh gila, dahsyat sekali pemandangan yang kusaksikan ini. Setelah hampir 10 menit diangkatlah tubuh isteriku dan dibalikkannya menjadi posisi menungging.

Gaya anjing rupanya dikenal juga oleh Si Tua ini. Kembali liang memek isteriku dihunjam dari arah belakang. Konsistensi gerakan kontol yang maju mundur itu beserta lenguhan-lenguhan isteriku semakin mengobarkan hasratku.

"Ahh.. Aahh.. Ssooddooghh.. Kuaatt.. Kuat.. Paakkhh, oohh.. Giillaa.."

Pompaan Mr. Karmin semakin lama dibuat semakin bertenaga dan semakin cepat.

"Oo hh.. Yaa.. Beggiittuu.. Teruss.. Paakkhh.."

Kupikir bakalan selesai eh ternyata isteriku sekarang disuruh berdiri, Mr. Karmin menyetubuhinya sambil berdiri. Tanpa sadar aku menoleh ke lantai bawah ternyata si Pembantu Wanita memergokiku sedang mengintip. Karena jengah atau bagaimana Mrs. Karmin merona mukanya lalu menyingkir ke belakang dengan tergesa. Pembantuku adalah suami isteri.

"Yaahh.. Terruuss.. Mauuhh.. Keelluaarr.. Nihh Paakkh.."

"Aku sebentar laggii.. Juuggaa.. Ibbuu.."

"Baarrenng.. Yaahh.. Paakkh.. Ohh.. Ohh.. Yaahh.. Uuddaahh"

Sambil mengejang-ngejang keduanya melepas energi terakhir dan terbesar yang disertai ledakan kenikmatan luar biasa. Mr. Karmin akhirnya jebol juga pertahanannya. Begitu adegan selesai aku dengan perlahan sekali menutup pintunya. Kuturuni perlahan tangga menuju dapur kembali. Celanaku masih padat mnggembung tak terkira. Aku senewen ingin menuntaskan hasratku.

Ketika sampai dapur kulihat Mrs. Karmin sedang duduk termangu. Kami saling menatap dalam keadaan bingung dan resah. Kudekati dia ketika mulai terisak-isak meneteskan air mata, ingin kutenangkan hatinya. Mungkin kejadian tadi telah berulang kali berlangsung selama aku tidak di rumah.

"Sudah sering kejadianya Mbok?" tanyaku. Dia mengangguk.

"Maafkan isteriku yah"

Entah kenapa tiba-tiba mata kami bertatapan kembali. Selama ini dia tidak berani menatapku. Kali ini mungkin dia sedang kesepian dan masygul hatinya.

"Ayo ke kamarmu Mbok."

Hasratku masih tinggi dan harus dituntaskan. Kami saat ini sedang masuk dalam situasi kejiwaan yang membutuhkan pertolongan satu sama lain. Plus gairah buatku. Ketika sampai kamarnya yang agak sempit itu, kusuruh dia duduk di ranjang. Kupegang tangannya dan kuelus. Sosok wanita ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Kulit terang meskipun tidak semulus isteriku tapi lumayan bersih. Tinggi sedang dan hebatnya perut tidak terlalu melambung. Tetek cukup besar setelah kusadari saat ini. Dia selalu memakai kebaya dan kain.

Kepalanya ditimpakan di dadaku. Meskipun dia lebih tua dari aku namun dalam kondisi begini dia memerlukan kekuatan dari dada laki-laki. Kubiarkan meskipun dibarengi aroma bumbu dapur. Tapi tidak terlalu menyengat. Rambutnya otomatis megenai hidungku. Bau minyak rambut Pomade menyergap hidungku. Kucium-kucium dan kuendus-kuendus. Kujalari menuju ke telinga. Diam saja. Ke lehernya. Malah terdengar ketawa kegelian. Mulai kuusap lengannya. Semakin erat dia mendesakkan tubuhnya ke diriku.

Sambil mengusap lengan kanannya naik turun sengaja kurenggangkan jariku sehingga menyentuh tipis teteknya. Terus kuulang sampai akhirnya kepalanya mulai bergoyang. Lalu kuelus langsung teteknya. Gemas aku. Dia mulai mendesah. Kuremas-remas lembut. Mulai melenguh. Kubaringkan. Menurut saja. Kubuka bagian dada dari kebayanya. Memang besar miliknya. Kuning agak pucat warnanya. Kuhisap-hisap. Menegak-negak kepalanya.

"Ehhmm.. Eehhf.."

Kusingkap kainnya dan kuelus pahanya.

"Ehh.. Ehhshs.."

Kuselusupkan tanganku jauh menuju pangkal pahanya. Kuusap-usap gundukannya.

"Ehhss.. Ehhss.. Oohh..." tergolek kanan kiri kepalanya.

Kutindih dia dengan mengangkangkan kakinya. Mulai kuselusuri dari tetek sampai leher kanan kiri dengan lidahku.

"Oohh.. Paakk.. Oohh.."

Kurenggut bibirnya yang tebal dengan bibirku. Kumasukkan lidahku menjangkau lidahnya. Pada mulanya pasif. Lalu dia mulai mengerti dan kami saling beradu lidah dan ludah. Berkecipak suara kuluman kami. Kutekan-tekan bagian bawah diriku sehingga tonjolan burungku menggesek wilayah memeknya. Mengerinjal pantatnya.

"Esshh.. Ehhss.. Oohh..." desahnya berulang-ulang.

Kami berdiri untuk melepas baju masing-masing setelah kubisikkan keinginanku. Kuamati dari ujung rambut sampai kaki. Keteknya dibiarkan berbulu, ah sensasional sekali. Baru kali ini kulihat wanita membiarkan keteknya berbulu. Isteriku licin sekali. Jembut mememknya lebat sekali dan cenderung tidak rapi. Luar biasa. Karena hasratku yang sudah tinggi sejak tadi langsung kugumul

Dia dan menjatuhkannya di ranjang. Kujilati kembali mulai dari kening, leher, pipi, tetek, ketek (di sini aku berlama-lama karena penasaran sekali dengan rasa bulunya), perut dan memeknya. Kumainkan lidahku memutari labia mayoranya.

"Oohh.. Paakk.. Ohh.."

Dipegangi kepalaku dan ditekan-tekannya sesuai keinginannya. Kumasuki klitorisnya dengan lidahku. Aku tidak jijik kali ini. Hasratku yang menggila telah mengalahkan kebiasaanku selama ini.

"Esshh.. Ahhss.. Esshh.. Oohh.. Mmass.."

Dia memanggilku Mas berarti kesadarannya mulai kaca balau. Kuremas pantatnya sebelum akhirnya kujebloskan kontolku ke memeknya yang telah banjir bandang itu. Kupompa maju mundur tanpa tergesa. Yang penting bertenaga dan merangsek ke dalam. Menggeliat-geliat kayak cacing kepanasan si Mrs. Karmin ini. Semakin dikangkangkan pahanya. Kupegang ujung telapak kakinya sambil aku terus menyodokinya.

"Yaahh.. Teruss.. Yangg dalaam .. Masshh.. Ohh.. Ennaakk banngeetts.. Shh."

Kubaringkin miring lalu kulipat kaki kanannya ke depan dan kuhujami memeknya dari belakang. Kami bersetubuh dalam posisi berbaring miring (kebayangkan?). Kuubah posisi menjadi dog-style. Namun dia telungkup sehingga tingkat penetrasinya lebih maksimal. Benturan-benturan dengan pantatnya yang bulat membuatku gemas. Kugenjot sedalam-dalamnya memeknya yang rimbun itu.

"Yaahhss.. Ehhssh.. Oohhs..." begitu terus erangnya sambil membeliak-beliak.

Akhirnya setelah 23 menit kami menegang bersama dan mencurahkan cairan masing-masing berleleran di dalam memeknya. Cairan miliknya sampai tumpah ruang merembes keluar memeknya, punyaku juga demikian saking tidak tertampungya semprotan maniku.

Kubiarkan kontolku masih terbenam sambil aku tetap menindihnya. Aku jilatin lagi leher dan pipinya sampai kontolku sudah lemas tak berdaya. Tanganku masih aktif bergerilya mengusapi buah kembarnya yang masih mengencang. Kujilat-jilat dan kuhisap-hisap. Keringat kami campur aduk membanjiri spreinya yang sudah agak kusam itu.

****

Sejak saat itu bila aku pulang dari bepergian maka aku mengunjungi Mrs. Karmin terlebih dahulu untuk bersetubuh di kamarnya baru masuk rumah setelah maniku terhambur ke memeknya yang mudah basah itu. Malah boleh dikata sudah tidak pernah lagi menggauli isteriku sendiri.

Suatu kali Mr. Karmin memergokinya ketika mau ambil rokok, namun aku cuek saja kepalang lagi hot, tapi dia mafhum saja. Toh ibaratnya kami seperti tukar pasangan. Pernah terbersit di kepalaku untuk melakukan sex party berempat. Tapi gagasan itu belum terlaksana, karena aku masih merasa risih kalau rame-rame begitu.

TAMAT

Cerita Hot Dewasa - Tante Gue yang Bohaiii

Cerita Hot Dewasa - Tante Gue yang Bohaiii. Hi, kenalin nama gue dede, saat ini gue kuliah di salah satu pts yang lumayan gede, di wilayah selatan jakarta, tepatnya depok. Gue punya pengalaman unik dan menarik yang mungkin ini pengalaman mengasyikan gue yang pertama, dan mungkin gak akan gue lupain. Kalian pernah baca ceritanya iwan kan ? nah dia itu ade sepupu gue, dan tinggal bareng gue, dan gue sama dia udah kayak kakak beradik kandung.

Ceritanya waktu pesta natal keluarga tahun 1997 di kampung halaman semua keluarga ngumpul. Pokoknya natal tahun itu semarak banget, semua keluarga gue yang di indonesia dan manca negara pada dateng. Ditengah-tengah pesta natal itu, gue ketemu sama salah satu tante sepupu gue, dia anaknya adek kakek gue dari bokap,namanya wiwi umurnya kira-kira 31 tahun. Dulu waktu gue SD dia udah SMA kelas satu, dia pernah pacaran sama salah satu oom ade nyokap gue.
CeritaHD - Tante Gue yang Bohaiii
Dulu dia emang terkenal karena kecantikannya. Tapi emang keluarga bokap gue terkenal CW-nya cakep-cakep, dan tante wiwi adalah salah satu dari yang terbaik, artinya cantik muka dan body-nya. Dan sekarang waduh, makin ciamik, dada melimpah gue kira-kira 36-C, pinggang ramping dan pinggulnya kalo kata orang kampung gue songgeng alias montok dan nongol, lehernya jenjang, kulit kuning langsat, rambut ikal sebahu warna hitam legam, alis tebal, dan yang bikin gue lherrrrrrr adalah bulu di tangan dan kakinya, mmmmmhhhhhhh.

eh, siapaya namanya …..eeeeeeee…….oiya dede ya ? waduh apa kabar, selamat natal ya !”, sapanya. itulah sapaan pertama yang gue dapat dari tante wiwi. “baik tante, selamat natal juga !”, jawab gue, dan kami saling bersalaman dan sun pipi, serrrrr wangi parfum dan halus kulitnya tercium jelas sama gue. “iya makasih ya, sekarang udah selesai belum kuliahnya ? tante sekarang pindah ke Indonesia lho !”.”mulai kapan dan kenapa tante, emang ‘gak kerasan tinggal di Belgi ?”, tanya gue. “januari ini, bukan gak kerasan tapi kamu tahu dong, tante sampe sekarang kan belum punya anak, kata dokter oom dan tante kecapean, jadi tante sama oom sepakat untuk sementara kami ke indonesia dulu, ya ….itung-itung istirahat lah.”. “o gitu, iya lah tante, biar lebih semarak kalo ada si kecil.”, jawab gue. Belagu ya gue, kaya orang tua ! “de, sepulang ke jakarta nanti bisa engga kamu bantu tante nyari rumah ? soalnya oom kan masih sibuk ngurus ke pulangan kami, jadi kemungkinan sehabis tahun baru oom kembali lagi ke Belgi, kamu ada mobil kan ?”.”boleh tante, kalo soal kendaraan sih ada.”.”ok, maksih ya sebelumnya.”, jawab tante wiwi.

Singkat cerita, gue balik ke jakarta ‘n gue janjian sama tante wiwi buat nyari rumah. Gue jemput dia di rumah salah satu tante gue, dan kami jalan. “kemana nih kita tante ?”, tanya gue. “enaknya kemana ya de, tante dan oom pengen yang suasananya ‘gak terlalu rame, yang tenang gitu, dan kalo bisa udaranya masih bersih dan aksesnya gampang.”. “wah kalo gitu dideket tempat iwan aja tante, di cibubur kan banyak perumahan tante, apalagi di sebrang toll.”. “ya udah, kita kesana aja.”. gue arahin mobil gue kearah toll menuju lokasi.

Cari-cari seharian akhirnya tante wiwi naksir di salah satu komplek-nya ciputra group. “gimana de menurut kamu ?’. “ya terserah tante dong, bagusnya tante tanya oom dulu.”, “iya deh nanti malem tante tanyaain.”. gue anterin tante wiwi pulang.”entar tante hubungi kamu ya de, soalnya kalo jadi rumah yang ma oper kredit tadi, kita kayaknya kudu nyari furnitur dan kelengkapan rumah, gak ganggu kamu kan ?”. “enggak lah tante, lagian kuliah juga masih kosong". “makasih ya.”, jawab si tante sambil sun pipi gue, serrr.

Pagi jam 7 telfon berdering dan tante wiwi kabarin kalo suaminya setuju dengan rumah pilihan kemarin, dan dia ngajakin nyari peralatan rumah tangga, karena akad jual beli baru dilaksanain senin minggu depan. Kami jalan ke arah jl. Fatmawati, karena di sana emang banyak toko dan show room meubel.

Siangnya kami makan siang sambil ngobrol-ngobrol. “gimana tante menurut penilaian tante ?”, tanya gue.”gimana ya, bagus-bagus semua sih, tapi kan tante udah pegang referensinya, jadi kalo nanti tante mutusin pilih, tante tinggal telfon.”. “o..”,jawab gue singkat.”de, jum’at besok kamu ikut week-end ya, soalnya tante een ngajakin, refreshing katanya, ajak iwan juga.”.”boleh juga tuh tan, tapi kalo iwan diajak di rumah kelamaan kosong tan, khawatir !”. “terserah deh kamu atur aja.

Besoknya kami berangkat ke puncak buat week-end. Iwan ditinggal. Di villa yang cukup gede dengan 4 kamar, halaman luas. Kolam renang, plus tempatnya yang masuk kedalam dan dibukit itu membuat suasana asyik banget. Jam 10 malem selesai makan di simpang raya kami langsung kembali ke villa.

Gue pake jacket, sambil ngerokok, gue duduk di teras belakang. Gak lama muncul tante wiwi pake kimono handuk, abis mandi keliatannya. “dingin-dingin gini koq mandi sih tan ?”, tanya gue.”iya abis lengket sih, lagian kan ada water heater.”.katanya sambil ngeringin rambut dia angkat satu kakinya dan dinaikin ke kakinya yang lain.

Ala mak, gue bisa ngeliat paha mulusnya. Setelah kering rambutnya tante wiwi masuk, gue ngikutin …di belakangnya. Gue ke dapur buat bikin kopi. Abis bikin kopi gue bawa kopi ke ruang tengah. Pas lewat depan kamar tante wiwi gue ngeliat pemandangan yang sangat aduhai. Pintunya yang ngebuka dikit bikin gue bisa ngintip, bener-bener yang gue ceritain tadi diatas dia yang lagi siap-siap pake baju, baru pake CD sementara dadanya masih terbuka membuat toketnya yang gede bebas terpampang.

Buru-buru gue berlalu, dan bergabung sama tante een dan oom bambang serta anak-anaknya yang lagi nonoton tv. Ngobrol sebentar tante een minta izin buat ngelonin anak-anaknya, sementara oom bambang minta izin buat istirahat. Wal hasil tinggal gue yang nonton tv, gue pindah duduk ke kursi panjang yang tadi didudukin sama oom bambang dan tante een biar gue nontonya gak miring.

Kira-kira 5 menit gue nonton sendiri, tante wiwi keluar sambil bawa segelas jeruk panas dan duduk di samping gue. Mhhhh aroma wangi tante wiwi segera menyeruak memenuhi seisi ruangan. Tante wiwi saat itu pake kimono sutra warna merah cerah, yang bikin gue horny adalah dadanya nampak ‘gak pake apa-apa di dalemnya. Kira-kira jam 12 malem gue pamit istirahat. “ya udah, di matiin aja tv-nya tante juga mau istirahat.”. kami jalan beriringan menuju kamar masing-masing, kamar gue depan-depanan sama kamar tante wiwi dibagian belakang, kamar gue dibelakang kamar anak-anaknya tante een sementara tante wiwi dibelakang kamar tante een.

Pas ngelewatin kamar tante een terdengar suara-suara aneh. Gue noleh kearah tante wiwi, dan tante wiwi naro telunjuknya di depan bibirnya. “Ssssttttt, jangan berisik, kamu ambil kursi organ kesini, kita intip.” Katanya sambil senyum.

Gue anggukin kepala. Gue ambil kursi itu dan gue taruh perlahan-lahan di depan pintu kamar. Tante wiwi diluar dugaan segera naik untuk menyaksikan adegan apa yang tengah berlangsung, dan gue yang di bawah dengan jelas dan gamblang menyaksikan kemulusan betis tante wiwi plus bulu-bulu halus-nya yang lebat.

Titit gue gak kuat dan pelan tapi pasti mulai ngaceng. Tante wiwi gak lama mulai meletakkan tangannya didepan permukaan selangkangannya dan mengusap-usapkan telapak tangannya disana. Ngeliat gelagat begitu gue gak buang-buang kesempatan, gue raba betis indahnya, dan diluar dugaan tante wiwi gak bereaksi, malahan dia ngerenggangin kakinya dan gue liat tangannya mulai dengan agak kasar ngusap permukaan selangkanggannya sambil mulutnya mengeluarkan suara desisan,”sssssssssssssssshhhhhhhh”.

Ngeliat tante wiwi mualai naik gak cuma tangan gue yang ngusap betis indahnya, tapi juga bibir dan lidah gue. Gue telusuri betisnya turun kebawah, sampe punggung kaki nya, gue pindahin ke kakinya yang lain dan gue jelajahi juga. Desisan tante wiwi mulai berubah jadi erangan, dan tangannya enggek cuma beraksi di permukaan selangkangannya, tapi juga tangannya yanglain mulia ngeremes toketnya sendiri.

Sementara aksi gue gak cuma di betis kepala gue udah mulai menyusup kebalik kimononya, jadilah aksi gue sekarang menelusuri daerah pahanya. Setelah aksi bibir dan lidah gue mendekati daerah selangkanganya, tangan tante wiwi yang tadi dipake ngegosok selangkangannya sekarang pindah ke kepala gue. Dia teken kepala gue dan usap-usap rambut gue, sesekali dia jambak rambut gue sambil ngerapetin kakinya.

Gue jilatin buah pantatnya yang ranum sambil kedua tangan gue beraksi ngeremas buah pantat doi yang lain sementara tangan gue satunya lagi gue pake buat ngebelai daerah selangkangannya. Gue pindahin aksi gue buat ngegarap buah pantatnya yang lain. Gue sibakin CD mini tante wiwi, gue renggangin kakinya, dan gue nikmati belahan pantatnya.

Setelah gue mulai sesak napas ‘n kegerahan gue keluarin kepala gue dari balik kimononya. Gue geserin kaki tante wiwi supaya dia bisa geser, dan gue naik. Sejurus kemudian terpampang didepan mata gue pemandangan yang bikin gue makin horny. Tente wiwi dibawah lagi megap-megap sambil narik-narik rambutnya sendiri, dia angkat kedua kakinya dipundak oom bambang, sementara oom bambang asyik mompa tante een dari atas sambil mulutnya menikmati toket tante een yang lumayan bagus, meskipun udah punya anak dua. Gua gak mau tinggal diem, gue lingkerin tangan gue kepundak tante wiwi, dan langsung gue usap-usap bagian dadanya.

Gak lama tangan gue yang kiri myusul, gue susupin kebalik kimononya dan segera gue dapetin segunduk daging yang teramat kenyal rasanya di tangan gue, dan tante wiwi bales dengan gigit-gigit kuping gue. Lagi asyik ngetune putting toket kiri tante wiwi tante wiwi beranjak turun. Dan ternyata yang dilakukan tante wiwi adalah ngelepasin iket pinggang gue,ngelapas kancing celana jeans gue dan nurunin zipper-nya. Dia tarik jeans gue selutut, tapi cuma jeansnya doang.

Gak lama terasa hangat permukaan CD gue, dan terasa juga lidah bermain di permukaan CD gue naik turun, terasa juga titit gue digigitin naik turun, kayak oppi andaresta main harmonika. Udah itu terasa CD gue diturunun juga sementara di dalam kamar posisi sudah berganti, tante een memegang kendali naik turun sambil kedua tangannya megangin tangan oom bambang yang lagi asyik ngeremesin toket gede tante een.

Hangat dan lembab terasa di palkon gue, pas pandangan gue turunin ternyata tante wiwi lagi asik jilatin palkon gue, terus turun kebatang kontol gue …naik turun, dan akhirnya biji peler gue dikulumnya juga. Dikemotnya kedua biji peler gue. ada perasaan mules sewaktu kedua biji peler gue di emut sama tante wiwi, abis mulut tante wiwi itu mungil banget, jadi kalo disekaligusin jadi beradu satu sama lainnya. Bosen ngulumin biji peler gue tante wiwi masukin batang peler gue kemulutnya, di emutnya, disedotnya kenceng banget.

Lalu tante wiwi maju mundurin mulutbya, sambil tangankirinya maenin biji peler gue, sementara tangan kanannya meremas buah pinggul gue. Tante wiwi lepasin isapanya, tapi palkon gue langsung jadi sasaran, kali ini palkon gue di garuk-garuk pake gigi atasnya. Waduh, rasanya sangat luar biasa ! geli, gatel, dan laen- laen rasa enak semuanya campur jadi satu.

Dari dalam kamartante een dan oom bambang mengerang sangat keras, dan rupanya mereka baru saja mencapai puncak gunung bersama- sama.

Gak kuat gue kelamaan berdiri, gue angkat kepala tante wiwi, gue turun dan gue benerin posisi celana gue, gue tarik tante wiwi gue dekap dia dipelukan gue dan langsung gue serbu bibir mungilnya yang udah merekah menantang buat di gasak. Tante wiwi bales serbuan gue dengan gak kalah semangatnya. Lidah kami menjelajah rongga mulut masing-masing lawan.

Waktu lidah tante wiwi menjelajah rongga mulut gue lidah itu gue gigit, gitu juga sebaliknya. Ternyata tante wiwi udah kecapean dari tadi, ”de, kita pindah kekamar yo !”, ajaknya. Gue sih nurut aja. Gue serbu lagi bibirnya, gue angkat tubuhnya gue gotong kekamarnya.

Gue taruh dia diatas kasur, dan tanpa buang waktu gue lucutin pakean gue sendiri. Selanjutnya setelah gue bugil gue naek ke ranjang dan bibir tante wiwi kembali gue nikmati. Tangan tante wiwi gak tinggal diam digenggamnya kontol gue sambil diusap dan di kocok perlahan dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya peluk gue.

Gitu juga gue gak mau kalah, sementara tangan kiri gue nyanggah beban tubuh gue, tangan yang kanan gue ajak buat jalan-jalan diatas dada tante wiwi. Didalam kamar baru tahu gue bahwa tante wiwi adalah jenis manusia yang seang melepaskan perasaan horny-nya dengan sebebas-bebasnya. Buktinya sewaktu toketnya gue remes danputingnya gue pilin dari mulut yang masih gue kulum, gumamannya terdengar sangatkeras. ”mmmmmmmmmmhhhhhhh……….mmmmhhhhhhhhhggggggg”. apalagi sewaktu lidah gue bermain di belakang telinganya, erangannya makin menjadi.

Tante wiwi dengan tangannya ngebimbing gue untuk menikmati permukaan lehernya yang jenjang dan ada sedikit lipatan lemaknya. Gue jilat dan gue kecup bagian leher tante wiwi sampe gak ada jengkal yang tersisa, “uuuuhhhhhh ……..sssssssssshhhhhhh……..mmmmmmhhhhhh”. Sekarang gantian.

Tangan kanan gue dipake nyangga tubuh gue sementara tangan kiri gue gue pake buat membelai,meremas dan memilin bukit tante wiwi yang munjung dan udah keras dari tadi. Sekarang sasaran gue adalah pundak tante wiwi, dan kedua siku gue gue pake buat nahan berat badan gue, supaya kedua toket tante wiwi bisa gue remes bareng.

Pada saat jelajah lidah gue udah nyampe di ujung selepetan bima-nya, gue sibakin kimono tante wiwi bagian dadanya, dan ……eng-ing-eng jelaslah sekarang didepan mata gue sepasang toket terindah yang pernah gue liat, karena sebelumnya tokrt CW-CW gue kalah bagus sama toket tante wiwi. Gue gak sabar gue langsung gigit putting-nya yang sebelah kanan dan tante wiwi berteriak

aaaaaaahhhhhhhhkk……..ssssshhhhh………aadddduuuhhh …eeennnnhhhaaaaakkkkhh.” . gue sedot pentil itu dengan keras, semakin keras gue sedot semakin menjadi erangan dan teriakan tante wiwi. Habis sudah kedua permukaan toket tante wiwi gue garap, tante wiwi dekap kepala gue di belahan toketnya, sementara kedua lengannya nyanggah toketnya, hal ini membuat muka gue tenggelam disela-sela toket-nya yang indah. Yang paling mengesankan adalah sewaktu gue bikin cupang di bawah putting kiri tante wiwi, tante wiwi berteriak sambil ngejewer kedua kuping gue.”hah……… ooooohhhhhhhhh ……… ggggggghhhhhhh……… uuuussssssss…. .aaaaaaaahhhhhhh”. sehabis itu jelaslah bekas cupangan gue di toketnya.

Setelah puas aku garap kedua bueh toketnya, tante wiwi mwnurunkan kepala gue, gua jilati permukaan perutnya, pas nyampe puser gue kecup dan gue jilat pusernya sementara kedua tangan gue gue susupin dibelakang pinggul nya dan segera gue remes abis kedua bongkah pantatnya.

adddduuuuhhhhhhh dddeee….kkamu koq kayaknya uudaaaaaahhhh ppppeeengalamannnnn banget sssiiihhhhh”, begitu erangan tante wiwi kira kira sewaktu gue kecup dan gue jilatin pusernya. Jilatan gue terus turun kebawah, sebelim mulutgue nyampe di selangkangannya, CD mini tante wiwi gue turunin pake kedua tangan gue, gue tarik lepas CD itu. ohhhh…rumput yang tumbuh disitu begitu lebatnya, sehingga gue nyaris gak bisa lihat belahan memeknya !

Yang pertama kali adalah gue merumput disitu, gue jilatin jembut itu sampe rapi, karena dari fakta yang gue liat kayaknya tante wiwi adalah salah satu jenis manusia yang senang membiarkan jembutnya tumbuh dengan sendirinya tanpa adanya campur tangna dari luar. Setelah jembut itu rapi, aku kuakkan jembut yang berada disekitar bibir memek tante …wiwi, barulah sekarang gue liat belahan bibir memek tante wiwi. Bibir memek itu ternyata masih bersih, belum menghitam. Ngeliat pemandangan kayak gitu, kontan tangan dan bibir gue kompakan buat ngerubutin tante wiwi punya memek.

aaaaaaaahhhhhhh…….. aaaddddduuuuhhhhhhh…….. ssssshhhhhh……. aa aaaggggghhhhhhh……. yyeeeeessssss….. ttteruuuuuuuuuuussssssshh hhhhgggggghhhhhhh”. tante wiwi teriak-teriak sewaktu gue masukin jari tengah gue ke memeknya dan ibu jari gue menggesek itilnya dan lidah gue jilatin permukaan bibir memek nya. ”uuuuhhhhhhh……..uuuuhhhhhhh……..yyyaaaaaaaaa……..ssssshhh hhhhhhh…..”. desahan dan erangan tante wiwi semakin menjadi ketika dengan ganas gue gigit-gigit itilnya. Dan dengan gak kalah ganas tante wiwi ngejambak rambut gue , dia desekin ke selangkangannya, sementara pinggulnya diangkat tinggi-tinggi sambil bikin gerakan memutar.

mmmmmmhhhhhhhyyyyyyymmmmmmm ………sssssshhhhhhhhhhh …….. yyyyyaaaaaaaa ……”. Begitu terus dan terus tante wiwi berputar dan berteriak. “de….hhhhhh…..sini titit kamu kasih tante …….”, pintanya, dan terjadilah pertempuran 69 yang sangat seru, karena tante wiwi dan aku sama-sama rakus. Setelah 8 menitan bertempur 69 tante wiwi mengejan dan berteriak dengan sangat keras, ”deeeeeeee …….aaaahhhhhh ……… aaadddddduuuuuhhhhh ………. Tanttttttttteeeeeeee …….gak …….. kuattttthhhhh …….. “, jeritan tante wiwi disertai dengan merapatnya kedua paha, serta dicakar-cakarnya buah pantat gue. 1 ½ menit tante wiwi menjepit kepala gue, sampe akhirnya dia terkulai, sementara aku terus dengan aksiku menjilati setiap tetes air yang mengalir dari lubuk vagina tante wiwi. ” De udah sayanggggghhhhh …….  Addddduuuhhhhhh ……. geliiiiiiiiiii ……

Tante wiwi manjatuhkan diri dan terlentang pasrah sambil narik napas panjang pandangan matanya menerawang ke langit- langit kamar. “De, kamu udah sering melakukan yang kayak begini ya ?”, tanyanya sambil ngelirik ke gue. ”Ah, enggak juga tante, mungkin udah dari sononys kali.”, jawab gue sekenanya. “gak mungkin, buktinya kontol kamu tante sedot kenceng banget koq kontol kamu tenang-tenang aja.”, sanggahnya. “oh jadi tante pengen saya cepet nyampe klimax ?’. “ya enggak juga sih, ……. Ih kamu nakal ya !”, katanya sambil memiringkan badan dan ngegelitikin gue. Lama kami bercanda sambil bergumul kayak anak kucing, capek, kita berdua masing-masing diem sambil tarik napas dalem-dalem.

Ngeliat tante wiwi terlentang dengan kedua lengan dan paha terbuka, Gue yang emang udah kesetanan gak tahan, gue kangkangin dia dan langsung gue arahin rudal gue ke lobang memeknya, gue entot ! Kontol gue gue selipin disela-sela bibir memeknya, perlahan-lahan gue tusuk dan ……. “oooohhhhhhhhhggg ……..ehhhhhhhh ………. “. Kontol gue perlahan tapi pasti mulai amblas.

Setelah amblas seluruhnya gue tarik napas dalam-dalam dan kembali bibir tante wiwi gue lumat, sambil gue grepe kedua toketnya. Setelah tenang aku mulai angkat perlahan-lahan batang kontol gue, pas tinggal kepalanya doang yang nyisa gue teken lagi, “uuuuhhhhh …… “, kembali tante wiwi mendesah. Lama-lama kayuhan gue semakin lancar, maju mundur, kadang- kadang gue puterin kayak orang lagi ngebor, dan tante wiwi mengerang keras.

hhhhhhhhhhmmmmmmm ……..oooooouuuuuuuuughhhhhhhhhhh “. rupanya dia menyukainya. Gue terus goyang, pas gue capek, tante wiwi ambil inisiatip. Dia peluk gue erat dan berguling kesisi kanan. Sekarang dia naek turun diatas gue, “ooooohhhhhhh …. Aaddddddduuuuuhhhhh taaaannnntttthhhhh …. Ttteeeerrrrruuussss”, erang gue sambil tangan gue remes toket dia keras banget. “uhhh ….. uuuuuhhhh …. Uuuhhhh …. Yyyyyeeeeessss …. Yyyyyeeeessss ‘, jeritnya sambil kedua tangannya ngejambak-jambak rambutnya sendiri. Leleah naik turun tante wiwi peluk gue sambil kiss gue, gue lingkerin tangan gue ke belakang, gue jamah bongkahan pantatnya dan gue mulai tusuk dia dari bawah.

mmmmmmhhhhh …. Mmmmhhhh”, gue tusuk terus. Gak lama tante wiwi bangkit dan kembali naik turun. Dia cengkeram lengan gue kenceng banget, ngeliat keadaan kayak gitu gue langsung pro-aktif, gue juga gak mau kalah, tusukan gue dari bawah gue tambah frekwensinya, dan hasilnya ……….. gak lama tante wiwi menggenjot pantatnya dengan gila sambil teriak-teriak, “aaaaaaahhhhh ….. oooohhhh ….. ooooohhhhh …. Tante mau sssssssssaaaaammmmppppp ……..”, belum selesai ngomong gitu tante wiwi teken keras-keras pantatnya kebawah, terasa otot-otot memeknya berkontraksi dengan sangat keras, dia jatuhkan diri diatas badan gue.

Dengan napas masih memburu dia kecup dan lumat bibir gue, “hhhhuuuhhhh, kamu hebat banget sih de, sama CW kamu atau sama perek kamu biasanya hah ?”.”enggak koq tante, ya baru sama tante aja sekarang.”. “alah, sama setiap CW yang kamu tidurin juga …jawabanya pasti sama.”, katanya sambil ngeloyor ke kamar mandi, setelah selesai bersih-bersih tante wiwi masuk lagi kekamar.

Didepan pintu kamar mandi gue sergap dia, gue angkat satu pahanya dan gue tusuk sambil gerdiri. ”aduh kok ganas banget sih kamu !”, katanya setengah membentak. Gue gak mau tahu, gue dorong dia ke dinding gue hajar terus memeknya dengan rudal gue. mUlutnya gue sumbat, gue lumat dalem-dalem. Setelah tante wiwi mulai terdengar lenguhannya, gue gendong dia sambil pautan kontol gue tetep di pertahankan. Gue bawa dia ke meja rias yang berbentuk Consol, gue letakan tantatnya diatas meja itu. Sekarang gue bisa lebih bebas ngentot dia sambil menikmati toketnya.

Sambil gue ayun, mulut gue dengan sistematis menjelajah bukit didadanya, dan seperti biasanya (dan ini juga yang biasanya dilakukan CW) dia teken belakang kepala gue ke dadanya, dan gue turutin, abis emang enak dan nikmat banget. “aaaaaahhhh ……….. ssssssshhhhh ……. Oooohhhhh …… uuuuuuuuggggghhhh …… mmmmmhhhh.”, tante wiwi terus meracau.

Bosen sengan posisi gitu gue cabut kontol gue dan gue suruh tante wiwi nungging. Sambil kedua tangannya megangin bibir meja. Dalam keadaan nungging gitu tante wiwi keliatan lebih aduhai ! bongkahan pantatnya yang kuning dan mulus itu yang bikin gue gak tahan. Gue pegang kontol gue dan langsung gue arahin memeknya. Gue gesekin ke itilnya, dan dia mulai mengerang nikmat. Gak sabar gue tusukin sekaligus.

Langsung gue kayuh, dan dalam posisi ini tante wiwi bisa lebih aktif memberikan perlawanan, bahkan sangat sengit. ”aaaahhhhhh ddddeeeeee ttttaaaaannnnnteeeee mmmmoooo ….. kkkeeeee lllllluuuuarrrrr lagggiiii……. “, racaunya. Tante wiwi goyangnya menggila dan gak lama tangan kananya menggapai kebelakang, dia tarik pantat gue supaya menusuk lebih keras lagi. Gue layani dia, sementara gue sendiri emang kerasa udah deket. Tante wiwi mwngwrang dengan sangat keras sambil jepit tool gue dengan kedua pahanya. Gue tetep dengan aksi gue.

Gue raih badannya yang keliatan udah mulai mengendur. Gue peluk dari belakang, gue taruh tangan gue dbawah toketnya, dengan agak kasar gue urut toketnya dari barwah ke atas dan gue remes dengan keras. ”eennngghhhhh …..oooohhhhh ……ohhhhhhh …….aaaaaaahhhhhhhhh”, gak lama setelah itu bendungan gue jebol, gue tusuk keras banget, dan peju gue nyemprot lima kali didalem.

Dengan gontai gue iring tante wiwi kembali keranjang, sambil gue kasih cumbuan-cumbuan kecil sambil kami tiduran. Dan ketika gue liat jam didinding menunjukan jam 02.07. wah lumayan, masih ada waktu buat satu babak lagi, gue pikir. “tante, tante memek dan permainan tante ok banget !”, puji gue. “makasih juga ya de, kamu juga hebat……..”. suatu pujian yang biasa gue terima ! Selanjutnya bisa ditebak, sampe sekarang gue masih suka berbagi kenikmatan setiap ada kesempatan.

TAMAT

Sabtu, 16 Februari 2013

Cerita Hot Dewasa - Berawal Dari Menghayal

Cerita Hot Dewasa - Berawal Dari Menghayal. Cerita ini di mulai waktu saya masih duduk di kelas 1 SMA di kota B. Usia saya sekarang 33 tahun, berarti kejadian ini terjadi 16 tahun yang lalu.

Panggil saya Kadek, ketika itu saya mempunyai kelompok belajar yang selalu rutin belajar di salah satu rumah teman kami, Bima. Saya, Bima, Hendra, Julian dan Rizki setiap akan ulangan selalu belajar berkelompok sambil menginap, karena anak kelas satu masuk sekolah selalu pada siang hari.

Teman saya, Bima, memang dari keluarga yang lebih dibanding teman-teman yang lain. Dia adalah anak bungsu dari 4 bersaudara (2 pria dan 2 wanita), dari ayah seorang pejabat Depkeu.(drs.E) dan Ibu dosen fakultas sastra di universitas negeri di kota B, yang biasa kami panggil Tante N. Otomatis kami selalu tidur, makan dan mandi di sana, malah kalau keluarga drs.E berpesiar, kami suka diajak.

CeritaHD - Berawal Dari MenghayalBila Bima sedang di bawah (karena kamarnya memang di lantai 2), kami selalu membicarakan sangkakak no.3 yang bernama E. Hal-hal yang dibicarakan tidak lain adalah wajah yang good looking serta body yang aduhai disertai kulit putih mulus terawat. Tapi anehnya, saya kok lebih suka memperhatikan Tante N, yang diusia 42 tahun lebih menimbulkan hasrat serta fantasi-fantasi seksual yang membuat perasaan risih. Karena walau bagaimanapun Tante N adalah ibu kandung dari teman baikku. Jadi, saya hanya bisa berkhayal dan tidak berani cerita pada orang lain.

Karena keluarga drs.E adalah pencinta sport, maka setiap weekend selalu diisi dengan kegiatan berolahraga, terutama olah raga tennis. Karena saya cukup mahir bermain tennis, saya selalu diajak untuk bermain tennis. Karena saya dianggap paling jago, maka saya sering berpasangan dengan Tante N apabila bermain double.

Selain badan Tante N yang proporsional dengan tinggi badan sekitar 165 cm, pakaian tennis Tante N memang sexy dengan rok pendek serta atasan model tank top, pelukan-pelukan serta sentuhan, apabila kami memenangkan game membuat hati saya berdebar-debar dan hasrat seksual terhadap Tante N semakin menjadi-jadi. Malah, setiap selesai bermain tennis saya bermasturbasi dengan membayangkan wajah Tante N serta bersetubuh seperti film BF yang biasa saya tonton.

Pada hari Sabtu di bulan Januari, karena saya tidak memiliki pacar, saya sering berkeliling kota dengan mobil ayah untuk menghabiskan malam panjang sendirian. Karena teman-teman belajar saya semua pada ngapel, termasuk Bima. "Ah Sial.." ketika baru saja lewat rumah keluarga drs.E, mobil terbatuk-batuk seperti habis BBM. Padahal hujan begitu lebat di luar dan SPBU terdekat kira-kira 2 km dari lokasi tempat mobil saya tepikan di bahu jalan. Akhirnya, saya memutuskan untuk meminjam telepon ke rumah Bima, untuk menelepon ayah atau siapa saja untuk membantu kesulitan gara-gara lalai terhadap yang namanya BBM.

Ketika saya tiba di rumah Bima, sambil hujan-hujanan suasana rumah tampak sepi, tidak ada mobil atau pun suara televisi yang menandakan adanya kehidupan. Dengan hati lemas saya pijit bel rumah 2 kali, "Tingtong.. tingtong.." Tidak lama kemudian terdengar jawaban dari dalam rumah. "Siapa..?" Hati saya berdebar, karena saya sangat mengenal suara itu.

Kemudian saya menjawab, "Kadek, Tante.. maaf malam-malam Tante. Saya mau pinjam telepon, mobil saya mogok, Tante." Terdengar gerendel pintu berbunyi, dan ketika pintu terbuka tampak sebuah sosok yang sangat saya kenal, sosok yang selalu hadir disetiap fantasi seksual saya. "Aduh Kadek kenapa? kasian malam-malam gini hujan-hujanan, ayo cepat ke kamar Bima, kalo udah selesai ke ruang makan yach! Tante buatin minuman hangat." Sambil mengeringkan badan dan mengganti baju, masih terbayang siluet badan Tante N ketika tadi membuka pintu, yang membayang dari gaun tidur yang tipis.Dalam hati saya bertanya, "Kok sepi sekali, yang lain pada ke mana yach."

Sambil menghirup coklat panas yang dihidangkan Tante N, akhirnya saya beranikan untuk bertanya.

"Tante, Oom, Bima dan yang lain pada ke mana? Keliatannya rumah kok sepi sekali."

"Ini lho, adiknya Oom yang di J, sedang sakit, karena si Mbok juga lagi pulang, terpaksadech Tante jadi hansip dulu. Eh.. kamu jadi telepon nggak."

"Eh iya Tante, kok jadi lupa nih."

"Makanya, jangan suka ngelamun, dari tadi Tante perhatiin kamu kok bengong terus, ada apa sih?"

"Nggak ada apa-apa kok Tante!"

Saya langsung bergegas ke ruang keluarga, dan segera telepon ke rumah. Saya coba berulangkali tetap telepon tidak bisa aktif. Tiba-tiba terdengar suara Tante N, "Bisa nggak Dek? Kalo hujan begini biasanya jaringan telepon di sini memang suka ngadat."

"Udah deh, kamu tidur sini aja, Tante juga jadi ada yang nemenin."

"Iya Tante."

Setelah itu, saya dan Tante N segera beranjak untuk meneruskan obrolan di ruang keluarga. Sebelum saya sempat duduk di sofa, Tante N berkata, "Dek, tolong dong Tante ajarin lagu Turkish March-nya Bethoven, Tante masih kagok tuh perpindahan jari-jarinya."

"Kapan Tante?"

"Ya sekarang dong! Kapan lagi coba kamu punya waktu untuk ngajarin Tante."

Kemudian kami menuju piano dan duduk sama-sama di kursi piano yang tidak terlalu lebar. Karenasaya mengajari perpindahan jari-jari tangan, otomatis saya selalu memegang jari tangan Tante N yang halus dengan kuku-kuku yang terawat dengan baik. Jantung saya terasa makin lama makin berdebar, apalagi setiap menarik nafas harum tubuh Tante N, sepertinya memenuhi rongga dada dan membuat adik kecilku mengeras secara perlahan.

"Kamu kok suaranya bergetar Dek, lagi nggak enak badan yah?"

"Nggak kok Tante, saya hanya.."

"Hanya apa hayo! nggak mau ya lama-lama temenin Tante, atau kamu udah ada janji malem mingguan."

"Saya nggak punya pacar kok Tante, nggak kayak Bima ama yang lainnya."

Sambil terus duduk berdekatan, tiba-tiba kepala Tante N bersandar pada bahuku dan bertanya, "Dek, Tante mau tanya apa Bima pernah cerita nggak kalo ayahnya punya istri lagi yang jauh lebih muda dari Tante, usianya sekitar 25 tahunan lah."

"Masa sih Tante, keliatannya Tante sama Om mesra-mesra aja!"

Ketika tangan Tante N bergeser untuk bertumpu pada pahaku, secara tidak sengaja menyentuh adikku yang sejak tadi makin mengeras saja dan membuatku berteriak kecil, "Ah.." Sambil Tante N memandangku yang tertunduk malu dengan wajah sendu dan sensual, Tante N kembali bertanya, "Dek, kamu udah pernah berhubungan seksual belum?"

"Be..be..be..lum pernah Tante!"

"Mau nggak Tante ajarin? sebagai ganti kamu ngajarin piano sama Tante."

Saya diam seribu bahasa, dan tiba-tiba bibir Tante N telah menyerbu bibirku secara bertubi-tubi sambil lidahnya terus berusaha menjilat dan meracau, "Ah..ah..ah.." Sambil terus mencium bibirku, tangan Tante N terus meremas telinga dan rambutku.

Tiba-tiba Tante N berkata, "Dek! kita pindah ke kamar yuk.."

Sambil bibir kami terus berpagutan, kami pindah ke kamar tidur dan langsung merebahkan badan dengan badanku ditindih Tante N. Selanjutnya Tante N segera melucuti baju tidurnya dan membentanglah suatu pemandangan indah, payudara yang proporsional (kira-kira 36B) denganputing warna merah maron dengan dibungkus kulit putih yang mulus tanpa cacat, dan yang lebih lagi adalah selangkangan dengan bulu-bulu hitam yang tidak begitu lebat dengan belahan merah muda yang mempesona.

Dalam keadaan masih bengong, tiba-tiba tangan Tante N menarik tanganku danlangsung dibimbingnya ke arah payudaranya. Tanpa menyia-nyiakan waktu, saya langsung meremas dengan halus sambil memilin puting susunya yang makin tegak dan mengeras.

"Ah.. ah.. ah.. terus Dek, buat Tante puas Dek.." Sambil terus meracau Tante N segera melucuti seluruh bajuku, dan mulai meraba-raba daerah selangkanganku serta mulai meremas adikku yang terasa nikmat sekali.

"Punya kamu besar juga ya Dek"

"Boleh nggak Tante jilatin biar makin besar?"

"Emangnya Tante mau gitu..?"

Lansung posisi Tante N berubah dan mulai turun perlahan dengan terus menjilati tubuhku, dari leher, dada, perut, dan tiba-tiba kurasakan cairan hangat mulai membasahi batang dan kepala adikku. Dan ketika saya memberanikan diri untuk melihat, rupanya kemaluanku sedang dijilati Tante N, kadang-kadang dikulumnya sambil kurasakan kepala kemaluanku menyentuh ujung kerongkongan Tante N.

Tiba-tiba Tante N merubah posisinya, sambil terus mengulum dan menjilat kemaluanku, Tante N memutar badan dengan selangkangannya menghadap wajahku. Terlihatlah suatu pemandangan indah, bulu hitam dengan belahan merah dan segumpal daging merah kecil yang berkilau. "Jilat Dek, jilat Dek," pinta Tante N. Tanpa sungkan-sungkan dan membantah, langsung saja kuarahkan lidahku untuk menjelajah sambil terus menghirup harumnya kemaluan Tante N yang bagaikan candu itu.

Usai kegiatan saling menjilat, Tante N segera berbaring dan memintaku untuk bangkit sambil tangannya terus menggenggam adikku dan dituntunnya ke arah kemaluannya. "Masukkan Dek, masukkan Dek!" pinta Tante N, seperti anak kecil yang sedang merengek-rengek. Sesuai permintaanku, segera Tante N menekan tubuhku hingga adikku terarah dengan sempurna, dan terasalah suatu rasa yang sensasional ketika kulit kemaluanku bersentuhan dengan dinding kemaluan Tante N yang sudah basah dengan cairan hangatnya. "Ah.. ah.. ah.." suaraku dan suara Tante N memecah kesunyian dandinginnya malam. Sambil saya terus memompa Tante N tidak lupa saya meremas-remas seluruh tubuh Tante N yang memelukku dengan goyang pinggul yang seirama.

Tanpa berkata apa-apa, Tante N membantingku dan tiba-tiba Tante N telah menduduki tubuhku dan mulai bergerak turun naik memutar. Saya semakin takjub saja melihat kedua payudara Tante N seperti bergejolak untuk memuntahkan isinya. Sambil kami terus meracau dengan kata-kata yang menunjukkan kepuasan, Tante N memintaku untuk membalikkan badannya ke posisi semula sambil memintaku untuk memompa lebih cepat.

Lalu kurasakan kemaluanku semakin berdenyut dan kemaluan Tante N juga kurasakan hal yang sama. Tidak lama kemudian tubuh kami mengejang, dan seperti di komando kami berteriak, "Ah.. ah.. ah.." sambil dari kemaluanku kurasakan keluar cairan nikmat dengan denyut kenikmatan dari dalam kemaluan Tante N dan kami saling berpelukan dengan erat sambil terus menikmati kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.

Usai adegan yang tak mungkin kuhapuskan dari ingatanku, Tante N bertanya, "Kamu suka Dek? Mau kan lain kali kita ulangi lagi."

"Mau Tante.. kapan pun Tante mau, saya akan meluangkan waktu untuk Tante."

Tidak lama kemudian kami tertidur sambil terus berpelukan hingga keesokan harinya.

Rekan-rekan pembaca, usai kejadian itu kami masih terus melakukan affair. Hal ini berakhir ketika saya menikah 4 tahun yang lalu. Beliau berkata, "Jangan hianati istrimu, karena Tante sudah merasakan bagaimana dihianati suami."

Sampai sekarang kami masih berhubungan baik, bersilaturrahmi dan saling memberi spirit di saat kami merasa jatuh. Saya sangat menghormati hubungan ini, karena pada dasarnya saya sangat menghargai Tante N sebagai istri dan ibu yang baik.

TAMAT

Jumat, 15 Februari 2013

Cerita Hot Dewasa - Aku Diperkosa Teman Suamiku

Cerita Hot Dewasa - Aku Diperkosa Teman Suamiku. Sebut saja namaku Christine, aku berasal dari kota S. Pendidikanku cukup baik, aku selalu berhasil dengan baik dalam tiap pelajaran, bahkan aku dapat lulus dari perguruan tinggi dengan IP yang sangat baik.

Tetapi itu semua tidak menjamin kebahagiaan, aku dididik dengan pendidikan yang kolot, serius, sehingga aku cenderung menjadi orang yang kuper dan pendiam. Namun itu tidak menyulitkanku dalam hal perjodohan, karena banyak orang mengatakan bahwa aku cantik, dan memiliki mata yang bundar, aku tidak terlalu memahami apa yang mereka katakan, namun kebanyakan pria yang mendekatiku mengatakan hal serupa.

Karena itulah dalam usia yang relatif muda, 21 tahun aku berhasil menemukan jodoh yang baik, dia cukup kaya dan orangnya pengertian walaupun usianya jauh lebih tua dari aku, 31 tahun, maklum karena aku selama ini dibesarkan dengan didikan orang tua yang otoriter sehingga suamiku juga cukup selektif karena Mama hanya memperbolehkan orang yang qualified menurutnya untuk apel ke rumahku, bila pria yang apel ke rumahku berkesan norak dan hanya membawa kendaraan roda dua, jangan harap Mama akan mengijinkannya untuk apel lagi.
Aku Diperkosa Teman Suamiku
Selama beberapa tahun, hubungan kami baik-baik saja, kami dikaruniai dua orang anak, dan kami sangat berkecukupan di bidang materi. Namun kadang-kadang tidak semuanya berjalan lancar, ternyata suamiku tidak bisa lagi memberi nafkah batin kepadaku, ternyata dia mengalami problem impotensi, karena overworking. Tetapi saya tetap mencintainya karena dia jauh dari perselingkuhan dan dia sangat perhatian kepadaku.

Walaupun dia sudah tidak dapat lagi memberiku kepuasan, namun saya tetap menahan diri dan mencoba untuk tidak berselingkuh. Semuanya berjalan dengan baik sampai akhirnya datang Roni. Dia adalah rekan bisnis suamiku sejak lama, namun aku baru sekian lama dapat berjumpa dengannya, dia seusia suamiku, menurutnya dia dan suamiku berpartner sejak mulai bekerja, kami kemudian menjadi dekat karena dia orangnya humoris.

Dasar laki-laki tampaknya dia cukup tanggap dengan keadaan suamiku yang tidak mampu lagi memuaskan diriku sehingga akhirnya dia akan membawaku ke jurang kehancuran, aku dapat merasakan matanya yang jalang bila melihatku, terus terang saja aku merasa risih namun ada sensasi birahi dalam diriku bila dipandang seperti itu, aku tidak tahu mengapa, mungkin karena aku tidak pernah mendapat perlakuan seperti itu, walaupun ketika masih mojang aku mempunyai banyak kenalan pria.

Suatu saat dia menelepon dari hotelnya, dia menyuruhku menjemput suamiku yang katanya minum-minum sampai mabuk, aku ingat waktu itu masih pagi betul, memang suamiku kadang lembur sampai malam sekali, sehingga aku tidak tahu kapan dia pulang. Betapa bodohnya aku, aku menyadari suamiku tidak pernah minum alkohol, entah mengapa ajakan Roni seperti hipnotis sehingga aku tidak curiga sama sekali.

Akhirnya aku sampai di hotel GS tempat Roni menginap, aku memasuki kamarnya dan dengan muka tak berdosa dia memaksaku untuk masuk, tanpa curiga aku cepat-cepat masuk dan mencari suamiku, namun ketika aku sadar dia tidak ada tiba-tiba mulutku dibekap dari belakang, napasku sesak sampai aku pingsan, entah apa yang terjadi selanjutnya, aku merasa ada kegelian di dadaku, seseorang mengelus-elus dan meremas-remas bagian dadaku.

Pelan-pelan aku terbangun, kulihat Roni sedang memainkan payudaraku. Oh, betapa terkejutnya aku, apalagi mendapati diriku terebah di tempat tidur dengan hanya baju atasan yang sudah terbuka dan BH-ku yang sudah dibuka paksa. Aku menyuruhnya melepaskanku kudorong dorong badannya tetapi dia tak bergeming.

Dia memegangi kedua tanganku dan menekuk kedua lenganku dan menaruhnya di samping kepalaku, sehingga aku praktis tidak bisa apa-apa, genggamannya terlalu kuat, dia tertawa kecil dan menciumi kedua puting payudaraku, aku menolak tapi entah kenapa aku merasa risih birahi. Kemudian dia memasukkan penisnya ke bagian kemaluanku, aku meringis-ringis dan berteriak, rasanya sakit sekali.

Tetapi aku sepertinya justru menginginkannya, di tengah pergumulan itu aku menyadari bahwa penis suamiku sebenarnya terlalu kecil, aku pelan-pelan merasakan kenikmatan, dasar lelaki tampaknya Roni sangat pintar mengambil kesimpulan, aku pasrah pada kemauannya, ketika dia membalikkan badanku sampai seperti merangkak, dia sangat agresif, tetapi aku dapat mengimbanginya karena sudah lama aku tidak merasakan ini.

Dia kembali menusukkan penisnya di kemaluanku dan meremas-remas payudaraku. Ahh, memang aku merasakan kenikmatan yang luar biasa yang bahkan suamiku sendiri tidak pernah memberikannya. Kemudian merasa tidak puas dengan baju bagian atasku yang masih menempel, dia melepaskannya, sambil kemudian membuat posisiku seperti duduk dipangku olehnya.

Seperti kesetanan aku secara otomatis mengikuti irama kemauannya, ketika kedua tangannya memegang perutku dan menggerakkannya naik turun aku secara otomatis mempercepat dan memperlambat gerakanku secara teratur, dia tersenyum penuh kemenangan, merasa dia telah membuat ramalan yang jitu. Kurasakan dia kembali meremas-remas dadaku ketika dia merasa aku dapat mengambil inisiatif.

Sungguh seperti binatang saja aku, melakukan hal semacam itu di pagi hari, di mana seharusnya aku ada di rumah mempersiapkan sarapan dan mengurus anak-anakku. Sempat kurasakan tiada selembar benangpun menempel di tubuhku kecuali celana jinsku di sebelah kanan yang belum terlepas seluruhnya, tampaknya Roni tidak sempat melepasnya karena terlalu terburu nafsu.

Akhirnya dia menyuruhku mengambil posisi telentang lagi dan dia mengangkat dua kakiku direntangkannya kedua kakiku ke arah wajahnya dan dia mulai memainkan penisnya lagi, dan kurasa dia sangat menaruh hati kepada payudaraku, karena kemudian dia mengomentari payudaraku, menurutnya keduanya indah bagaikan mangkuk. Hmm, aku sungguh menikmatinya karena suamiku sendiri tidak pernah memberi perlakuan spesial pada kedua payudaraku ini, paling dia hanya meremas-remasnya.

Tetapi apa yang dilakukan Roni benar-benar sungguh mengejutkan dan memuaskan diriku, dia menghisap putingku dan memainkannya seperti dot bayi. Hanya sebentar rasanya aku mengalami orgasme, aku merasa lelah sekali dan kehabisan nafas sampai akhirnya dia juga sampai ke situ.

Setelah itu aku merasa sangat marah dan menyesal kudorong Roni yang masih mencoba mencumbuku, kumaki dia habis-habisan. Tampaknya dia juga menyesal, dia tidak dapat berkata apa-apa. Roni kemudian hanya duduk saja sementara aku sambil menangis memakai kembali seluruh pakaianku. Aku mencoba menenangkan diri, sampai kemudian Roni mengancamku untuk tidak mengatakan hal ini kepada suamiku, dia kembali menekankan bahwa bisnis suamiku ada di tangannya karena dia adalah pembeli mayoritas sarang burung walet suamiku.

Aku membenarkannya karena suamiku pernah berkata bahwa Roni adalah koneksinya yang paling penting. Aku bingung olehnya, baru-baru ini ketika dia pulang ke kotaku, dia kembali memaksaku melakukan lagi hal serupa, bahkan dia pernah berkata bahwa suamiku sudah menyerahkan diriku padanya karena dia merasa tidak mampu lagi memuaskan diriku.

Kamis, 14 Februari 2013

Cerita Hot Dewasa - Nikmatnya Diperkosa

Cerita Hot Dewasa - Nikmatnya Diperkosa. Untuk mempersingkat waktu, maka saya akan langsung saja menceritakan cerita baru. Namun perlu diingat bahwa ini hanya sebuah cerita fiktif dan bukan cerita nyata. Dilarang keras untuk berpikir bahwa cerita ini nyata. karena cerita ini memang fiktif belaka.

Namaku Winie, umurku sudah 35 tahun dengan dua orang anak yang sudah beranjak dewasa. Waktu menikah umurku masih 19 tahun dan sekarang anakku yang paling tua sudah berumur 15 tahun sedang yang bungsu berumur 13 tahun. Kedua anakku disekolahkan di luar negeri semua sehingga di rumah hanya aku dan suami serta dua orang pembantu yang hanya bekerja untuk membersihkan perabot rumah serta kebun, sementara menjelang senja mereka pulang.
CeritaHD - Nikmatnya Diperkosa
Suamiku sebagai seorang usahawan memiliki beberapa usaha di dalam dan luar negri. Kesibukannya membuat suamiku selalu jarang berada di rumah. Bila suamiku berada di rumah hanya untuk istirahat dan tidur sedang pagi-pagi sekali dia sudah kembali leyap dalam pandangan mataku. Hari-hariku sebelum anakku yang bungsu menyusul kakaknya yang sudah lebih dulu menuntut ilmu di luar negeri terasa menyenangkan karena ada saja yang dapat kukerjakan, entah itu untuk mengantarkannya ke sekolah ataupun membantunya dalam pelajaran. Namun semenjak tiga bulan setelah anakku berada di luar negeri hari-hariku terasa sepi dan membosankan. Terlebih lagi bila suamiku sedang pergi dengan urusan bisnisnya yang berada di luar negeri, bisa meninggalkan aku sampai 2 mingguan lamanya.

Aku tidak pernah ikut campur urusan bisnisnya itu sehingga hari-hariku kuisi dengan jalan-jalan ke mall ataupun pergi ke salon dan terkadang melakukan senam. Sampai suatu hari kesepianku berubah total karena supirku. Suatu hari setibanya di rumah dari tempatku senam supirku tanpa kuduga memperkosaku.

Seperti biasanya begitu aku tiba di dalam rumah, aku langsung membuka pintu mobil dan langsung masuk ke dalam rumah dan melangkahkan kakiku menaiki anak tangga yang melingkar menuju lantai dua dimana kamar utama berada. Begitu kubuka pintu kamar, aku langsung melemparkan tasku ke bangku yang ada di dekat pintu masuk dan aku langsung melepas pakaian senamku yang berwarna hitam hingga tinggal BH dan celana dalam saja yang masih melekat pada tubuhku. Saat aku berjalan hendak memasuki ruang kamar mandi aku melewati tempat rias kaca milikku. Sesaat aku melihat tubuhku ke cermin dan melihat tubuhku sendiri, kulihat betisku yang masih kencang dan berbentuk mirip perut padi, lalu mataku mulai beralih melihat pinggulku yang besar seperti bentuk gitar dengan pinggang yang kecil kemudian aku menyampingkan tubuhku hingga pantatku terlihat masih menonjol dengan kencangnya.

Kemudian kuperhatikan bagian atas tubuhku, buah dadaku yang masih diselimuti BH terlihat jelas lipatan bagian tengah, terlihat cukup padat berisi serta, "Ouh… ngapain kamu di sini!" sedikit terkejut ketika aku sedang asyik-asyiknya memandangi kemolekan tubuhku sendiri tiba-tiba saja kulihat dari cermin ada kepalanya supirku yang rupanya sedang berdiri di bibir pintu kamarku yang tadi lupa kututup.

"Jangan ngeliatin… sana cepet keluar!" bentakku dengan marah sambil menutupi bagian tubuhku yang terbuka.

Tetapi supirku bukannya mematuhi perintahku malah kakinya melangkah maju satu demi satu masuk kedalam kamar tidurku.

"Aris… Saya sudah bilang cepat keluar!" bentakku lagi dengan mata melotot.

"Silakan ibu teriak sekuatnya, hujan di luar akan melenyapkan suara ibu!" ucapnya dengan matanya menatap tajam padaku.

Sepintas kulihat celah jendela yang berada di sampingku dan ternyata memang hujan sedang turun dengan lebat, memang ruang kamar tidurku cukup rapat jendela-jendelanya hingga hujan turun pun takkan terdengar hanya saja di luar sana kulihat dedaunan dan ranting pohon bergoyang tertiup angin kesana kemari.

Detik demi detik tubuh supirku semakin dekat dan terus melangkah menghampiriku. Terasa jantungku semakin berdetak kencang dan tubuhku semakin menggigil karenanya. Aku pun mulai mundur teratur selangkah demi selangkah, aku tidak tahu harus berbuat apa saat itu sampai akhirnya kakiku terpojok oleh bibir ranjang tidurku.

"Mas… jangan!" kataku dengan suara gemetar.

"Hua… ha… ha… ha…!" suara tawa supirku saat melihatku mulai kepepet.

"Jangan…!" jeritku, begitu supirku yang sudah berjarak satu meteran dariku menerjang tubuhku hingga tubuhku langsung terpental jatuh di atas ranjang dan dalam beberapa detik kemudian tubuh supirku langsung menyusul jatuh menindih tubuhku yang telentang.

Aku terus berusaha meronta saat supirku mulai menggerayangi tubuhku dalam himpitannya. Perlawananku yang terus-menerus dengan menggunakan kedua tangan dan kedua kakiku untuk menendang-nendangnya terus membuat supirku juga kewalahan hingga sulit untuk berusaha menciumi aku sampai aku berhasil lepas dari himpitan tubuhnya yang besar dan kekar itu. Begitu aku mendapat kesempatan untuk mundur dan menjauh dengan membalikkan tubuhku dan berusaha merangkak namun aku masih kalah cepat dengannya, supirku berhasil menangkap celana dalamku sambil menariknya hingga tubuhku pun jatuh terseret ke pinggir ranjang kembali dan celana dalam putihku tertarik hingga bongkahan pantatku terbuka. Namun aku terus berusaha kembali merangkak ke tengah ranjang untuk menjauhinya. Lagi-lagi aku kalah cepat dengan supirku, dia berhasil menangkap tubuhku kembali namun belum sempat aku bangkit dan berusaha merangkak lagi, tiba-tiba saja pinggulku terasa kejatuhan benda berat hingga tidak dapat bergerak lagi.

"Aris… Jangan… jangan… mas…" kataku berulang-ulang sambil terisak nangis.

Rupanya supirku sudah kesurupan dan lupa siapa yang sedang ditindihnya. Setelah melihat tubuhku yang sudah mulai kecapaian dan kehabisan tenaga lalu supirku dengan sigapnya menggenggam lengan kananku dan menelikungnya kebelakan tubuhku begitu pula lengan kiriku yang kemudian dia mengikat kedua tanganku kuat-kuat, entah dengan apa dia mengikatnya. Setelah itu tubuhnya yang masih berada di atas tubuhku berputar menghadap kakiku. Kurasakan betis kananku digenggamnya kuat-kuat lalu ditariknya hingga menekuk. Lalu kurasakan pergelangan kaki kananku dililitnya dengan tali. Setelah itu kaki kiriku yang mendapat giliran diikatkannya bersama dengan kaki kananku.

"Saya ingin mencicipi ibu…" bisiknya dekat telingaku.

"Sejak pertama kali saya melamar jadi supir ibu, saya sudah menginginkan mendapatkan kesempatan seperti sekarang ini." katanya lagi dengan suara nafas yang sudah memburu.

"Tapi saya majikan kamu Ris…" kataku mencoba mengingatkan.

"Memang betul bu… tapi itu waktu jam kerja, sekarang sudah pukul 7 malam berarti saya sudah bebas tugas…" balasnya sambil melepas ikatan tali BH yang kukenakan.

"Hhh mmm uuhhh," desah nafasnya memenuhi telingaku.

"Tapi malam ini bu Winie harus mau melayani saya," katanya sambil terus mendengus-denguskan hidungnya di seputar telingaku hingga tubuhku merinding dan geli.

Setelah supirku melepas pakaiannya sendiri lalu tubuhku dibaliknya hingga telentang. Aku dapat melihat tubuh polosnya itu. Tidak lama kemudian supirku menarik kakiku sampai pahaku melekat pada perutku lalu mengikatkan tali lagi pada perutku. Tubuhku kemudian digendongnya dan dibawanya ke pojok bagian kepala ranjang lalu dipangkunya di atas kedua kaki yang diselonjorkan, mirip anak perempuan yang tubuhnya sedang dipeluk ayahnya. Tangan kirinya menahan pundakku sehingga kepalaku bersandar pada dadanya yang bidang dan terlihat otot dadanya berbentuk dan kencang sedangkan tangan kanannya meremasi kulit pinggul, pahaku dan pantatku yang kencang dan putih bersih itu.

"Aris… jangan Ris… jangan!" ucapku berulang-ulang dengan nada terbata-bata mencoba mengingatkan pikirannya.

Namun Aris, supirku tidak memperdulikan perkataanku sebaliknya dengan senyum penuh nafsu terus saja meraba-raba pahaku.

"Ouh… zzzt… Euh…" desisku panjang dengan tubuh menegang menahan geli serta seperti terkena setrum saat kurasakan tangannya melintasi belahan kedua pahaku.

Apalagi telapak dan jemari tangannya berhenti tepat di tengah-tengah lipatan pahaku.

"Masss… Eee" rintihku lebih panjang lagi dengan bergetar sambil memejapkan mata ketika kurasakan jemarinya mulai mengusap-usap belahan bibir vaginaku. Tangan mas Aris terus menyentuh dan bergerak dari bawah ke atas lalu kembali turun lagi dan kembali ke atas lagi dengan perlahan sampai beberapa kali. Lalu mulai sedikit menekan hingga ujung telunjuknya tenggelam dalam lipatan bibir vaginaku yang mulai terasa berdenyut-denyut, gatal dan geli.

Tangannya yang terus meraba dan menggelitik-gelitik bagian dalam bibir vaginaku membuat birahiku jadi naik dengan cepatnya, apalagi sudah cukup lama tubuhku tidak pernah mendapatkan kehangatan lagi dari suamiku yang selalu sibuk dan sibuk. Entah siapa yang memulai duluan saat pikiranku sedang melayang kurasakan bibirku sudah beradu dengan bibirnya saling berpagut mesra, menjilat, mengecup, menghisap liur yang keluar dari dalam mulut masing-masing.

"Ouh… Winie… wajahmu cukup merangsang sekali Winie…!" ucapnya dengan nafasnya yang semakin memburu itu.

Setelah berkata begitu tubuhku ditarik hingga buah dadaku yang menantang itu tepat pada mukanya dan kemudian, "Ouh… mas…" rintihku panjang dengan kepala menengadah kebelakan menahan geli bercampur nikmat yang tiada henti setelah mulutnya dengan langsung memagut buah dadaku yang ranum itu. Kurasakan mulutnya menyedot, memagut, bahkan menggigit-gigit kecil punting susuku sambil sekali-kali menarik-narik dengan giginya.

Entah mengapa perasaanku saat itu seperti takut, ngeri bahkan sebal bercampur aduk di dalam hati, namun ada perasaan nikmat yang luar biasa sekali seakan-akan ada sesuatu yang pernah lama hilang kini kembali datang merasuki tubuhku yang sedang dalam keadaan tidak berdaya dan pasrah. "Bruk…" tiba-tiba tangan mas Aris melepaskan tubuhku yang sedang asyik-asyiknya aku menikmati sedalam-dalamnya tubuhku yang sedang melambung dan melayang-layang itu hingga tubuhku terjatuh di atas ranjang tidurku. Tidak berapa lama kemudian kurasakan bagian bibir vaginaku dilumat dengan buas seperti orang yang kelaparan. Mendapat serangan seperti itu tubuhku langsung menggelinjang-gelinjang dan rintihan serta erangan suaraku semakin meninggi menahan geli bercampur nikmat sampai-sampai kepalaku bergerak menggeleng ke kanan dan ke kiri berulang-ulang. Cukup lama mulutnya mencumbu dan melumati bibir vaginaku terlebih-lebih pada bagian atas lubang vaginaku yang paling sensitif itu.

"Aris… sudah… sudah… ouh… ampun Aar.. riss…" rintihku panjang dengan tubuh yang mengejang-ngejang menahan geli yang menggelitik bercampur nikmat yang luar biasa rasanya saat itu. Lalu kurasakan tangannya pun mulai rebutan dengan bibirnya. Kurasakan jarinya dicelup ke dalam lorong kecil kemaluanku dan mengorek-ngorek isi dalamnya.

"Ouh… Ris…" desisku menikmati alur permainannya yang terus terang belum pernah kudapatkan bahkan dengan suamiku sendiri.

"Sabar Win…, saya suka sekali dengan lendirmu sayang!" suara supirku yang setengah bergumam sambil terus menjilat dan menghisap-hisap tanpa hentinya sampai beberapa menit lagi lamanya.

Setelah puas mulutnya bermain dan berkenalan dengan bibir kemaluanku yang montok itu si Aris lalu mendekati wajahku sambil meremas-remas buah dadaku yang ranum dan kenyal itu.

"Bu Winie…, saya entot sekarang ya… sayang…" bisiknya lebih pelan lagi dengan nafas yang sudah mendesah-desah. "Eee…" pekikku begitu kurasakan di belahan pangkal pahaku ada benda yang cukup keras dan besar mendesak-desak setengah memaksa masuk belahan bibir vaginaku.

"Tenang sayang… tenang… dikit lagi… dikit lagi…"

"Aah… sak… kiiit..!" jeritku keras-keras menahan ngilu yang amat sangat sampai-sampai terasa duburku berdenyut-denyut menahan ngilunya. Akhirnya batang penis supirku tenggelam hingga dalam dibalut oleh lorong kemaluanku dan terhimpit oleh bibir vaginaku.

Beberapa saat lamanya, supirku dengan sengaja, penisnya hanya didiamkan saja tidak bergerak lalu beberapa saat lagi mulai terasa di dalam liang vaginaku penisnya ditarik keluar perlahan-lahan dan setelah itu didorong masuk lagi, juga dengan perlahan-lahan sekali seakan-akan ingin menikmati gesekan-gesekan pada dinding-dinding lorong yang rapat dan terasa bergerenjal-gerenjal itu. Makin lama gerakannya semakin cepat dan cepat sehingga tubuhku semakin berguncang dengan hebatnya sampai, "Ouhhh…"

Tiba-tiba suara supirku dan suaraku sama-sama beradu nyaring sekali dan panjang lengkingannya dengan diikuti tubuhku yang kaku dan langsung lemas bagaikan tanpa tulang rasanya. Begitu pula dengan tubuh supirku yang langsung terhempas kesamping tubuhku.

"Sialan kamu Ris!" ucapku memecah kesunyian dengan nada geram.

Setelah beberapa lama aku melepas lelah dan nafasku sudah mulai tenang dan teratur kembali.

"Kamu gila Ris, kamu telah memperkosa istri majikanmu sendiri, tau!" ucapku lagi sambil memandang tubuhnya yang masih terkulai di samping sisiku.

"Bagaimana kalau aku hamil nanti?" ucapku lagi dengan nada kesal.

"Tenang bu Winie.., saya masih punya pil anti hamil, bu Winie." ucapnya dengan tenang.

"Iya… tapi kan udah telat!" balasku dengan sinis dan ketus.

"Tenang bu… tenang… setiap pagi ibu kan selalu minum air putih dan selama dua hari sebelumnya saya selalu mencampurkan dengan obatnya jadi bu Winie enggak usah khawatir bakalan hamil bu," ucapnya malah lebih tenang lagi.

"Ouh… jadi kamu sudah merencanakannya, sialan kamu Ris…" ucapku dengan terkejut, ternyata diam-diam supirku sudah lama merencanakannya.

"Bagaimana bu Winie…?"

"Bagaimana apanya? Sekarang kamu lepasin saya Ris…" kataku masih dengan nada kesal dan gemas.

"Maksudnya, tadi waktu di Entotin enak kan?" tanyanya lagi sambil membelai rambutku.

Wajahku langsung merah padam mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh supirku, namun dalam hati kecilku tidak dapat kupungkiri walaupun tadi dia sudah memperkosa dan menjatuhkan derajatku sebagai majikannya, namun aku sendiri turut menikmatinya bahkan aku sendiri merasakan organsime dua kali.

"Kok ngak dijawab sich!" tanya supirku lagi.

"Iya..iya, tapi sekarang lepasin talinya dong Aris!" kataku dengan menggerutu karena tanganku sudah pegal dan kaku.

"Nanti saja yach! Sekarang kita mandi dulu!" ucapnya sambil langsung menggendong tubuhku dan membawa ke kamar mandi yang berada di samping tempat ranjangku. Tubuhku yang masih lemah lunglai dengan kedua tangan dan kakiku yang masih terikat itu diletakkan di atas lantai keramik berwarna krem muda yang dingin tepat di bawah pancuran shower yang tergantung di dinding. Setelah itu supirku menyalakan lampu kamar mandiku dan menyalakan kran air hingga tubuhku basah oleh guyuran air dingin yang turun dari atas pancuran shower itu. Melihat tubuhku yang sudah basah dan terlihat mengkilat oleh pantulan lampu kamar mandi lalu Aris supirku berjongkok dekatku dan kemudian duduk di sampingku hingga tubuhnya pun turut basah oleh air yang turun dari atas.

Mata supirku yang memandangiku seperti terlihat lain dari biasanya, dia mulai mengusap rambutku yang basah ke belakang dengan penuh sayang seperti sedang menyayang seorang anak kecil. Lalu diambilnya sabun Lux cair yang ada di dalam botol dan menumpahkan pada tubuhku lalu dia mulai menggosok-gosok tubuhku dengan telapak tangannya. Pinggulku, perutku lalu naik ke atas lagi ke buah dadaku kiri dan kemudian ke buah dadaku yang kanan. Tangannya yang terasa kasar itu terus menggosok dan menggosok sambil bergerak berputar seperti sedang memoles mobil dengan cairan kits. Sesekali dia meremas dengan lembut buah dada dan punting susuku hingga aku merasa geli dibuatnya, lalu naik lagi di atas buah dadaku, pundakku, leherku lalu ke bahuku, kemudian turun lagi ke lenganku.

"Ah… mas…" pekikku ketika tangannya kembali turun dan turun lagi hingga telapak tangannya menutup bibir vaginaku.

Kurasakan telapak tangannya menggosok-gosok bibir vaginaku naik turun dan kemudian membelah bibir vaginaku dengan jemari tangannya yang lincah dan cekatan dan kembali menggosok-gosokkannya hingga sabun Lux cair itu menjadi semakin berbusa.

Setelah memandikan tubuhku lalu dia pun membasuh tubuhnya sendiri sambil membiarkan tubuhku tetap bersandar di bawah pancuran shower. Usai membersihkan badan, supirku lalu menggendongku keluar kamar mandi dan menghempaskan tubuhku yang masih basah itu ke atas kasur tanpa melap tubuhku terlebih dahulu.

"Saya akan bawakan makanan ke sini yach!" ucapnya sambil supirku melilit handuk yang biasa kupakai kepinggangnya lalu ngeloyor ke luar kamarku tanpa sempat untuk aku berbicara. Sudah tiga tahun lebih aku tidak pernah merasakan kehangatan yang demikian memuncak, karena keegoisan suamiku yang selalu sibuk dengan pekerjaan. Memang dalam hal keuangan aku tidak pernah kekurangan. Apapun yang aku mau pasti kudapatkan, namun untuk urusan kewajiban suami terhadap istrinya sudah lama tidak kudapatkan lagi.

Entah mengapa perasaanku saat ini seperti ada rasa sedang, gembira atau.. entah apalah namanya. Yang pasti hatiku yang selama ini terasa berat dan bosan hilang begitu saja walaupun dalam hati kecilku juga merasa malu, benci, sebal dan kesal. Supirku cukup lama meninggalkan diriku sendirian, namun waktu kembali rupanya dia membawakan masakan nasi goreng dengan telor yang masih hangat serta segelas minuman kesukaanku. Lalu tubuhku disandarkan pada teralis ranjang.

"Biar saya yang suapin bu Winie yach!" ucapnya sambil menyodorkan sesendok nasi goreng yang dibuatnya.

"Kamu yang masak Ris!" tanyaku ingin tahu.

"Iya, lalu siapa lagi yang masak kalau bukan saya, kan di rumah cuma tinggal kita berdua, si Wati kan udah saya suruh pulang duluan sebelum hujan tadi turun!" kata supirku.

"Ayo dicicipi!" katanya lagi.

Mulanya aku ragu untuk mencicipi nasi goreng buatannya, namun perutku yang memang sudah terasa lapar, akhirnya kumakan juga sesendok demi sesendok. Tidak kusangka nasi goreng buatannya cukup lumanyan juga rupanya. Tanpa terasa nasi goreng di piring dapat kuhabisi juga.

"Bolehkan saya memanggil bu Winie dengan sebutan mbak?" tanyanya sambil membasuh mulutku dengan tissue.

"Boleh saja, memang kenapa?" tanyaku.

"Engga apa-apa, biar enak aja kedengaran di kupingnya."

Kalau saya boleh manggil Mbak Winie, berarti bu Winie eh… salah maksudnya Mbak Winie, panggil saya Bang aja yach!" celetuknya meminta.

"Terserah kamu saja " kataku.

"Sudah nggak capai lagi kan Mbak Winie!" sahut supirku.

"Memang kenapa!?" tanyaku.

"Masih kuatkan?" tanyanya lagi dengan senyum binal sambil mulai meraba-raba tubuhku kembali.

Aku tidak memberi jawaban lagi, hanya menunduk malu, tadi saja aku diperkosanya malah membuatku puas disetubuhinya apalagi untuk babak yang kedua kataku dalam hati. Sejujurnya aku tidak rela tubuhku diperkosanya namun aku tidak mampu untuk menolak permintaannya yang membuat tubuhku dapat melayang-layang di udara seperti dulu saat aku pertama kali menikah dengan suamiku.

TAMAT

Minggu, 03 Februari 2013

Cerita Hot Dewasa - Perawan Siswi Primadona

Cerita Hot Dewasa - Perawan Siswi Primadona. Hari telah senja awan mendung pun mulai menyelimuti kota metropolitan ini membuat suasana semakin gelap, disaat itu di sebuah SMU Negeri terkenal dikota itu nampak gadis-gadis membubarkan diri dari sebuah ruang aula olahraga. Mereka mengakhiri latihan rutin paduan suaranya. Tawa dan canda khas gadis-gadis SMU mengiringi mereka bubar, satu demi satu mereka keluar dari halaman sekolah yang telah gelap itu. Sementara itu suara gunturpun terdengar pertanda hujan akan segera turun. Ada yang dijemput oleh orangtuanya, adapula yang membawa mobil pribadi, dan ada juga yang menggunakan angkutan umum.
CeritaHD - Perawan Siswi Primadona
Aku sangatlah hafal dengan aktifitas anak-anak SMU ini, karena memang sudah hampir sebulan ini aku bekerja sebagai tukang cat disekolah ini. Usiaku memang sudah tidak muda lagi, saat ini aku berusia 48 tahun. Aku adalah seorang duda, istriku sudah lama minggat meninggalkanku setelah mengetahui aku tengah melakukan hubungan intim dengan keponakannya.

Reputasiku sebenarnya lebih banyak didunia hitam, dulu aku dikenal sebagai seorang germo yang aku sambi dengan berdagang ganja. Namun beberapa bulan yang lalu semua para wanita yang aku jajakan terkena razia dan kemudian bisnis ganjaku hancur setelah kurir yang biasa membawa ganjaditembak mati oleh aparat.

Di sekolah ini aku tidaklah sendirian aku masuk bekerja dengan sahabatku yang bernama Charles yang seorang residivis kambuhan. Usianya tidak begitu jauh denganku yaitu 46 th, perawakannya tinggi besar rambutnya panjang dan kumal. Kami berdua sengaja hidup berpindah-pindah tempat. Kami bukanlahpekerja tetap di sekolah ini, kami hanya mendapat order untuk mengerjakan pengecatan kusain-kusain pintu-pintu kelas disekolah ini.

Kami tidak dibayar mahal namun kami memiliki kebebasan untuk tinggal dilingkungan sekolah ini. Maklumlah kami adalah perantau yang hidup nomaden.Diantara gadis-gadis tadi, ada salah seorang yang paling menonjol. Akusangatlah hafal dengannya. Karena memang dia cantik, lincah dan aktif dalam kegiatan sekolah, sehingga akupun sering melihat dia mondar-mandir di sekolahan ini.

Adinda Wulandari namanya. Postur tubuhnya mungil, wajahnya cantik dan imut-imut, kulitnya putih bersih serta wangi selalu, rambutnya ikal panjang sebahu dan selalu diikat model ekor kuda. Penampilannyapun modis sekali, seragam sekolah yang dikenakannya selalu berukuran ketat, rok seragam abu-abunya berpotongan sejengkal diatas lutut sehingga pahanyayang putih mulus itu terlihat, ukuran roknyapun ketat sekali membuat pantatnya yang sekal itu terlihat menonjol, sampai-sampai garis celana dalamnyapun terlihat jelas melintang menghiasi lekuk pantatnya, tak lupa kaos kaki putih selalu menutupi betisnya yang putih mulus itu.

Tidak bisa kupungkiri lagi aku tengah jatuh cinta kepadanya. Namunperasaan cintaku kepada Adinda lebih didominasi oleh nafsu sex semata.Gairahku memuncak apabila aku memandanginya atau berpapasan dengannyadisaat aku tengah bekerja di sekolah ini. Ingin aku segera meyetubuhinya.Banyak sudah pelacur-pelacur kunikmati akan tetapi belum pernah akumenikmati gadis perawan muda yang cantik dan sexy seperti Adinda ini. Akuingin mendapatkan kepuasan itu bersama dengan Adinda.

Informasi demi informasi kukumpulkan dari orang-orang disekolah itu,dari penjaga sekolah, dari tukang parkir, dari karyawan sekoah. Darimerekalah aku mengetahui nama gadis itu. Dan dari orang-orang itupun akutahu bahwa Adinda adalah seorang siswi yang duduk di kelas 2, umurnyabaru 16 tahun. Beberapa saat yang lalu dia merayakan hari ulang tahunnyayang ke-16 di kantin sekolah ini bersama teman-temannya sekelas.

Diapun termasuk siswi yang berprestasi, aktif dalam kegiatan paduan suara danpaskibra disekolah ini. Dan yang informasi terakhir yang kudapat bahwadia ternyata adalah salah seorang finalis foto model yangdiselenggarakan oleh sebuah majalah khusus untuk remaja putri terkenal dinegeri ini dan bulan depan dia akan mengikuti seleksi tahap akhir.

Kini disaat sekolah telah sepi salah satu dari gadis-gadis anggotapaduan suara tadi itu tengah merintih-rintih dihadapanku. Dia adalah gadisyang terakhir kalinya masih tersisa didalam sekolah ini, yang sedangasyik bercanda ria dengan temannya melalui HP-nya, semetara yang lainnyatelah meninggalkan halaman sekolah.

Beberapa menit yang lalu melalui sebuah pergulatan yang tidak seimbangaku telah berhasil meringkusnya dengan mudah, kedua tangannya kuikatdengan kencang kebelakang tubuhnya, dan mulutnya kusumpal dengan kaingombal. Setelah itu kuseret tubuhnya ke bangsal olahraga yang berada dibagian belakang bangunan sekolah ini.

Tidak salah salah lagi gadis itu adalah Adinda Wulandari, gadis cantiksang primadona sekolah ini yang telah lama kuincar. Aku sangat hafaldengan kebiasaannya yaitu menunggu jemputan supir orang tuanya dikalaselesai latihan sore dan sang supir selalu terlambat datang setengah jamdari jam bubaran latihan. Sehingga dia paling akhir meninggalkan halamansekolah. Kini dia meringkuk dihadapanku, dengan tangisannya yang teredam olehkain gombal yang kusumpal di mulutnya.

Sepertinya dia memohon-mohon sesuatu padaku tetapi apa peduliku, air matanya nampak mengalir deras membasahi wajahnya yang cantik itu. Sesekali nampak dia meronta-ronta mencoba melepaskan ikatan tali tambang yang mengikat erat di kedua tangannya, namun sia-sia saja, aku telah mengikat erat dengan berbagai simpul.

CeritaHD - Perawan Siswi Primadona
Posisinya kini bersujud dihadapanku, tangisannya kian lama kian memilukan, aku menyadari sepenuhnya bahwa dia kini tengah berada dalam rasa keputusasaan dan ketakutan yang teramat sangat didalam dirinya. Kunyalakan sebatang rokok dan kunikmati isapan demi isapan rokok sambil kutatap tajam dan kupandangi tubuh gadis cantik itu, indah nian tubuhnya, kulitnya putih bersih, pantatnya sekal berisi.

Kunikmati rintihan dan tangis gadis cantik yang tengah dilanda ketakutan itu, bagai seseorang yang tengah menikmati alunan musik didalam ruangan sepi. Suara tangisnya yang teredam itu memecahkan kesunyian bangsal olahraga di sekolah yang tua ini. Sesekali dia meronta-ronta mencoba melepaskan tali ikatan yang mengikat kedua tangannya itu.

Lama kelamaan kulihat badannya mulai melemah, isak tangisnya tidak lagi sekeras tadi dan sekarang dia sudah tidak lagi meronta-ronta mungkin tenaganya telah habis setelah sekian lamanya menagis meraung-raung dengan mulutnya yang telah tersumbat. Sepertinya didalam hatinya dia menyesali, kenapa Heru supirnya selalu terlambat menjemputnya, kenapa tadi tidak menumpang Desy sahabat karibnya yang tadi mengajaknya pulang bareng, kenapa tadi tidak langsung keluar dari lingkungan sekolah disaat latihan usai, kenapa malah asyik melalui HP bercanda ria dengan Fifi sahabatnya. Yah, semua terlambat untuk disesali pikirnya, dan saat ini sesuatu yang mengerikan akan terjadi pada dirinya.